THREE

94 24 0
                                    

Memang benar, hujan tidak dapat ditebak. Sebelum berangkat untuk kuliah tadi, (Namakamu) sudah mengecek perkiraan cuaca hari ini di ponsel miliknya. Tertera sangat jelas bahwa hari ini hujan tidak turun. Namun, siapa yang berani menyalahkan takdir Tuhan? Nyatanya malam ini hujan turun begitu deras.

Karena terlalu percaya dengan perkiraan cuaca hari ini, (Namakamu) sampai tidak membawa payung ataupun jas hujan. Alhasil, dia terperangkap dalam kedai kopi langganannya. Bukan terperangkap, lebih tepatnya memang sengaja menunggu sampai hujan reda.

Ah ya, ngomong-ngomong selepas pulang dari kampus sore tadi, (Namakamu) tidak segera pulang. Dia memilih untuk mampir ke kedai kopi langganannya. Niatnya sih hanya ingin bersantai sambil bermain ponsel tentunya.

(Namakamu) beranjak dari duduknya. Menuju meja kasir untuk membayar minuman yang telah dipesannya sekaligus memesan lagi untuk kedua kalinya satu cangkir kopi hangat lengkap dengan roti bakar dengan selai cokelat dan strawberry. Dia berfikir, akan menghabiskan waktu lebih lama lagi dikedai ini, karena hujan tak menunjukkan tanda-tanda akan reda.

Setelah selesai membayar, (Namakamu) kembali duduk dimejanya. Mengeluarkan laptopnya untuk membuka salah satu aplikasi membaca cerita yaitu wattpad. Sesekali (Namakamu) terkekeh pelan saat membaca komentar para pembaca cerbungnya di aplikasi tersebut.

Hingga, "Selamat malam semuanya." Suara sapaan itu mengalihkan fokus (Namakamu).

"Itu kan..." (Namakamu) menatap lekat pria didepan sana. Sesekali matanya memicing untuk memastikan dengan jelas bahwa yang dilihatnya memang benar pria yang ia maksud.

"Jadi ternyata orang yang gue temui di kampus tadi..." Masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Mengapa bisa orang yang ia puji suaranya sangat bagus saat menyanyikan lagu berjudul pura-pura lupa beberapa waktu lalu itu ternyata sama dengan orang yang ditemuinya dikampus tadi?

"Apa kabar nih kalian semua?"

Tidak peduli dengan apa saja yang pria itu ucapkan, (Namakamu) tetap masih tak percaya. Ini bukan alay, tapi ini memang kebingungan seorang (Namakamu).

"Diluar lagi hujan ya? Waduh pas banget ya."

"Yang mau jalan sama pacar nggak bisa karena hujan. Tapi gue liat disini banyak ya yang udah bawa pasangan."

"Oke berarti kalian beruntung. Kalian bisa bertemu dengan pacar kalian sekarang. Nah mereka yang mau ketemu tapi kehalang hujan? Yah, cuman bisa kangen-kangen an dirumah dong ya."

"Malam ini, disuasana dingin ini, gue mau bawain lagu yang mungkin lagu ini sangat cocok buat kalian yang lagi ldr nih. Atau minimal lagi kangen deh. Kangen doi, kangen keluarga, kangen sahabat, kangen temen, kangen pacar temen--- ehh nggak deh. Dosa."

Sesekali penonton tertawa. Entah dimana letak leluconnya, tapi sapaan pria dengan gitar yang dibawa nya mampu menghibur para pengunjung kedai.

"Oh iya, kita belum kenalan ya. Padahal gue udah sering nyanyi disini. Oke, perkenalkan nama gue Iqbaal, dan ini persembahan lagu pertama dari gue--- kangen, dewa 19."

Jreng *ceritanya suara gitar*

Kuterima suratmu
Telah kubaca dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu
Akan hadirnya diriku
Di dalam hari-harimu
Bersama lagi

PERTEMUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang