Part 8.

15 3 0
                                    

Holla ....
Jangan lupa tinggalin jejak.
Oke, selamat menikmati ceritanya.

*****

"Banyak orang berkata jika, Marah tanda rasa sayang."

Setelah Lana berlalu pergi, aku mulai risih dengan keadaan sekitarku. Menatap ke segala arah, memang mereka menatapku.

Rizhan yang sadar dengan ku pun ikut menatap keseluruh area parkiran. "BUBAR LO SEMUA!" teriak nya lantang. Semua langsung menurut saja, mungkin takut jika Rizhan mengamuk.

"Lo gak papa kan dyt?" tanya Rizhan hati hati. Anggukan ku sebagai jawaban 'ya'.

"Yaudah kalian ke ruang Osis aja sekarang." namun gelengan tegas dariku membuat mereka terdiam seketika. "Dyta!" ucap Rizhan dengan nada lembut.

"Plis ... Jangan buat Lana tambah marah." nada dari ucapan itu membuat Dyta mengangguk seketika.

"Kenapa dia marah banget bang sama gue?" tanya ku lirih saat kami berada di koridor. "Gue cuma mau kembali ke diri gue yang dulu. Salah emangnya?" lanjutku.

"Gue gak tau apa hubungan masalalu lo sama penampilan lo yang sekarang. Tapi mungkin Lana marah gara gara penampilan lo urakan banget Dyta." jelas Rizhan.

"Tapi kenapa Lana marah ke Alisha Allina? Mereka gak salah apa apa bang." tukas ku.

"Mungkin mereka ada salah ama Lana." ucap Rizhan santai sambil merangkul ku.

Aku berhenti seketika dan berbalik menghadap ke arah Alisha dan Allina. Mereka pun sama menatap ku. "Sorry." sesalku dengan wajah tertunduk.

"Iya gapapa kok, iya kan Lin." ucapan itu diangguki Allina. "Mending kita keruang Osis yuk." ajak Alisha semangat.

*****

Kami sudah berada didepan ruang Osis. Jika kalian tanya mengapa Lana memilih ruang Osis, jawabannya simpel. Ya karena ia adalah ketua Osis di sini.

"Masuk yuk dyt." ajak mereka. Namun aku masih diam tak menjawab. Aku hanya menatap kosong kearah pintu ruang Osis.

'Ceklek'
Terdengar suara pintu dibuka yang langsung membuyarkan lamunanku. Terdapat Lana yang sedang berdiri diambang pintu sambil bersender.

"Masuk." serunya dan langsung berlalu masuk tanpa menoleh kearahku yang membuatku gugup seketika.

Kami memasuki ruang Osis dengan perlahan. Setelah semua telah masuk keruang tersebut, dapat kulihat Lana berdiri disebrang meja tepat didepan aku berdiri.

"Kenapa Lan?" tanya Rizhan dengan hati hati.

"Lo tau salah lo apa?" tanya Lana padaku yang tak menghiraukan pertanyaan dari Rizhan barusan.

Aku yang tadi nya tertunduk kini mulai mengangkat pelah kepalaku menjadi lurus kedepan. Aku mengangguk sebagai jawabannya.

"Baju gak dimasukkin, warna sepatu putih dan rambut dicat warna biru." ucapnya lagi. Kemudian ia menatap kearah Alisha dan Allina.

"Buat lo berdua, jangan jadi pengaruh buruk buat Dyta! Paham!" tegas Lana dan mereka langsung mengangguk.

"Mereka gak salah." sahut ku cepat saat mengetahui jika Lana menyalahkan Alisha dan Allina ataa perubahanku.

"Cih. Gak salah lo bilang? Jelas jelas mereka yang bawa pengaruh buruk buat lo." jawab Lana dengan santainya.

"Plisss ... Lo bisa hukum gue, tapi jangan mereka. Karena mereka gak salah Lan! Plisss ... Ini bukan Lana yang gue kenal." parau ku dengan nada rendah.

MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang