"Hati-hati dengan mulutmu,
bisa saja itu yang membuatmu
Celaka"
------------------------------------
{Unknown}
•
•
•Hubunganku dengan Satria sedikit renggang karena menurut kabar dia sudah memiliki pacar. Agak sedikit nyesek sih denger berita itu. Ya mau gimana lagi, aku ngga boleh egois. Dia juga berhak bahagia
Oiya, kalian udah tau belum? Belum kan? Aku lagi pacaran loh sama anak bernama Rey. Kalau dari yang aku lihat sih, dia anak baik-baik. Tanpa record masalah di sekolah
Rey memiliki badan yang tegap dan tinggi sekitar 180cm. Rey adalah salah satu anggota band sekolah sebagai pemain drum.
Kata Felice, semenjak aku pindah, Satria jadi agak 'Nakal' dia sering masuk BK.
Aku yang penasaran pun memberanikan diri bertemu dengannya di suatu cafe, ya itung-itung bersilaturahmi.
"Kak, kata Felice kakak udah punya pacar ya?" Tanyaku
"Iya, kamu tau Hera kan?" Tanyanya balik
"Ooh Kak Hera ternyata"
"Ra, aku tuh agak kurang sreg sama Hera. Ngga tau aja setiap berdua sama Hera mood ku langsung hilang" ucap Satria.
"Kakak ngga boleh gitu. Kakak juga harus menghargai kak Hera"
"Ngga bisa Ra, hatiku udah cuma buat kamu aja" ucapnya lagi.
"Kak, kakak sekarang sering masuk BK ya" tanyaku.
"Tt-tau dari mana?" Tanyanya gugup.
"Felice cerita semua tentang kakak. Dan kata dia semenjak aku pindah, kakak jadi liar gitu" ucapku.
"Ember bat tu bocah anjir, tapi ngga kok cuma lagi ga mood belajar aja kemarin tuh, pas apes jadi keciduk Pak Jeje"
Masa iya satria begini karena aku?
--🌸--
Meyriska masih saja mencari masalah denganku, mulai dari menyembunyikan alat-alat tulisku hingga pekerjaan rumahku. Entahlah apa yang aku lakukan padanya, mengapa dia sepertinya sangat-sangat membenciku. Aku tidak merasa melakukan apapun padanya.
Meyriska juga masih menggunakan perawatan kulit putihnya itu. Agak bingung juga mengapa dia mau memakai krim seperti itu. sudah mahal, keamanannya juga tidak terjamin. Mengapa ia tidak memakai krim yang memang sudah terjamin keamanannya walaupun lama untuk memperlihatkan hasilnya.
Setelah lebih dari 6 bulan Meyriska memakai krim pemutih itu, kulitnya jadi menyaingiku. Aku tidak terlalu memperdulikannya, karena memang dia tidak merugikanku dan dia seperti itu hanya untuk menyaingiku.
Tapi, setelah merasa putih, Meyriska mengehentikan pemakaian Krimnya, karena memang harganya cukup menguras kantong apabila digunakan terus menerus.
Disinilah mulai muncul masalah, kulit Meyriska yang awalnya putih pucar menjadi muncul bercak-bercak merah di sekujur tubuhnya.
Teman-teman mulai mengolokinya karena berbohong menggunakan krim dari 'KLINIK KECANTIKAN'.
"Tuh kan pasti pake krim-krim gajelas"
"Kalo dari klinik kecantikan pasti ga mungkin kek gini laa"
Ucap mereka."Kayaknya ini karma deh buat lo, gegara sering ngatain Aurora" Ucap Naomi sahabatku disini selain Kenan.
"Bacot lo semua, kalo gatau kebenarannya gausah ngatain!" Ucap Meyriska kesal.
"Tapi kan emang itu kebenarannya" sahut yang lainnya
Hingga akhirnya Meyriska jarang masuk sekolah, mungkin dia malu dengan kulitnya
![](https://img.wattpad.com/cover/216084242-288-k783818.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA [Hiatus]
Short Story[The Second Story] [Romance] [Cerita Pendek] NOTE: --Cerita fiksi ini murni dibuat dengan imajinasi author. Tolong laporkan segera kepada author bila ada cerita yang sangat mirip dengan cerita ini. Upload sesuka hati 🌸-- Aurora Fionella, anak cewek...