Terakhir

1 1 0
                                    

#Armeta#

Saat aku terbangun, aku mendapati diriku didalam kamarku. Pintu terbuka dan kak Arman menghampiriku dengan membawa sarapan.

"Ini, kau semalaman sampai saat ini belum makan apa-apa kan. Nah makan!"
"Kak, apa kak Andre tidak mengatakan apa-apa?"
"Kenapa kau menanyakan itu? Apa terjadi sesuatu?"
"Aku mengingatnya kak. Kakak masih ingat tentang siapa yang menenangkanku saat aku bersembunyi dibawah jembatan, anak laki-laki itu adalah kak Andre, kak!"

[Ada apa denganku? Tiba-tiba saja airmataku berlinang. Bukan menangis tapi aku bahagia karena aku sudah menemukan dia]

"Syukurlah, kau sudah mengingatnya!"
"Apa kakak sudah mengetahuinya? Kenapa kakak tidak memberitahuku sejak awal!"
"Karena kau terlalu cinta dengan julukan *Nona Tsundere*. Jadi aku tak bisa memberitahukan ya padamu, maaf!"
"Emm, ini adalah salahku kak. Terimakasih ya kak!"
"Jadi, bagaimana keputusanmu? Apa tetap sama sebelum kau mengingatnya?"
"Ouh ayolah kak, pikiran manusia itu mudah berubah-ubah sesuai dengan kebenaran yang ia yakini. Benarkan!"
"Yahh, ini baru adikku yang ceria. Oh yaa, ibu dan ayah akan pulang besok saat kakak lulusan dan rencananya mereka akan langsung kesana. Jadi kau tak perlu menjemputnya dan kau akan jadi waliku untuk sementara, mau?"
"Apa aku sudah tampak tua hingga disuruh untuk jadi wali kakak?"
Kami tertawa terbahak-bahak mendengar ocehan ku, aku tak akan pernah melupakan kenangan indah ini terutama kenangan dengan Kak Andre.

Hari demi hari kami lalui, hingga kami PAS dan kakakkelas 12 Ujian Sekolah. Sampai beberapa Minggu lagi mereka kelas 12 akan lulus dan keluar dari sekolah ini.

[Apa aku mampu mengungkapkam semuanya pada kak Andre?]

Yahhh setelah PAS dan liburan panjang aku latihan selama liburan untuk Acara kelulusan kakakkelas 12. Kalian tau? Aku ikut ekskul padus, yahhh aku harus berusaha keras untuk hari spesial kakakku dan mungkin aku akan mengungkapkannya pada kak Andre saat itu.

Hari kelulusan kelas 12 telah tiba.

#Armada#

Armeta menghampiriku dengan kostum padusnya.

"Hei kak Arman, apa aku yang seperti akan jadi walimu sampai ayah ibu datang?"
"Yaps, karena kalau tak ada orangtua kaulah satu-satunya keluarga yang kupunya, Armeta!"
"UMM UMM, doakan aku agar tak gugup saat padus dan saat mengungkapkan padanya, kak!"
"Itu pasti!"
"Dah kak, nanti kita bertemu lagi!"
"Semangat untukmu,"

[Kau sudah tumbuh dewasa ya, Armeta!]

Aku melihat Andre, Fahmi, Thania dan Rindy. Aku menghampiri mereka.

"Yoo, bagaimana kabar kalian? Hari ini adalah hari yang harus selalu kau ingat Andre!"
Aku menatap mata Andre dengan serius. Sepertinya yang lain agak tak mengerti saat aku mengatakan hal itu.

"Yahh yang paling utama, jangan saling melupakan, okeh?"
"Hahaha apasih kamu Armada. Kata-katamu itu berantakan tau!"
Kami berlima tertawa terbahak-bahak.

[Armeta, buatlah kenangan yang selalu kau ingat bersama Andre! Dan jangan lagi melupakan seseorang yang berharga bagimu.]

"Ada apa, Mada?" Andre tiba-tiba menanyaiku.
"Armeta akan tampil padus. Ayo kita tonton!"
"Hei Mada. Bagimu, tempat yang disukai Meta dimana?"
"Kau kan yang ingin mengajaknya keluar. Jadi kau yang memutuskannya, Pikirkan sendiri!"
"Aku sudah merancang sebuah ruangan untuknya. Apa menurutmu ruangan itu yang disukai oleh Meta?"
"Yahh kalau kau yakin, pasti akan terjadi!"

"Hey kalian. Fahmi, Thania, dan Rindy. Mungkin misi kita berakhir hari ini!"

"Wahhh syukurlah!"
Jawaban mereka serempak

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 06, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Meta dan AndreWhere stories live. Discover now