Chapter 2

3 0 0
                                    

Kring...

"Eh kak Marvin udah ngebuka cafe. Sorry ya kak, senna telat"

"Iya santai aja sen, tadi pulang latihan langsung kesini. Jarang jarang kak Marvin yang buka kafe"

Senna hanya mengangguk sambil tersenyum

"Kepala senna kenapa?"

"Hehe..... Tadi senna jatoh"

"Gapapa?kalo sakit gausah jaga kafe dulu gapapa kok. Biar kak Marvin aja"

"Ngga..... Gapapa kak.... Cuma luka biasa"

"Kak Marvin mau nerus kuliah dimana?"

"Mungkin di Maldives"

"Woaaah keren. Kenapa?"

"Banyak tempat di Maldives yang pengen kak Marvin datengin. Keren lagi kalo nanti perginya pas dah punya cewe"

"Hehehe..... Emangnya kak Marvin mau punya cewe kaya gimana?"

"Ih senna kepo...." Ledek Marvin.

"Heheheeee"

"Kak Marvin mau punya cewe yang feminim, Kalem, gak nakal kaya senna"

"Emangnya senna nakal. Huuuuu ngga tau"

"Ngga ngga bercanda" Ucap Marvin sambil mencubit pipi senna gemas.

Wajah senna memerah karna malu. Rasanya ia mau melayang tinggi ke angkasa. Senna benar benar salting dibuatnya.

Drrrrrt...drrrttttt.....
Senna mengangkat telepon nya.

"Halo"

"Halo sen"

"Hm, kenapa?"

"Besok latihan yak, buat kerkom kita"

"Lah emangnya kita sekelompok?"

"Lah iya"

"Lah ngga. Gua gabisa basket. Cari aja yang lain"

"Lah gabisa. Pokonya besok latian. Bentar doang. Gua ajarin lu. Disekolah"

" Gua gabisa kalo pulang sekolah"

"Yaelaaaa pas kita sekolah aja"

"Hm"

"Yaudah, bye bye senna. Gua tutup ya"

Tuuut

"Huuuufttt"

"Siapa sen?"

"Arka"

"Kenapa?kaya pusing banget gitu?"

"Ada kerkom. Basket. Senna gabisa. Tapi Arka tetep mau sama senna"

"Gimana kalo nanti pas kita pulang kamu ikut kak Marvin aja, kak Marvin mau main basket di lapangan depan. Kita tutup cafe nya lebih awal."

"Serius? Mau" Jawab senna antusias. Kapan lagi ia bisa modus ke Kak Marvin.

"Iya"

🏠🏠🏠

Senna dan Marvin bermain basket bersama. Hingga sudah 1 jam lebih. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 22.15

"Udahan ya senna, dah malem"

"Iya kak"

Tiba tiba telepon Marvin berbunyi.

"Bentar ya''

Marvin mengambil jarak antara dia dengan senna. Mungkin telepon itu sangat penting baginya. Tidak lama setelahnya Marvin kembali.

" Senna,kak Marvin gabisa anter kamu pulang. Kak Marvin ada urusan . Sorry ya"

"Iya kak gapapa"

Marvin berlari meninggalkan senna. Senna pun berjalan menuju rumahnya. Jalanan sudah sepi. Bagi perempuan lain mungkin akan takut untuk pulang selarut ini. Tapi tidak dengan senna. Senna ingin naik bis,tapi sudah tidak ada bis jam segini.

Tin tin

Senna terkejut. Dan menoleh ke belakangnya.

"Kak Marvin?"

"Kak Marvin pala lu peyang. Ini gua Arka. Ngapain lu sendirian?malem malem. Nanti gua culik lho"

"Ish, kirain kak Marvin. Gua mo pulang"

"Bareng gua aja. Gua anterin"

"Gamau nanti diculik"

"Ngga, udah cepet naik. Ga baik cewe jalan sendirian. Ini dah malem"

"Siapa yang bilang pagi"

"Nana cepetan"

"Nama gua senna"

"Iya udah cepetan"

Senna pun akhirnya diantar pulang oleh Arka.

Setelah sampai senna langsung turun dan hendak masuk kerumahnya.

"Ga ada bilang makasih gitu?" Ucap arka

"Ga ikhlas?"

"Ya ga gitu, sialan. Dahlah gua balik"

" Iya makasih arka"

"Gitu dong, gua balik yaa"

"Hm"

Senna meninggalkan Arka masuk kedalam. Arka pun pulang kerumahnya.

Setelah membersihkan diri senna langsung duduk dibalkon kamarnya. Hari ini Senna berharap laki laki disamping rumahnya bernyanyi lagi. Senna benar benar menunggunya di balkon.

Benar saja, tak lama senna menunggu laki laki itu bernyanyi lagi.

"Aku disini padamu
Sekali lagi padamu
Ku bawakan rindu yang kau pesan utuh

Aku disini untukmu
Sekali lagi untukmu
Percayalah...
Lagi kau gundah"

Senna menikmatinya. Mengapa suaranya bisa membuat senna sangat nyaman. Senna harap laki laki itu akan terus bernyanyi setiap malam. Walau hanya sebentar saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumah Untukku PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang