"Youra Youra Youra Youra,"
Aku menoleh ke kiri, memangnya siapa lagi di kelas ini yang akan memanggil namaku berulang kali seperti itu selain Tzuyu? Aku rasa tidak ada. "Eung? Kenapa?"
"Temenin ke kamar mandi, kebelet"
Oh iya, sekarang sudah sekitar 2 minggu lebih aku berada disini, dan kami-- aku dan Tzuyu tentunya sudah semakin akrab.
"Iya ayo, aku juga pengen ke kamar mandi nih." Satu kebiasaan Tzuyu, lari. Ya, biasanya dia selalu yang lebih dulu mengajakku ke suatu tempat, entah itu ke kantin, rooftop, ruang guru, perpustakaan, bahkan ke kamar mandi sekarang ini juga pasti dia berlari terlebih dahulu dan meninggalkan ku.
Aku hanya bisa tertawa kecil meladeninya, "Ah anak itu benar benar,"
Kelas kami kebetulan sedang jam kosong, murid murid sibuk dengan kegiatannya masing masing. Setidaknya aku sedikit merasa tenang karena tidak ada yang memperhatikan ku secara terus terang.
Brakk
"Ah! Astaga,"
Secara tidak sengaja, aku menabrak orang, lagi. Astaga bodoh bodoh bodoh, kenapa kamu selalu ceroboh, Ahn You Ra?!
"M, maaf kak"
'Jung Woo Young' itu yang bisa aku baca dari name tag nya, "kak? Kakak ngga papa kan? Maaf kak, aku ga sengaja"
Kak Wooyoung itu berdiri, astaga dia tinggi sekali. Wajahnya juga tampan, sekilas aku lihat dari hidungnya, ia mirip dengan orang Asia Tengah.
"Oh?" Sadar jika aku sudah memandanginya secara berlebihan aku langsung menunduk. Hei aku malu. "Sekali lagi maaf kak, aku ga sengaja"
"Hahaha kamu kenapa? Ga perlu minta maaf, jelas jelas tadi aku yang nabrak kamu"
Astaga apa itu tadi? Aku tidak salah dengar kan? "Enggak kak, tetep aja aku yang salah"
"Hei ayolah," tangannya terulur untuk mengangkat wajahku hingga kami saling bertatapan. "Udah ya, berhenti minta maaf karena tadi aku yang salah, Ahn You Ra."
YA! DIA MENGENALIKU?!
oh astaga bodohhhh, kau kan punya name tag juga seperti dia!
"A, ah.. i, iya"
"By the way, kamu anak kelas ini kan? Kenal sama Jeon Heejin?"
"Jeon Heejin?" Aku seperti pernah mendengar namanya, ah apa mungkin dia Heejin yang duduk di bangku paling depan kemarin itu?"
"Kenal kan? Minta tolong deh, kasih kotak ini ke dia, bilang aja ini dari Yeosang bukan dari Wooyoung. Oke?"
Ah, sepertinya mereka sedang dalam masa pdkt. "Iya, dari Wooyoung ya?"
"Hei jangan! Bilang saja Yeosang"
Aku tertawa lalu mengangguk. "Terimakasih, aku kembali ke kelas dulu"
Saat aku ingin kembali ke dalam kelas lagi, aku teringat suatu hal. "Tzuyu!"
Baru saja aku hendak melangkahkan kakiku, Tzuyu sudah di depanku saja. Raut wajahnya seperti orang yang sedang kesal. "Kenapa kau tidak mengantarku tadi? Heuh,"
Aku tersenyum kecil, "tadi kamu lari duluan, aku mau menyusulmu tapi ada kak Wooyoung kesini." Mendengar nama Wooyoung disebut ekspresi Tzuyu berubah seketika. "Wooyoung? Jung Wooyoung? Wih ngapain dia?"
Aku memperlihatkan kotak yang tadi diberikan Wooyoung pada Tzuyu. "Dia minta tolong buat kasih kotak ini ke Heejin. Kamu mau membantuku?"
"Eh liat dong liat,"
Maka aku pun memberikan kotak itu pada Tzuyu. Dia mengamati kotak itu dengan teliti. "Isinya apa?," tanyanya. Aku hanya menggeleng. "Kak Wooyoung tidak memberitahu."
"Kenapa gak tanya?"
"Tidak berani, takut privasi."
Sepersekian detik kemudian Tzuyu tertawa terpingkal pingkal hingga memukuliku. "HAHAHAHHA SEORANG WOOYOUNG PUNYA PRIVASI? HAHAHAHHAHA ANEH. Yaampun kamu kenapa kaku banget sih Yeoraaa. Aturan mah tadi nanya aja gapapa, santai aja kalau sama dia"
Aku bingung dengan reaksi Tzuyu barusan. "M, maaf Tzuyu, kamu sebelumnya sudah--"
"Shhht," dia memotong perkataanku. "Aku saudara jauhnya, panjang ceritanya nanti deh aku ceritain. Yaudahlah yuk masuk, nemuin Heejin dulu."
Aku mengangguk lalu membututi Tzuyu masuk ke dalam. Dia berjalan menghampiri beberapa anak murid perempuan yang sedang berbincang bincang di salah satu meja sana. "Jeon Heejin,"
Dalam sekali panggilan itu tadi, Heejin langsung menghampiri kami. "Hai, Tzuyu. Kenapa?"
Tanpa basa basi lagi, Tzuyu langsung menyerahkan kotak itu pada Heejin. Heejin membelalakkan matanya, terkejut dengan Tzuyu yang langsung to the point itu.
"Ini apa?"
"Buka sendiri, dari Ju--"
Dengan segera aku menyela, "Kak Yeosang"
Tzuyu menatapku aneh, tetapi aku membalas tatapannya seakan memberi isyarat bahwa itu yang diperintahkan oleh kak Wooyoung. Untunglah Tzuyu mengerti lalu dia membantu menegaskan ucapanku tadi. "Iya, dari Yeosang. Udah ya itu aja sih"
Setelah itu Tzuyu menarik tanganku untuk kembali ke bangku sendiri. "Eh eh ceritain lah kok Yeosang? Dia nya malu gitu?"
Aku duduk di kursiku begitupun dengan Tzuyu, bersiap untuk mengatakan yang sebenarnya. "Mungkin, karena tadi kak Wooyoung bilang ke aku 'minta tolong deh, kasih kotak ini ke dia, bilang aja ini dari Yeosang bukan dari Wooyoung. Oke?' begitu"
Tzuyu sudah ingin tertawa tapi sepertinya dia menahannya. "Gitu ya? Ga gentle banget jadi laki AHAHHAHAHAHAHHHAHAHAHHA"
Benar kan dugaanku?
"Oh iya Tzuyu, kamu saudara jauhnya Wooyoung kan?"
Tawa Tzuyu mereda lalu dia menarik napas sedalam dalamnya. "Iya. Mau aku ceritain?"
"Tentang apa?"
"Tentang gimana aku bisa jadi saudara jauhnya dia? Mau?"
"Emang bisa?" Aku tidak tahu dimana kesalahanku tetapi lagi dan lagi Tzuyu tertawa. "Ya bisa lah. Andai bisa nanya ke kita dulu siapa yang mau dijadiin saudara jauhnya aku juga gak bakal milih dia ah"
"Memang kenapa?"
"Asal kamu tau aja ya, Wooyoung tuh anaknya tengil banget, suka bener gangguin aku, udahlah pengecut banget kaya tadi tuh buktinya. Terus ya yang paling ngeselin dia kerjaannya tiap hari kalau ke rumah pasti pacaran sama San"
"San? Kak Choi San itu maksudnya?" Hei, Kak San yang sudah membantuku! "Iya, temen sekelasnya. Yang kemarin kemarin itu"
"M, mereka pacaran?," satu hal yang baru aku tau, Kak Wooyoung dan Kak San ternyata gay. "Orang orang biasa nyebutnya gitu. Ya siapa suruh nempel mulu berdua, gak pernah lepas"
Oh astaga, aku kira memang benar benar gay. "Ah.. seperti itu ya"
"Kenapa? Terlanjur kaget kirainnya belok ya?" Aku meringis mengiyakan pertanyaan Tzuyu barusan. "Hahaha ya udah it's okay, aku dulu juga gitu gara gara merekanya skinship mulu. Apa ga malu gitu loh diliat banyak orang."
"Tapi kalau pacaran beneran juga aku fine fine aja sih,"
Bukan, itu bukan aku. Itu Tzuyu, memangnya siapa lagi? "Ahaha kamu ini ya"
"Ya daripada dia sama Heejin tapi gak mau ngakuin langsung gitu? Hayo"
"Iya juga" Setelah itu kami tertawa bersama. Baru kali ini aku merasa sebahagia ini ketika jam kosong.
▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀
To Be Continued(n.)
Kayanya aku salah masukin Tzuyu deh, dia satu line sama Wooyoung hei, aturan mah nyari yang 00L aja biar serempak. Tapi ya udahlah biar nanti jadi sesuatu aja🌚