"baiklah anak anak, sekarang kita lanjut perkenalannya, untuk kamu yang duduk paling belakang silahkan maju kedepan." Kata ibu guru sambil menunjuk ke arahku.
Aku langsung bangkit dari dudukku dan maju ke depan kelas. "H, halo teman teman, selamat pagi. Perkenalkan--"
"Tukang bikin masalah"
"Anak beasiswa aja banyak gaya"
"Ah, belum ada sehari udah eneg aja liat mukanya"
"Sok polos banget iwh"
"Jijik gua liatnya, mual mual"
"Ssstt, biarin si cupu ngomong dulu, mukanya minta dikasihani tuh"Aku mendengar semua bisikan itu lagi. Terlebih-lebih kelas memang sedang sepi, dan itu terdengar lebih jelas di telingaku. "Anak anak, ibu mohon untuk diam sebentar ya. Hargai jika ada orang yang ingin berbicara"
"Iya buu" jawab mereka serempak dengan nada malas.
"Namaku Ahn You Ra, kalian bisa memanggilku Youra. Aku harap aku bisa mendapat banyak teman disini, senang bisa menjadi bagian dari kalian."
Tidak ada sahutan dari mereka, sama sekali. Bahkan yang aku lihat mereka hanya bermain main sesukanya. Sepertinya tidak mendengarkan kalimat perkenalanku tadi. Aku hanya tersenyum tipis.
"Ah.. Youra? Nama yang cantik, seperti orangnya." Entah itu pujian atau apa, aku hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan ibu guru barusan. "Apa benar kamu ini murid beasiswa?"
"Um.. iya Bu, benar, saya murid itu"
"Wah, berarti memang prestasi kamu di sekolah sebelumnya tidak perlu di ragukan lagi ya?"
"Ah.. tidak, biasa saja, saya juga tidak sepintar itu"
"Ewh, merendah untuk meroket ya," sahut salah satu murid secara tiba tiba yang duduknya tepat di hadapanku sekarang.
"Ahm, oke untuk Yeora silahkan untuk kembali ke tempat duduk"
"Baik Bu, terimakasih"
Aku kembali berjalan ke tempat dudukku. Hah, sepertinya orang orang disini sangat sulit untuk menerimaku.
"Hai Youra!" Aku mendengar sapaan kecil dari samping kiriku. "Aku Chou Tzuyu! Kita teman sekarang!"
Melihat senyum merekahnya yang membuatnya semakin cantik itu aku merasa minder. Apa dia yakin seorang putri mau berteman dengan ku yang hanya rakyat biasa?
"Yeora? Kenapa? Kamu sakit?"
Aku menggeleng dan tersenyum kecil, "tidak, hai Tzuyu, senang bisa menjadi temanmu"
"Ya anak anak, bisa dimulai pelajarannya?"
Mendengar itu, aku langsung mempersiapkan buku dan keperluan lainnya. "Sst ssst Youra, nanti istirahat bareng ya!"
▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀
Ketika bel istirahat sudah berbunyi, aku tidak langsung keluar kelas. Aku menunggu untuk murid murid lair keluar terlebih dahulu. Tidak karena itu saja, aku juga masih menunggu Tzuyu yang sedang mencatat.
"Selesai! Yuk Youra kita ke kantin!"
"Um.. enggak deh, aku gak pengen ke kantin, maaf ya Tzuyu"
"Ah yaudah kalau kamu nya gak mau kantin.. temenin aku ke rooftop aja gimana? Mau ya mau ya???"
Melihat Tzuyu yang sedang memohon mohon seperti anak kecil berusia 3 tahun itu aku hanya tersenyum. "Iya, aku temenin"
Sejurus kemudian dia terlihat sangat bahagia, sebuah senyuman lebar kembali terukir di wajahnya. "WAAAA!!! Yaudah yuk yuk"
Tzuyu menarik tanganku untuk keluar dari kelas, aku hanya mengikutinya dari belakang. Sepertinya Tzuyu termasuk siswa yang cukup populer disini walaupun dia juga masih anak baru sepertiku. Buktinya saja sepanjang jalan ada saja yang menyapanya.
"Nah sampe, bentar huhh huh capek juga ternyata"
Melihat nafasnya yang terengah-engah seperti itu hati kecilku terenyuh, "mau aku ambilkan minum?"
"Ah gak usah, nanti kamunya bolak balik terus capek sendiri. Gak papa kok yuk sini duduk aja"
Aku menuruti perkataannya, duduk tepat di sampingnya. Kurasakan angin semilir menerpa wajahku. Segar, sudah lama aku tidak merasa se-tenang ini.
"Tadi aku denger semua bisikan temen temen, kamu--"
Dengan segera aku memotong omongannya, "ah maaf sebelumnya aku menyela, it's okay, aku memang seharusnya tidak bersekolah disini, tidak sebanding denganku"
"Youra..."
Tangannya meraih tanganku, mengelus punggung tanganku pelan dengan ibu jarinya. "Kamu jangan sungkan sungkan buat cerita sama aku ya? Atau kamu juga boleh banget kok dateng ke aku buat minta bantuan waktu kamu di bully. Aku gak keberatan. Kita teman"
Aku mengangguk dan tersenyum untuk menyakinkannya, "aku baik baik saja, aku pasti bisa. Terimakasih, kamu temanku yang terbaik"
Brukk!
Pintu terbuka dengan di tendang oleh salah satu murid lelaki yang baru datang. Jelas kalau aku dan Tzuyu sangat terkejut. "Hei! Bisa gak sih santai aja gitu buka pintunya??!!" Omel Tzuyu.
Aku tidak begitu yakin dengan murid ini, tetapi dilihat dari tubuhnya, sepertinya aku tidak asing. "Diajakin ngomong kok diem?!?!"
"DIAM TZUYU!" Bentaknya, kebetulan dia menengok ke arah kamu-- HEY TUNGGU! Apakah dia yang sudah menolongku tadi pagi?!
"Hei," aku memberanikan untuk berjalan ke arahnya, "apa kamu pria yang tadi pagi itu?" Tanyaku hati hati.
Raut wajahnya berubah seketika, dia terlihat bingung. "Aku?"
"Iya, kamu! Kamu yang nolongin aku tadi pagi sewaktu.." aku tidak melanjutkan omonganku, ketakutan itu datang lagi.
"Ah, iya. Kebetulan kita bertemu disini, jika kamu ingin tau namaku," dia mengulurkan tangannya, "Choi San."
Aku memandangi tangannya yang terulur padaku, apa aku tidak sedang bermimpi? "Ah.. haha, n, namaku Ahn You Ra. Terimakasih banyak ya" aku menjabat tangannya yang kemudian dibalas dengan senyuman tipisnya.
"Sepertinya ini kali kedua kamu mengucapkan terimakasih"
"Oh, ya? Ahahaha," aku tertawa canggung, lagipula kenapa atmosfer disini sepertinya sudah berubah??
"Tetapi, sekali lagi terimakasih." Aku membungkuk padanya, "terimakasihhh, tanpa kamu aku.."
"Aku apa?"
"..tidak tau akan berbuat apa lagi, aku terlalu takut. Kamu seperti penyelamatku, aku berterimakasih banyak"
"Jaga dirimu baik baik." Akhirnya dia-- ah maksudku San pergi meninggalkan tempat ini, sebelumnya sempat menepuk nepuk bahuku.
"Waa, Youra? Kamu kenal San?"
"Ah? Kebetulan dia yang membantuku tadi pagi"
"Serius??"
"Iya. Kenapa?"
"Wah wah wah, bener kata San, jaga dirimu baik baik"
Secara reflek aku mengangkat salah satu sisi alisku, "memangnya kenapa?"
Lalu Tzuyu mendekatkan dirinya kepadaku, bersiap untuk membisikkan sesuatu di telingaku. "Baik baik ya, nanti kamu bisa suka sama San-ie"
"YA CHOU TZUYU!"
▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀
(n.)
what do you think guize