Meta dan Andre

Ketiga

#Andre#

[Apa yang harus kulakukan?
Bahkan para guru mengatakan semua itu. Apa aku harus memutuskan hubunganku dengannya? Kalau ini yang terbaik bagi Meta, mungkin aku akan melakukannya.

Bel pulang sekolah berbunyi.

Aku menjemput Meta dikelasnya seperti biasa, aku ingin membicarakan sesuatu pada Meta. Saat ini kah? Lebih cepat mungkin itu lebih baik.

"Hai Met,"
"Kak Andre sudah jemput nih, aku balik dulu ya Rindy Thania,"

"Dah Armeta,"
"Dah Meta,"

Mata Thania menuju padaku, mungkin itu mengisyaratkan apa solusiku untuk masalah Meta. Aku mengangguk tanda aku punya solusinya dan Thania seakan tau apa yang akan aku lakukan dengan wajahnya yang sedikit cemas. Tapi ini yang terbaik bagi Meta. Terimakasih Thania.

"Kita jalan-jalan dulu yuk Met,"
"Baiklah kak,"

Sesampainya aku dan Meta di taman, kami menghampiri tempat duduk yang ada di taman dan mengajak Meta untuk duduk disebelahku.. tak biasanya taman ini sepi. Mungkin aku langsung ke to the point

"Met, aku ingin putus denganmu,"
"Hahah kak Andre bercanda?"
Aku menatap Meta dengan serius dan mungkin Meta menyadari isyaratku..

"Kenapa kak?"
"Aku sudah terlalu bosan melihatmu, mengajakmu kencan, semuanya darimu sangat membosankan Met,"

[Maafkan aku Meta, mungkin ini yang terbaik.]

"Kalau begitu kenapa kakak awalnya menyatakan perasaan kakak padaku kalau pada ujungnya seperti ini? Aku sungguh tak percaya, bahkan aku sudah muak untuk mempercayai semua orang. Kak Armada, Rindy, bahkan sekarang kak Andre. Baiklah, kak Andre yakin ingin memutuskan hubungan denganku?"

Aku bisa melihat airmata Meta hendak turun. Aku ingin memeluknya tapi aku yakin kalau semua ini demi Meta.

"Iya, aku begitu yakin dengan keputusanku."
"Mungkin ini yang terakhir kak, aku harap tak akan pernah merasakan ini lagi. Selamat tinggal kak,"

Begitu menyakitkan kalau Meta yang mengatakan itu. Mungkin Meta yang paling tegar diantara kami, dia yang hendak menangis setelah mendengar keputusanku dia menahan tangisannya dan setelah dia mengatakan Selamat Tinggal airmataku yang hendak turun. Aku tak akan menyesalinya, ini yang terbaik bagiku dan Met.

#Armeta#

Aku tak percaya kak Andre memutuskan hubungannya denganku? Kenapa? Kukira cinta pertama akan berakhir di pelaminan dan cinta pertama adalah cinta akhir hayat. Ah bullshit semua. Sebenarnya aku garela diputusin kak Andre hanya karena BOSAN, padahal baru beberapa bulan sudah mau putusin hubungan? Ah sudahlah kogk malah maki-maki orang. Pulang, mandi, belajar dan langsung tidur mungkin itu yang terbaik.

Keesokannya, pagi banget aku berangkat biar ga ketahuan sama kak Armada..

"Tumben berangkat jam 5? Emang ada piket? Atau jadwal khusus?"
Suara kak Armada mengagetkanku.. duh Gusti kak Armada.. kenapa pake ngageti Meta sih.

"Eh kak Arman, hehehe ada jadwal khusus untukku hari ini,"
"Kalau gamau boong jangan boong ih.. ketahuan tuh boongnya. Ada apa Meta? Si Andre mutusin kamu ya?"

Bagaimana kak Arman tau? Apa semua ini sudah direncanakan? Ulangtahunku masih lama..

"Kakak gosip seperti itu darimana kak?"
"Si Andre yang ngasih tau kakak kalau dia ingin mutusin kamu. Dia tanggungjawab kan? Mau macarin ijin dulu.. mau mutusin juga ijin dulu. Tuh bocah memang sopan banget idaman banget dah,"
"Kakak manas-manasin Meta?"
"Ya enggak. Pasti dia mutusin kamu karena ada alasan sangat kuat dibaliknya,"
Dengan yakin sekali kak Armada mengatakan itu.
"Kak Andre beralasan kalau dia sudah bosen sama Meta,"
"Itu boong lah Met.. mana ada orang yang bosen sama nona Tsundere yang hobinya belajar dan semenjak mengenal seseorang telah merubah sedikit demi sedikit sifatmu. Itulah Andre, dia galakan memutuskan hubungan denganmu tanpa alasan. Percayalah pada Andre, mungkin dia melakukan semua itu untuk kebaikanmu sendiri tanpa kau sadar. Sudahlah kakak mau mandi dulu, hati-hati dijalan adekku Meta!"