1

12 4 1
                                    

1. Semua baru akan di mulai

    Malam gelap gulita. Petir menyambar membuat jendela kamar seorang gadis berambut panjang sepinggang itu sedikit bergetar. Gadis itu hanya menatap jendela kamarnya dengan tatapan sendu. Hal selanjutnya adalah hujan turun dengan sangat deras, membuat gadis itu menarik selimutnya dan berbaring. Ia lalu menutup matanya, tidak mau berlama-lama larut dalam kesedihan.

••
"TARI!!" teriak seorang laki-laki dari arah belakang gadis yang bernama Tari itu

  Tari pun berbalik dan tersenyum melihat sahabatnya itu berlari-lari kecil ke arahnya

"Senndirrianhhh?" tanya laki-laki itu dengan napas ngos-ngosan

Tari hanya mengangguk, menatap sahabatnya sebentar lalu memeluk sahabatnya itu secara tiba-tiba

"Lupain aku Tarr..." ucap laki-laki itu dingin

  Pandangan Tari berubah menjadi gelap, tubuhnya sedikit kedinginan

Satu detik setelahnya, pandangannya kembali seperti semula. Ia berada di sebuah rumah, itu adalah rumah laki-laki tadi–sudah tidak ada dalam pelukan sahabatnya. Ada banyak orang berpakaian hitam disana, berlalu lalang dengan tatapan sedih.

Tari hanya diam memandangi pemandangan yang ada di sekelilingnya ini. Seseorang menepuk pundaknya, membuatnya sedikit tersentak.

"Ayo... Bersamaku..." tutun teman laki-lakinya itu

Tari hanya menurut mengikuti langkah temannya itu. Ada banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan. Sahabatnya itu menghentikan langkahnya, lalu menatap Tari sebentar dan menatap ke arah depan. Tepat disana terpampang foto sahabatnya yang ia peluk tadi, disanalah laki-laki itu tidur untuk selama-lamanya. Tari menutup matanya kuat-kuat, berharap apa yang di lihatnya itu tidak pernah terjadi. Sebuah tangan mengelus pundaknya lembut.

"That's okay, dia. Udah. Pergi.." ucap laki-laki itu, membuat Tari tertampar akan kebenaran yang telah ia lihat.

Tangisnya meledak begitu saja mengetahui sahabatnya telah meninggalkannya untuk selama-lamanya

Pandangannya kembali menghitam, lalu kembali seperti semula–lagi. Tari mendudukkan tubuhnya yang tadinya terbaring. Ia berada di kamarnya. Ia mengusap pipinya yang basah, ia menangis.

  Hanya mimpi, tapi... Sangat nyata

••

"TARI!" teriak seseorang dari arah belakang Tari

Tari menghembuskan napasnya panjang sambil berbalik dan tersenyum ke arah sahabatnya yang berlari-lari kecil ke arahnya

"Tunggu bentar..." ucap sahabatnya itu menatap belakang, celingukan

"Awan? Tara? Atau Laskar?" tanya Tari pada Karin

"Awanlahh... Siapa juga yang mau nunggu dua orang kaya mereka" jawab gadis yang bernama Karin itu

   Dari jauh, nampak tiga orang laki-laki berjalan beriringan ke arah Tari dan Karin.

"Kenapa nggak bangunin gue? Kan gue kesiangan jadinya..." tanya Laskar marah-marah pada Karin, mereka berdua adalah saudara kembar tidak identik, sedangkan Karin tidak menghiraukannya sama sekali

"Udah... Yok berangkat, udah kesiangan juga..." ajak Tara berjalan sambil merangkul Awan menjauh

  Mereka akhirnya berjalan bersama menuju sekolah, gerbang hampir di tutup, tapi mereka berhasil menyelip masuk. Mereka lima bersahabat dan mereka berada di kelas yang sama. Tari seorang yang baik dan membingungkan, Awan seorang tampan dan tertutup, Tara seorang yang keren dan pintar memikat hati, Laskar dan Karin yang suka bertengkar. Persahabatan dengan kepribadian yang berbeda, tapi itu tidak menghalangi mereka untuk memiliki hubungan persahabatan yang sangat erat. Karena perbedaan mereka itu, mereka menganggap mereka bisa saling melengkapi satu sama lain

"Pelajaran pertama apa?" tanya Tari mendudukkan tasnya di atas meja

"Bahasa indo" jawab Awan

"Kalo gitu, gue pergi dulu" pamit Tari membawa buku dan pulpennya keluar kelas

"Bolos lagi tu bocah" komentar Awan malas menanggapi sahabatnya itu

"Awan, ke kantin nanti bareng ya?" tanya Karin penuh harapan

"Hmm" jawab Awan seperti biasa

"Rin" panggil Tara

"APA?!" jawab Karin ketus

"Jangan galak-galak napa..., ini... Nanti tolong kasihin ke Tari ya?" Pinta Tara menyondorkan buku berwarna hijau muda kepada Karin

"Kenapa nggak lo aja?" tanya Karin bingung, membuat Awan dan Laskar menoleh ke arah Tara, ikut bingung juga

"Kemarin dia lempar gue pakek bukunya karna dia jengkel sama gue he he" jawab Tara cengengesan

"Dasar lo! Gue kira apaan, nih lo kembaliin aja sendiri! Kejar sana!" Karin melempar buku Tari tepat mengenai muka Tara

"Sekarang?" tanya Tara tak berdosa, memunggut buku Tari yang terjatuh ke lantai

"Iya! Mau kapan lagi? Tau besok?" bentak Karin tidak sabar

  Melihat Karin ingin menjambak rambutnya, Tara cepat-cepat pergi ke luar kelas

••
    Tari berjalan sendirian melewati lorong-lorong, tujuan utamanya adalah perpustakaan seperti setiap kali ia ingin bolos kelas. Tatapannya kosong ke arah depan, mengingat mimpinya semalam yang membuatnya menangis pagi-pagi. Rasanya benar-benar menyedihkan, itu adalah mimpi buruk bagi Tari

Bbrruukkk

Tanpa sengaja Tari menabrak seseorang, membuat ia kembali ke dunia nyata

"M-maaf" ucap Tari masih kaget

Orang itu menghembuskan napasnya keras

"M-maaf..." ucap Tari lagi, menunduk merasa bersalah

Orang itu mendekatkan wajahnya ke wajah Tari, membuat Tari bisa merasakan hembusan napas laki-laki di depannya itu karena terkena rambutnya, Tari semakin menunduk takut

"Lo cari masalah sama gue" ucap laki-laki di depannya itu

"TARI!!" teriak Tara dari kejauhan

  Tara mengerutkan keningnya meliat Tari berdiri sedekat itu dengan laki-laki

"Tari... Gue nggak bakal biarin lo lepas" ucap laki-laki itu lalu pergi meninggalkan Tari yang merutuki nasibnya, apa lagi mengingat Tara memanggilnya, membuat laki-laki di depannya tadi tau namanya

"Siapa Tar? Kok langsung pergi gitu aja?" tanya Tara setelah sampai di hadapan Tari

  Tari hanya menatap Tara dengan tatapan horor lalu meninggalkannya begitu saja. Tara menatap punggung Tari menjauh, merasa bersalah karena Tari belum juga memaafkannya

Sahabat akan selamanya sahabat

Hidup ini. Nggak. Berarti

Let me go

Bimbimbim, autor ini bisa kalian panggil Alel dari nama Aleshia

Nggak nyambung ya?

Next nggak?

Vote juga ya jan lupa

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang