ONE

122 22 2
                                    

"Selamat malam semua." Sapaan yang terdengar sangat nyaring itu membuat (Namakamu) mengalihkan pandangannya.

Setelah hampir satu jam matanya hanya terfokus pada layar laptop, kini mata (Namakamu) beralih menatap pria didepan sana. Pria yang sedang berdiri dengan gitar yang dipegangnya.

"Ini malam minggu ya? Pantesan banyak yang bawa pasangan disini." Lontaran suara yang bisa dibilang sangat garing itu, ternyata bisa membuat senyum (Namakamu) mengembang. Bukan, bukan karena lucu. Tapi karena (Namakamu) suka suara pria itu yang terdengar amat sangat lembut.

"Buat kalian semua yang lagi nge-date sama doi, atau kalian yang masih jomblo, disini aku bakal nyanyiin beberapa lagu yang mungkin bisa menemani malam kalian."

"Oh ya, sebelumnya aku mau nanya, kalian pernah nggak sih suka sama seseorang, tapi kalian nggak bisa milikin?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh pria itu tentu saja membuat sedikit kehebohan dikedai ini. Jawaban dari mereka bermacam-macam,

"Pernah!"

"Pernah banget!"

"Gue banget, anjir!"

"Nggak!"

Kurang lebih seperti itu lah jawaban mereka.

"Oke oke. Ternyata sebagian besar pernah ya ngalamin situasi seperti ini. Padahal kalian udah sayang ya sama dia, sayaaanggg banget, eh tau nya milik orang lain."

Riuh kembali terjadi. Entah apa yang dipikiran para pengunjung kedai. Namun yang jelas, Iqbaal berhasil memecah keheningan yang sebelumnya terjadi di kedai ini.

"Memang ya ternyata cinta itu tak harus memiliki. Tapi aku mau nanya lagi nih, pertanyaan terakhir, kalau udah di situasi kayak gini, kalian mau nggak sih berkorban demi kebahagiaan si 'dia'?"

"Nggak!"

"Nggak lah, bego!"

"Ngapain ngurusin kebahagiaan dia, kalau kebahagiaan kita sendiri aja dihancurin sama dia!"

"Rela deh rela!"

"Oke, jadi kita nggak perlu ya berkorban untuk bajing** kayak gitu?" tanya iqbaal untuk kesekian kalinya.

"Woah, sadis!"

"Bajing** dong dia bilang! Mantab mantab!"

"Iyalah bajing**. Gimana enggak? Udah bikin baper, kalian nya udah sayangggg banget sama dia, eh ditinggalin." Ujar Iqbaal dengan senyum smirk nya.

Selanjutnya, Iqbaal mulai memainkan gitarnya. Dengan suaranya yang sangat merdu, membuat semua pengunjung kedai hanya fokus pada penampilan Iqbaal. Beberapa pengunjung kedai juga mengambil video Iqbaal saat pria itu bernyanyi.

Pernah aku jatuh hati
Padamu sepenuh hati
Hidup pun akan kuberi
Apa pun kan ku lakui

Suara tepuk tangan pengunjung kedai membuat Iqbaal lebih bersemangat lagi dalam bernyanyi. Inilah kebahagiaan Iqbaal yang sangat ia tunggu-tunggu saat ia hiatus beberapa bulan kemarin.

Tapi tak pernah ku bermimpi
Kau tinggalkan aku pergi
Tanpa tahu rasa ini
Ingin rasa ku membenci

Dengan bertopang dagu, (Namakamu) sangat menikmati lantunan lirik yang dinyanyikan oleh pria dihadapannya sana.

Lagu ini memang favorit (Namakamu). Bukan, bukan karena lagu ini pas dengan keadaan percintaan (Namakamu) sekarang. Melainkan karena liriknya yang begitu bagus dan maknanya yang begitu dalam. Toh, pria mana yang mau menjalin percintaan dengan seorang (Namakamu) Gaivera? Seorang gadis bertubuh gemuk dengan tinggi yang sangat pas untuk gadis seusianya. Kekurangannya hanya satu yang membuat dia tidak mempunyai teman ataupun seorang kekasih, hanya karena dirinya gemuk.

PERTEMUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang