Botol terus memutar sampai akhirnya berhenti di Sharon. Semuanya bersorak senang karena yang ditunjuk oleh botol adalah Sharon.
"Truth or Dare?" Tanya Andini, sahabat Sharon.
"Dare," jawab Sharon.
"Oke, lo harus deketin kak Bryan, lo harus naklukin hatinya, sampe jadi pacarnya. Kalo kalian sudah pacaran, endingnya terserah gimana kalian aja." Ucap Aline, sahabat Andini.
"Gak!" Ucap Sharon tegas dan lantang.
"Harus mau dong, ni ya kalo lo mau dan lo bisa kita kita bakal traktir lo apa aja sepuasnya. Kalo lo gamau, sekarang juga lo harus traktir kita Starbucks, Gucci, BMW. Nah gimana?" Tanya Andini.
"Anjir lo! Gue jual rumah, jual anggota tubuh gue baru bisa beli itu semua." Ucap Sharon yang dihadiahi tawa oleh ketiganya.
"Lo harus deketin kak Bryan mulai besok." Ucap Vanya senang.
"Monmaap nih, bukannya gue gamau atau gimana, tapi gue gatau yang mana orangnya. Hehe," kata Sharon yang diberi jitakan oleh ketiga temannya.
"Besok gue kasi tau deh, besok lo harus bawain dia susu putih kesukaan dia, trus bawain roti untuk sarapan. Karena dia gasuka sarapan." Ucap Aline.
"Yeu, lo pikir gue emaknya! Eh btw, kok lo tau sampe segitunya tentang tuh orang?" Tanya Sharon penasaran, yang dimaksud 'orang' itu adalah Bryan.
"Kan gue sepupunya, bego!" Jawab Aline ngegas.
"Santuy dong santuy," jawab Sharon.
Oke sepertinya mulai besok dan seterusnya adalah hari penderitaan bagi Sharon.______________________________________