..........
Sebuah tespack ditangannya menunjukan hasil negatif, akhirnya jisoo bisa bernafas dengan lega. Hal buruk yang terus ia pikirkan tidak terjadi, merasa tubuhnya sudah kotor. Tapi demi ayahnya, ia ingin melanjutkan hidupnya, perlahan lahan mencoba untuk menghilangkan depresinya.Pagi ini ia memutuskan untuk berangkat sekolah, meskipun awalnya ragu. Sudah lama dia dirumah dan selama itu jisoo menjalani beberapa terapi untuk menghilangkan depresinya. Tentu saja so hyuk selalu mengantar jisoo saat akan pergi menemui psikater, meskipun ia selalu menolak ditemani olehnya.
Begitu sampai dikelas seohyun langsung memeluknya, dan terus banyak bertanya padanya. Sampai akhirnya ada hal yang membuat jisoo mematung, rasa takutnya kembali muncul.
Laki-laki yang tidak pernah hadir dikelasnya, tiba-tiba saja datang dengan keadaan yang mengenaskan lalu berjalan ke-arahnya. Banyak luka diwajahnya yang belum kering, apalagi cara berjalannya seperti korban kecelakaan."Minggir"
"Maaf soo, aku tidak bisa membantumu" bisik seolhyun. Jisoo megangguk, tidak ingin menyeret temannya kedalam masalah.
Perintah taeyong yang mengusir seolhyun yang duduk disebelah jisoo. Gadis itu langsung menurut, daripada harus mendapat masalah. Jangan tanyakan bagaimana keadaan kelas sekarang, tentu saja semua siswa yang ada disana heboh, tidak percaya dengan tingkah laku taeyong.
"Kenapa duduk dengan jisoo? Apa dia masih mengusiknya?"
"Aku tidak percaya dengan pemandangan ini"
"Wajahnya penuh luka, pasti dia berkelahi lagi"
"Sungguh, tidak bisa dipercaya, seorang taeyong hadir dikelas"
Itulah beberapa hal yang digunjingkan seluruh penghuni kelas.
"Hey baby"
Bisik taeyong sambil menyunggingkan senyumannya.
Jisoo meremas kuat roknya berusaha keras menahan semua rasa takut dan gelisahnya. Tenanglah kim jisoo,kau hanya perlu bertahan, kau tidak lemah. Batinnya"Kenapa diam saja? Bukannya waktu itu kau selalu banyak bersuara?"
"Pindah ketempat dudukmu"
Balas jisoo tanpa memandang lawan bicaranya. Taeyong tersenyum kemudian salah satu tangannya merangkul pundak jisoo dan satu tangannya menopang kepalanya sambil terus memandang wajah jisoo yang tidak mau melihatnya."Ayolah baby, kenapa galak sekali. Aku cuma ingin menemanimu"
"Dan ingin melanjutkan waktu itu" lanjutnya berbisik, terpampang jelas smirk diwajahnya."Aku muak melihatmu, bisakah kau tidak menggangguku lagi!"
Bentak jisoo, namun masih dalam volume yang tidak terlalu keras, karena ia tidak mau semua siswa mendengar, sungguh ia ingin melenyapkan laki-laki disampingnya ini. Taeyong hanya tertawa-tawa sendiri.
"Hey kalian !! Dengerin, jisoo sekarang pacar gue"
Ucap taeyong dengan lantangnya.
"Brengsek!!" Gerutu jisoo namun masih terdengar ditelinga taeyong.
Selama pelajaran taeyong terus saja memandangi jisoo, bukannya fokus pada guru yang mengajar tentu yang sedang diperhatikan merasa sangat risih apalagi salah satu tangannya merengkuh pinggangnya.
"Aku ingin sekali melenyapkan bajingan ini"
Saat rasa sabar jisoo sudah tidak ada lagi, ia segera menginjak kaki taeyong dengan kuat ketika laki-laki itu dengan tak tau malunya meremas pantatnya. Ia juga mati-matian menahan desahannya, sial aku tidak bisa melawannya!, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE ( TAEYONG JISOO )
RandomCerita Lengkap √ Kisah seorang gadis yang menjalani kehidupan yang penuh tekanan dan ancaman.