satu

5 2 0
                                    

Bola terus menerus berada di tangan Bryan dan tak henti hentinya para pendukung menyemangatinya.
Hinga akhirnya, bola itu memasuki ring basket dan pendukung bersorak senang karena skor dari tim sekolah mereka lebih tinggi dari lawan. 24-15.

"Kayaknya harus sekarang deh, sebelum rame dan lombanya selesai." Gumam seorang gadis.

"Gue naruh ini dulu ya." Ucap gadis itu kepada temannya.

"Kenapa gak nanti aja, Sha?" Tanya salah satu temannya. Yap, gadis itu adalah Sharon.

"Ih keburu rame, males gue. Kalo nantian juga pasti ada gope-an." Jawab Sharon memutar bola matanya malas.

"Oh, oke! Lokernya kak Bryan yang nomer 4 ya." Kata Aline yang dibalas deheman dari Sharon.

Disepanjang perjalanan, tak jarang yang menyapanya. Entah karena apa, Sharon pun tidak tau. Padahal, selama ini, rasanya Sharon biasa saja, tidak famous, tidak tukang onar.
Kebetulan kali -batin Sharon.
Sampai di ruangan basket, dia segera masuk dan menaruh barang yang Aline suruh. Dan Sharon segera beranjak pergi sebelum ada yang melihatnya.

***

Bryan dengan sahabatnya memasuki ruang basket untuk berganti baju, karena memang pertandingan sudah selesai dari tadi. Saat Bryan membuka lokernya, dia melihat ada susu rasa coklat kesukaannya dan roti. Bryan menatapnya dengan heran.

"Kalian tau gak siapa yang naruh ini di loker gue?" Tanya Bryan kepada sahabatnya dan pemain lainnya. Semuanya kompak menggeleng.

"Yeu, mana gue tau. Kan gue daritadi sama lu." Ucap Arvin.

"2in," ucap Kenzo.

"Ih, kan di duain gak enak tau." Balas Arvin ke Kenzo.

"Terus, gue harus bilang 'wow' gitu?" Tanya Kenzo ketus.

"Ih, babang Kenzo mah jahat sama eneng. Eneng aduin Vanya baru tau rasa." Jawab Arvin yang membuat Kenzo melototkan matanya. Memang, Kenzo dan Vanya sudah berpacaran saat Kenzo kelas 11 dan Vanya kelas 10.

"Back to topik woy!" sahut Kenzo kesal.

"Sepupu lo, mungkin?" Tanya Arion.

"Aaaa, bang Arion langsung nyambung ke Aline. Udah gak sabar ngebet ya, bang?" Tanya Arvin menggoda Arion. Sedangkan yang di goda menatap Arvin datar.

"Jangan gitu bang natapnya, nanti neng Aline gasuka lohh,'' balas Arvin semakin menggoda Arion.

"Bacot, jomblo!" Kesal Arion lalu berdiri dan meninggalkan mereka. Karena Arion ingin ke kamar kecil.

"Leh ugha. Sabar Vin, sabar." Ucap Arvin.

"Kalo Aline mah, gamungkin. Kan dia paling ogah kalo masalah gitu." Ucap Bryan. Sebenarnya dia tidak peduli sih siapa yang memberi, tapi takutnya dikasi sianida kan gak lucu. Oke berlebihan. Tanpa banyak basa basi, Bryan segera meminum susu rasa coklatnya dan memakan rotinya.
Rezeki gak boleh ditolak, mubazir kata Kenzo yang ada benarnya.

Setelah selesai makan, Bryan segera membereskan barang barangnya.

"Kita tunggu dimobil ya," ucap Kenzo yang dibalas anggukan oleh Bryan.

"Hp gue mana ya?" Tanya Bryan kepada dirinya sendiri.

"Ah iya, di bawah buku." Jawab Bryan kepada dirinya sendiri. Monolog.

Saat mengambil handphone nya, Bryan tak sengaja melihat ada secarik kertas. Karena penasaran, Bryan pun membukanya.

Selamat ya atas kemenangan basketnya. Oh iya, gue tau lo pasti capek kan? Nih gue kasi susu rasa coklat kesukaan lo, dan roti isi selai blueberry. Jangan lupa dimakan ya :) .

-S.K.A

"S K A? Siapa dia?" Tanya Bryan. Karena tidak peduli, Bryan memasukkan kertas itu ke dalam kantongnya.

Disisi lain.

"Gimana? Udah lo taruh barangnya?" Tanya Aline yang dibalas anggukan malas oleh Sharon.

"Kenapa ga langsung kasih aja? Kan biar cepet deket." Ucap Andini.

"Yeu, kamplang. Lo kira deket sama orang itu semudah membalikkan telapak tangan gitu? Apalagi sama Bian Bian itu. Lagian ya, semua itu butuh proses." Balas Sharon.

"Bryan, Sha. Bukan Bian." Ucap Vanya membenahi.

"Sama aja." Jawab Sharon dengan cengirannya.

______________________________________

ShaYanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang