*nggak ngerti lagi, wooyoung kecilnya lucu banget:((
▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀
Aku memandang kosong ke arah luar jendela. Hari ini cuacanya cukup cerah, tetapi sepertinya tidak untuk suasana hatiku. Hari ini Tzuyu tidak masuk, kemarin dia bilang kepadaku bahwa hari ini akan pergi karena ada acara keluarga. Rasa kesepian kembali menghantuiku.
Tetapi, mau bagaimana lagi. Aku sama sekali tidak memiliki teman di sekolah ini. Aku sebenarnya ingin saja untuk mencoba berbaur dengan yang lainnya, tetapi nyaliku tidak sebesar itu.
Apakah disini ada yang ingin menjadi temanku?
Seperti biasa, aku mengikuti pelajaran dengan tenang. Ya walaupun sesekali ada tangan tangan usil yang dengan sengaja melempariku dengan gulungan kertas.
Tidak terasa sudah jam istirahat. Jika biasanya aku ke kantin bersama Tzuyu, tetapi sekarang lebih baik aku ke perpustakaan. Aku harus mencari beberapa materi untuk mengerjakan tugas yang sudah diberikan tadi.
Aku berjalan menyelusuri koridor sekolah. Banyak anak anak yang sedang berpacaran disini. Aih, aku sungguh tidak ingin melihatnya.
"DOR! KENA LO"
"Astaga mama muda!"
Aku terkejut, jantungku langsung berdetak lebih cepat. "E, eh maap. Kan salah orang jadinya, maap yaa,"
Aku melihat ke arah seseorang yang sudah membuatku terkejut tadi. Oh, kak Wooyoung ternyata. "Eh lah Youra? Ra maap ya sumpah tadi niatnya mau-"
"Iya kak iya nggak papa, duh"
"Hehehe. Tzuyu mana? Padahal kan tadi maunya ngagetin dia bukan kamu."
Aku mengerutkan dahi, jadi kak Wooyoung tidak tau jika Tzuyu sedang ada urusan keluarga? "Loh kakak kok nggak tau? Tzuyu kemarin bilang katanya ada urusan keluarga. Kata Tzuyu juga kakak saudara jauhnya tapi kok?"
"Oh iya lupa. Tadi sih diajakin juga tapi males, enakan sekolah" Aku hanya tersenyum menanggapinya, "kalau gitu duluan ya, kak?"
"Mau kemana? Kantin?"
"Nggak, ke perpustakaan"
"Ngapain?"
"Cari materi. Kakak mau ikut?" Sadar dengan apa yang barusan terucap dari bibirku, aku langsung gelagapan. Apa apaan?
"Hahaha lucu banget, yaudah yuk lah ditemenin"
Aku memandang ragu ke kak Wooyoung, jika aku bersamanya, pasti nanti akan muncul masalah. Secara, di sekolah ini banyak yang tergila gila dengannya. "Kok diem? Yuk,"
"Eum kak, sebentar," aku menjeda perkataanku. "Itu.. apa nggak anu aku sama kakak ke perpus bareng. Maksudnya, yang tadi, aku cuma bercanda, aku-"
Belum selesai aku berbicara, kak Wooyoung menepuk nepuk pundakku. "Everything's gon' be alright. Tenang aja,"
▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀
"Raa, masih lama? Laper nih, ke kantin yuk"
"Oh? Kakak kalau mau ke kantin duluan aja kak, aku masih harus cari materi yang lain"
Kak Wooyoung mendekat ke arahku, mengambil bukuku. "Perasaan banyak banget dah Ra, ini segini apa belum cukup?" Mendengar kak Wooyoung yang sedang menggerutu, sudut bibirku terangkat. Jika di perhatikan lagi, kak Wooyoung cukup cerewet. "Kan aku udah bilang tadi kak, cuma bercanda, tapi kakak ikut beneran. Aku udah bilang duluan aja tapi kakak malah liat liat buku aku."