Chapter 3

559 57 6
                                    

Yerin tengah melihat pakaiannya, yang sudah berserakan di lantai kamar tersebut. Saat ia mendengar deru decakan air kamar mandi, ia tau bahwa laki-laki itu tengah mandi. Saat itupun ia merasa bahwa ia telah kotor sepenuhnya.
Tak dapat membendung perasaan sakitnya, air matanya jatuh tak terhitung berapa lama ia sudah menangis.
Mengingat dirinya tak suci lagi, dan menyesal menyalahkan diri sendiri, mengapa ia bisa menerima perlakuan ini semua?.
Hatinya yang rapuh, hina, dan penuh tekanan. Ia sungguh sangat sangat menyesal, isakan yerin mampu membuat seluruh ruangan dipenuhi suara tangisnya. Rasa hinanya dan menyesalnya lebih kuat daripada rasa sakit dan perih dibagian tubuhnya yang telah dijamah dan dirusak oleh laki-laki brengsek yang ia pun tak mengenalnya sama sekali.

Ya Tuhan cobaan apalagi yang diberikan oleh Yerin.

Tak mau lama berada di ruangan kotor itu, yerin segera berangkat dari ranjang yang terlihat menjijikan baginya.

"agghh..."
Ya, saat kaki-kakinya mulai menapak di lantai, dapat ia rasakan perih dibagian kewanitaannya. Sadar akan hal itu, ia makin menangis kembali, hatinya telah hancur berkeping-keping.

Terus menangis sambil mengambil pakaian-pakaiannya, pikiran yang kacau, ia mulai memakai dalamannya kembali, serta memakai kembali pakaiannya. Tak peduli dengan tubuh kotornya, ia mulai mengambil tas dan menuju pintu keluar.

Tanpa pikir panjang, ia melangkah dengan tatih-tatih, sambil terus menangis, ia tak peduli rambutnya yang sudah seperti orang gila, jalannya yang sudah tak beraturan menahan perih di "bagiannya". Ia terus melangkah keluar.

Beruntungnya pintu kamar laki-laki itu tidak dikunci, dan ia menuju lift, banyak sekali pelayan hotel melihatnya yang sangat kacau, ada juga bisik2 yang membuat yerin yakin, bahwa mereka sedang menilai yerin wanita jalang. Rasa malu tak dapat ia rasakan lagi, ia hanya bisa terus menahan sakit dan menangis.

Iya benar, yerin sekarang berada di hotel terkenal di Paris, dengan berbasis kemewahan di dalam maupun di luarnya, tapi itu tak membuat hati yerin tenang, karena menurutnya yang tinggal ditempat seperti ini adalah orang brengsek kaya yang hanya menghamburkan uang demi kesenangannya sendiri.

Yerin segera menuju pintu keluar hotel, tanpa peduli melihat resepsionis, pelayan, maupun staf-staf melihatnya, dengan tatapan yang mencurigakan, tapi ada juga yang tetap tidak peduli, mengabaikan dirinya.

Tak kuat berjalan jauh, ia mendekati salah satu staf disana.

"Permisi, hikss... Tolong saya"

"Ya? Ada bisa dibantu nona?"
Staf yang sedang bertanya, seperti acuh tak acuh, karena takut masalah seperti ini, akan menimbulkan dampak bagi hotel mereka yang sudah amat terkenal.

"Hiksss..... Saya ..... Hiksss..... Saya minta tolong carikan saya taksi.... hikss... Saya mohon"
yerin tampak menangis dari pandangan mereka-mereka yang masih menatapnya.

"Tenang nona, kami akan carikan taksi untuk nona"
Dengan siaga staf tersebut mencari taksi, walaupun taksi jauh dari tempat pintu keluar hotel.

Tampak dari kejauhan, taksi pun datang, dan langsung berhenti didepan yerin.
"Silahkan nona"
Supir taksi tersebut tengah membuka kaca jendela mobil, dan membukakan pintu belakang mobil.
Yerin hanya bisa naik pelan-pelan taksi tersebut, dan segera duduk dengan air matanya yang terus mengalir tanpa henti. Untungnya sang supir adalah seorang wanita.
----------------------------------------------------
Disepanjang jalan yerin terus menangis

"What's wrong with you? Do you need tissues or not? I know how you feel now, I also have like you, accepting constantly, for their own satisfaction, those who have money can do whatever they want, the world is cruel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"What's wrong with you? Do you need tissues or not? I know how you feel now, I also have like you, accepting constantly, for their own satisfaction, those who have money can do whatever they want, the world is cruel. ,(Kamu kenapa? Butuh tisu ngga? Aku tau banged kok perasaan kamu sekarang bagaimana, aku juga pernah kek kamu, dibayar terus ditinggalkan, demi kepuasan mereka sendiri, mereka yang punya uang bisa melakukan apapun yang mereka mau, dunia memang kejam)."

Yerin malah semakin menangis sejadi-jadinya, didalam taksi itu, menahan dadanya yang sesak napas karena hatinya telah hancur melihat dan merasakan tubuhnya yang kotor.

"You must never give up, even though you are not like before, it does not mean you have to be discouraged, you have to continue to live your life, whatever happens in the future, be a strong woman, even though the world is not with you, God will surely give you a path to a better.(Kamu jangan pernah menyerah, walaupun kamu sudah tidak seperti dulu, bukan berarti kamu harus putus asa, kamu harus tetap menjalankan hidupmu, apapun yang terjadi kedepannya, jadilah wanita yang kuat, walaupun dunia tak bersamamu, Tuhan pasti memberimu jalan menuju yang lebih baik lagi)"

Yerin sedikit kaget mendengar perkataan sang supir wanita itu, dengan pemikiran bahwa bukan hanya dia yang merasakan betapa perih dan kejamnya dunia ini, rupanya ada sebelum dia yang merasakan seperti ini.

Yerin masih menangis, tapi tak sekuat dan sesakit tadi.

"Cry if you want to cry, but after crying and regretting, come back up and strengthen yourself. (Menangislah kalau mau menangis, tapi sesudah menangis dan menyesal, kembalilah bangkit dan kuatkan dirimu)."

------------------------------------------------
💛💛

Done
Hehehe author lagi sibuk kerja ya, jadi telat update, sorry yah 🙇🏻‍♀️
Hari ini aku temani malam sabtu kalian bersedih ria.
Next berikutnya aku mulai ceritain Kim Taehyung yaaa....
Jangan lupa like, follow, dan vote uwu...
Makasi mau mampir hehehe

You Are My LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang