Ch.04 Kekuatan Penuh Taurus

3 0 0
                                    

Taurus sampai di depan pintu Aula Utama dari Aula Tetua. Terlihat jelas dari depan Aula Utama, banyak jasad Tetua yang tergeletak di lantai ditemani oleh bau amis darah dari dalam Aula Utama.

Tidak ingin menunda waktu terlalu lama Taurus langsung membuka pintu itu , dan hal yang pertama ia lihat adalah Tetua Agung yang sudah terluka parah dan seorang pemuda yang mencoba menyerang Tetua Agung untuk mengakhirinya.

"Tetua! Hentikan semua ini, Guardians Aura!"

Taurus mengarahkan Auranya kepada pemuda itu, dan dengan cepat menyelamatkan Tetua Agung yang sudah tak berdaya.

"Tetua Agung! Apa yang terjadi!?"

Tubuh Tetua Agung dipenuhi luka sayatan dan goresan yang menyebabkan ia kehilangan banyak darah, sampai membuat wajahnya menjadi pucat tak berwarna.

"Taurus, kuserahkan kepemimpinan Tetua padamu... Kau harus berjanji.. untuk menjaga Aula Tetua ini..."

Nafas Tetua Agung mulai melemah, bahkan untuk berbicara saja ia mulai kesulitan.

"Hentikan, jangan bicara lagi! Aku akan membawamu pergi, bertahanlah sebentar!"

Taurus mencoba membawa Tetua Agung pergi dari Aula Utama, tetapi ia melupakan satu hal yang penting.

"Aku masih berada disini!"

Tebasan pisau melewati leher Taurus dan hampir memotongnya menjadi dua bagian. Andaikan Taurus tidak dalam pengaruh Guardians Aura ia pasti tidak akan seberuntung itu menghindari serangan fatal yang ditujukan padanya.

Taurus sebenarnya tidak ingin melawan pemuda misterius itu karena keadaan Tetua Agung yang sudah sangat kritis. Namun semakin ia mencoba pergi pemuda itu juga jadi semakin ingin membunuhnya dan hampir berhasil melakukannya.

Taurus akhirnya terjebak dalam situasi kritis dimana ia harus segera membawa Tetua Agung keluar untuk diobati, tetapi ditahan oleh seorang pemuda haus darah yang ada di hadapannya.

~•~

Leo sudah berada dalam setengah perjalanan kembali ke kota Sodcha, ia memutuskan untuk berhenti dan beristirahat sejenak di dekat Hutan Terlarang. Ingatan tentang Rose membuatnya tidak bisa tenang dan Gelisah tak menentu, hatinya terasa sesak ketika gambaran memori tentang Rose muncul bergantian dalam pikirannya.

"Hey, apa kau melihatku di atas sana? Aku berhasil mewujudkan impian kita"

Leo tertawa singkat, tidak ada kebahagiaan dalam tawanya, hanya tawa kosong dan hampa.

Air mata mulai membasahi pipi Leo saat dia semakin larut dalam kenangannya bersama Rose. Banyak kenangannya bersama Rose kembali terbuka, bahkan yang sudah ia lupakan sekalipun  kembali teringat secara bergantian.

"Rose, aku merindukanmu"

Leo tak kuasa membendung kesedihannya dan meluapkan yang ia rasakan. Suara tangis mengisi kekosongan dan keheningan disekitar pepohonan rindang, hanya bunyi daun yang bergesekan dan serangga penghuni hutan yang menemani suara tangisan itu.

"Ah, untunglah aku masih punya pedang ini bersamaku..."

Leo memegang pundaknya kemudian turun ke punggungnya.

"Tunggu!? Aku meninggalkannya!"

Air mata tiba-tiba menghilang dari pipi Leo, Pemuda itu kini terlihat panik dan langsung berlari kembali menyusuri jalur yang sudah ia lewati sebelumnya.

Tepat setelah Leo menghilang seorang kakek tua muncul di tempat Leo beristirahat sebelumnya.

Kakek itu memegang sebuah pedang patah yang memiliki ukiran mawar di gagangnya. Pedang itu adalah pedang milik Rose, pedang yang juga dicari oleh Leo, yang Leo pikir ia tinggalkan di Aula Tetua.

"Pedang ini cukup bagus, pemilik sebelumnya juga sangat cantik dan manis, hehehe pasti rasa pedang ini semanis pemilik sebelumnya, Hahaha!" Kakek itu mencium gagang pedang tersebut dan menjilatnya beberapa kali.

Setelah mencium dan menjilat pedang tersebut, kakek itu mengayun-ayunkan pedang tersebut dengan riang sambil berjalan kembali memasuki bagian dalam Hutan Terlarang.

~•~

Pertarungan antara Taurus dan pemuda misterius itu masih berlanjut, Taurus mengetahui bahwa pemuda itu memiliki banyak trik yang belum ia keluarkan sehingga membuat Taurus harus berhati-hati terhadap serangannya dan terus menjaga Tetua Agung bersamanya.

Pemuda itu terus menerus memainkan pisaunya untuk menyerang Taurus sambil mencari celah untuk meninggalkan luka di tubuh Taurus, tetapi setiap serangan yang ia berikan selalu ditahan Taurus dengan Kapak besar miliknya.

"Taurus, kau.. harus mengalahkan Pemuda itu.. atau kita, um..at manusia.. akan musnah!"

Ucapan Tetua Agung membuat Taurus sadar bahwa dia tidak bisa menemani pemuda itu bermain lebih lama lagi. Ia kemudian menaruh Tetua Agung ke lantai dibelakangnya sebelum menarik Pedang Besar yang ada di punggungnya.

"Maafkan aku nak, sepertinya waktu bermainmu habis sampai disini, Guardians Aura! True Power!"

Selesai berkata demikian Taurus mengeluarkan Aura yang sesaat membentuk seekor banteng besar dibelakangnya, Aura itu kemudian perlahan masuk ke Pedang dan Kapak besar milik Taurus membuatnya bersinar terang berwarna kecoklatan.

"Akan ku akhiri permainanmu ini!"

Taurus menebas pemuda itu dengan Kapak dan Pedangnya secara bergantian, setiap tebasan menghasilkan Gelombang energi yang memotong apapun yang gelombang tersebut hantam.

Pemuda itu tidak banyak berbicara dan hanya menghindari setiap serangan Taurus dengan cepat.

"Kupikir kau adalah yang terkuat, tapi ternyata itu hanya berlaku untuk pertahanan, dan bukan serangan"

Dengan cepat pemuda itu mengubah alur serangannya menjadi lebih cepat dan sulit ditebak dari sebelumnya, membuat Taurus kesusahan untuk menahannya bahkan dengan kekuatan terkuat Taurus sekalipun.

Akibat dari pertarungan Taurus dan Pemuda misterius itu Aula Utama menjadi berantakan, sebagian besar hancur akibat pertempuran sengit Taurus dan sebagian lainnya karena serangan gelombang dari Taurus yang tidak mengenai sasaran.

"Kau sudah puas menyerang? Dari tadi aku hanya main-main denganmu, aku sudah bosan jadi akan ku akhiri ini dengan cepat"

Pemuda itu berdiri sambil mengacungkan pisaunya dihadapan Taurus yang sedang kelelahan dan mencoba mengumpulkan kembali tenaganya.

"Kuharap kau tak menyesali perbuatanmu ini!"

Taurus melepaskan Gelombang kejut besar sebelum bergerak dalam kecepatan tinggi menyerang pemuda itu dengan Kapak dan Pedangnya.

Kecepatan serangan Taurus sangat tinggi sampai-sampai Pemuda itu hanya bisa bertahan dari setiap serangan yang diberikan oleh Taurus. Setiap serangan itu sendiri terasa sangat berat dan sangat susah untuk orang  biasa bisa bertahan darinya.

Setelah menyerang secara membabi buta kecepatan Taurus kembali pada kecepatan normalnya bahkan sedikit lebih lambat dari sebelumnya.

"Tak kusangka kau masih bisa bertahan dari itu... kurasa aku akan menyusul para Tetua yang ada disini..."

Taurus tersenyum tipis, ia tidak menduga serangan kejutannya belum cukup untuk mengalahkan pemuda yang ada dihadapannya saat ini.

"Ku akui kau cukup hebat dengan menyerangku seperti barusan, jika aku tak berhati-hati mungkin aku yang akan berada di posisimu sekarang."

Pemuda itu mengakui bahwa serangan yang dilancarkan oleh Taurus tadi sangat menakjubkan andai ia tak memasang kewaspadaan yang tinggi dari awal mungkin ia tak akan selamat dari serangan tadi.

"Hehehe, tetapi pada akhirnya itu tidaklah cukup untuk mengalahkanmu, kurasa inilah akhirnya untukku..."

Taurus batuk berdarah di akhir kalimatnya, ia hanya memejamkan matanya dan pasrah menerima serangan yang diberikan oleh pemuda itu.

"Apakah sudah selesai? Kenapa aku tak merasakan apapun?"

Taurus membuka kembali matanya, dan mendapati seorang Raja yang berapi-api dengan cepat melindunginya.

"Tak kusangka kau yang akan menyelamatkanku disaat seperti ini"

Taurus hanya tertawa singkat sebelum ia kehilangan kesadarannya.

Guardians: Legend Of LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang