dua

1 0 0
                                    

Hari ini adalah hari Senin. Hari yang paling dibenci oleh seluruh siswa SMA Galaxy, karena mereka harus berdiri di lapangan selama 2 jam dan juga terbakar oleh sinar matahari.

Sharon merasakan tubuhnya lemas karena ia belum sarapan tadi pagi.

"Sha, lo gapapa?" Tanya Andini yang kebetulan berbaris di belakang Sharon. Sharon hanya menggeleng sambil tersenyum. Keringat dingin mulai mengucur di dahi Sharon. Seketika, dunia Sharon menjadi gelap.
Sharon pingsan, dan siswa yang berada disekitarnya melihat kearah Sharon. Andini yang sudah kesal pun berbicara.

"Woy! Orang pingsan ditolongin! Bukan ditonton! Ngerti gak?!" Bentak Andini kepada siswa disekitarnya karena tidak ada yang menolong. Andini meletakkan kepala Sharon di pahanya. Dan saat itu juga, petugas PMR datang dan menolong Sharon. Jangan tanyakan kenapa Andini seberani itu, karena Andini adalah cewek tomboy.

***

Sharon terbangun dan merasakan sakit di kepalanya.

"Udah bangun?" Tanya seseorang yang membuat Sharon mengalihkan matanya.

"Eh, kak Bara. Udah kok kak." Jawab Sharon. Bara adalah wakil ketua PMR SMA Galaxy. Selain itu, Bara juga most wanted.

"Masih pusing?" Tanya Bara lagi dan dijawab gelengan oleh Sharon.

"Yaudah, gue balik dulu ya, soalnya dipanggil Buk Siska tadi. Gue udah bikinin teh hangat kok. Jangan lupa diminum ya." Ucap Bara sambil tersenyum dan mengacak rambut Sharon. Oke fix Sharon BAPER hingga Sharon terdiam.

"Ekhem," suara deheman seseorang membuat mereka berdua menengok ke pintu.

"Sorry gue ganggu waktu kalian, gue cuman mau bawain ini." Ucap Bryan. Iya, yang dipintu itu Bryan.

"Oh oke. Kalok gitu gue balik dulu." Ucap Bara lalu pergi meninggalkan keduanya. Ganggu suasana banget sih. Batin Sharon.

Bryan masuk ke dalam dan dihadiahi tatapan datar oleh Sharon. Dan Bryan mengangkat satu alisnya, mengisyaratkan sedang bertanya kenapa. Lalu Sharon mendengus malas.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Sharon to the point. Bryan langsung menyodorkan kresek ditangannya yang membuat kening Sharon berkerut.

"Aline nitip, gabisa kesini. Katanya dipanggil pak Azka." Jawab Bryan dingin. Sedangkan, Sharon sudah mengumpati sahabatnya dalam hati, pasti mereka membuat rencana agar dirinya bertemu dengan Bryan. Karena, Pak Azka hari ini tidak masuk.

"Makasih." Ucap Sharon kepada Bryan.

"Hmm." Balas Bryan. Sharon segera memakan bubur yang dibawa oleh Bryan tadi. Sharon merasa bersyukur karena bukan sahabatnya yang kesini, kalau sahabatnya, pasti dia sudah diceramahi habis habisan karena tidak sarapan.

Selesai makan, Sharon melihat Bryan yang sedang bermain hp di sofa UKS.

"Lo kenapa masih disini?" Tanya Sharon.

"Udah selesai?" Tanya Bryan balik.

"Udah. Ihh, orang nanya tu dijawab, bukan ditanya balik. Ga lulus Bahasa Indonesia ya lo?!" Kesal Sharon.

"Balik." Kata Bryan yang membuat Sharon bingung.

"Aline nyuruh gue nganter lo ke kelas." Ucap Bryan yang dijawab 'oh' saja oleh Sharon.

Sharon turun dari tempat tidur lalu keluar dan diikuti oleh Bryan.
Sepanjang koridor, banyak yang menatap mereka berdua heran dan tak sedikit pula yang berbisik dan terdengar di telinga Sharon.

' kok mereka jalan berdua sih? Udah pacaran ya?'
'ya kali, gue gatau. Padahal gak ada beritanya sama sekali.'
'cocok banget deh mereka.'
'iya, yang ceweknya cantik, cowoknya ganteng'
'ew, ga cocok. Palingan juga ceweknya yang kecentilan ngegodain Bryan.'
'Bryan cuma milik gue'
Dan masih banyak lagi.
Oke Sharon tidak memperdulikan omongan mereka.

Sampai didepan kelas, Sharon mencekal tangan Bryan yang berjalan melewati kelasnya. Dan lagi lagi, Bryan menaikkan satu alisnya.

"Ehm, makasih." Ucap Sharon ragu, takut dijawab deheman saja oleh Bryan.

Namun, Bryan tetap Bryan. Pangeran es. Tidak ada namanya Bryan yang hangat. Bryan menjawab Sharon dengan deheman kemudian pergi meninggalkan Sharon.

"Syukur syukur gue bilang makasi. Kalo bukan karena dia baik, gamau gue. Ogah." Dumel Sharon sampai ke mejanya.

"Cie cie, yang dianterin sama pangerannya." Goda Vanya.

"Pangerannya ndasmu. Pangeran es yang ada." Ucap Sharon.

"Enggak papa, Sha. Kan itung itung pdkt sama kak Bryan." Kata Aline yang dibalas deheman oleh Sharon.

Tes. Pengumuman kepada seluruh siswa kelas 10,11,dan 12. Hari ini guru sedang melasungkan rapat. Jadi, anak anak bebas melakukan apa saja, asalkan tidak pulang. Terimakasih.

"YESS!!!" teriak semua anak.

"Gue mau lanjut tidur ya, babay." Ucap Sharon yang diangguki oleh sahabatnya.

Disisi lain.

"Wess, lo darimana, Yan?" Tanya Kenzo.

"Dari nganterin makanan ke tuan putri." Ucap Arvin menggoda yang dihadiahi tawa dari Kenzo.

"Bacot." Kesal Bryan.

"Lu kenal sama dia, Yan?" Tanya Kenzo dan dihadiahi gelengan oleh Bryan.

"Lo gak kenalan tadi?" Tanya Arvin.

"Enggak. Ngapain?" Tanya Bryan cuek.

"Goblok!" Seru Arvin dan Kenzo bersamaan sambil menggebrak meja yang ada didepannya.

"Kenapa?" Tanya Bryan yang bingung dengan Arvin dan Kenzo.

"Pake nanya kenapa lagi! Kenapa lu ga kenalan, ege?" Kesal Arvin.

"Penting banget?" Tanya Bryan lagi yang membuat Arvin dan Kenzo menggeleng gelengkan kepalanya.

"Udahlah, bicara sama first Ice Prince gak bakal selesai. Kudu sabar atuh." Ucap Arvin dan disetujui oleh Kenzo.

"Syukur kita punya hati yang sabar dan tabah ya Vin karena dikasih dua temen kayak es gini." Ucap Kenzo lagi. Sedangkan Bryan mengedikkan bahunya. Dan mereka larut dalam pikiran masing masing.

ShaYanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang