Setelah membentak sasya, melvan merasa tidak enak karena bagaimanapun juga dia seorang perempuan. Melvan pun mencoba untuk meminta maaf.
" Maaf gue nggak bermaksud ngebentak Lo " ucap melvan dengan rasa bersalah tetapi dia menutupinya menggunakan wajah datarnya.
" Iya kak nggak papa " jawab sasya.
Setelah itu tidak ada lgi yang membuka suara. Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di butik mamanya melvan.
"Akhirnya kalian datang juga, mama udah nungguin dari tadi"ucap mama yang ternyata sudah berada didepan pintu butik.
"Maaf tan- eh mama soalnya tadi sasya ada piket dikelas" jawab sasya merasa tidak enak.
"Ya udah sekarang kita masuk buat pilih bajunya"ajak mama, sedangkan kak melvan dari tadi hanya diam menyimak mamanya yang rempong itu.
- rempong juga dia tetep nyokap lo upil- author
-lah kan elo yang bikin, gimana sh- melvan
-oh iya yah hehe- author
-_- melvan
Ok back topik
Pandangan sasya tertarik pada sebuah gaun yang simpel tapi masih terlihat elegan.
"Aku pilih yang ini aja deh mah lebih simpel terus juga elegan banget" ucap sasya
"Mama setuju sama kamu, ini kayanya cocok banget sama kamu, ya udah kamu cobain dulu gaunnya, melvan juga udah milih dan pilihan kalian itu sama" kata mama.
"Iya mah, aku cobain dulu yah"pamit sasya.
Sasya pun pergi menuju tempat ganti untuk mencoba gaun yang dipilihnya tersebut.
Setelah beberapa lama sasya keluar dan ternyata diluar sudah ada melvan yang sedang bermain dengan ponselnya.
"Ehmm..."batuk sasya dan berhasil membuat orang orang yang ada ditempat itu mengalihkan perhatian kepadanya dan seketika mereka memandangnya tanpa kedip terutama melvan.
"Cantik" gumam melvan yang tidak bisa didengar oleh sasya.
'Ngapain gue muji dia' lanjut melvan dalam hati sambil geleng kepala.
"Emmm... gimana mah bagus nggak"tanya sasya mengalihkan gugupnya.
"Bagus banget sayang, gaun ini cocok banget sama kamu" ucap mama berbinar.
"Ya udah kita pilih yang ini aja yah"ucap mama lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah selesai mem- fitting baju sasya dan melvan pergi ke cafe yang masih berada di wilayah butik mama melvan.Tringg
Suara bel pintu cafe. Sasya dan melvan memilih duduk dipinggir jendela yang langsung menghadap ke jalanan kota Jakarta yang ramai lalu lintas.
"Permisi" datang seorang pelayan cafe perempuan yang matanya tidak lepas dari wajah tampan melvan.
"Ehm.. saya mau pesan cheesecake dan capuccino satu"jawab sasya yang kesal kepada pelayan tersebut.
"Kak melvan mau apa"tanya sasya
"Mocachino satu" Jawab melvan cuek.
"Cheesecake 1, capuccino 1, dan mocachino 1" ulang pelayan tersebut.
"Iya"
"Ok ditunggu ya, permisi"akhirnya pelayan itupun pergi.
Selama menunggu pesanan datang tidak ada yang membuka suara, melvan yang sibuk dengan hp-nya dan sasya yang sedang melihat keluar jendela dimana mobil dan motor berlalu lalang ingin cepat sampai ke tujuan mereka masing-masing.
"Kak mel- "ucapan sasya terhenti saat pelayan yang berbeda datang mengantarkan pesanan mereka.
"Silakan dinikmati" kata pelayan itu.
"Iya, makasih"jawab sasya
"Sama-sama" pelayan itupun berlalu dari hadapan mereka.
.
.
.
.
.
.
.
🍃🍃🍃Maaf yah baru up soalnya lagi sibuk banget sama tugas sekolah jadi nggak ada waktu buat publis, maaffff banget.
Terus baca cerita aku ya maaf kalau nggak terlalu ngena banget ceritanya.
Jangan lupa untuk selalu vote dan coment ya kakak-kakak dan adik-adik semua wkwk.
Assalamualaikum
Dan
Selamat pagi, siang,sore, malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine (Slow Update)
NonfiksiHay hay haaaay ini cerita pertama aku ya jadi maaf maaf aja kalo ceritanya ngga jelas hehe..... Baca aja dulu kalo bagus boleh lanjut. Wkwkwk . . . . *Para plagiat menyingkir & *Yang nggak suka boleh per...