3

355 17 1
                                    

"Bapak gak boleh dong mempermainkan hati wanita seandianya bapak punya anak perempuan memangnya bapak mau jika anak bapak dimainkan oleh cowo lain" nasihat Zahra
"Ya gak mau lah saya bakal ajar tuh cowok yang berani permainkan hati anak saya"
"Nah bapak aja marah kan apa lagi orang tua mereka jika tahu anaknya dipermainkan oleh bapak sendiri mereka pasti marah" Vino menatap Zahra dengan kagum ternyata dia berbeda dengan perempuan di luar sana yang hanya memanfaatkan kekayaannya saja
"terima kasih nasihatnya" baru kali ini Zahra melihat bosnya tersenyum
"Senyum terus ya pak bapak tampan kalo senyum seperti ini" Zahra keceplosan menyebut Vino tampan emang iya sih dia tampan tapi Datar
"Saya emang ganteng dari dulu kok" dengan bangganya Vino mengucapkan begitu dengan Zahra tiba-tiba Raka datang dia ditinggal oleh Vino diruangannya
"Gw nungguin lu lama di ruangan lu eh malah berdua-duaan disini sama kekasih gw" pura-pura marah Raka yang baru saja datang dan duduk di samping Vino sementara Zahra duduk di depan mereka berdua
"Maaf gw lupa, lu mau pesan apa sana gih pesan" perintah vino
"Lu yang bayar ye"
"Ya sana pesan aja" kemudian Raka pun memesan makanannya lalu kami makan bersama-sama
"Eh kok lu samaan sih sama kekasih gw makanannya" Raka cemburu melihat makanan mereka berdua sama
"Kenapa? Lu cemburu" dingin vino sambil makan nasi gorengnya itu
"Iyalah gw cemburu masa makanan lu sama dengan kekasih gw" Raka gak terima jika kekasihnya sama dengan sahabatnya
"Kekasih kapan lu pacarannya coba" vino pun tidak mau kalah dengan sahabatnya itu
"Lagi otw kenapa emangnyau cemburu ya" mengalihkan pembicaraan vino itu
"Ya gak lah karena dia sekretaris gw jadi gw harus tau ada apa hubungannya dengan sahabat gw sendiri" lawan vino yang tidak mau kalah dengan Raka
"Awas ye kalo lu rebut dia dari gw" Zahra hanya tertawa melihat mereka meributkan dirinya itu
"Gak bakal gw gak demen teman makan teman"
"Gw pegang janji lu ya gak beb" Raka berbicara dengan Zahra yang sedang makan
"Lebay lu" sahut Vino
"Sirik aja tetangga" balas Raka
"Gak baik makan sambil berbicara lanjutin dulu makanan kalian berdua" nasihat Zahra
"Tuh dengerin apa kata calon istri gw" ujar Raka dengan tersenyum miris vino pun tidak menanggapinya dia hanya datar kenapa tiba-tiba dia cemburu dengan Zahra padahal dia bukan siapa-siapa Vino apa mungkin jika dia menyukainya masa iya menyukai kekasih sahabat sendiri yang ada mereka ribut lagi
"Lu gak boleh cemburu ingat jangan lukai hati sahabat lu itu" gumam vino yang sedang makan dia melihat Zahra dengan Raka yang begitu akrab sekali sedangkan Vino dia hanya diam tidak mengobrol dengan mereka lagi
Sore hari jam 04.00 Zahra sudah mau pulang kerja sekarang dia sedang membereskan semua pekerjaannya dulu sedangkan Vino yang baru keluar dari ruangannya segera ingin pulang karena malam ini dia ada janji sama sahabatnya itu Zahra pun sama ada janji dengan Raka bosnya pun tidak tau jika Zahra akan datang juga
"Kamu mau pulang Ra" tanya Vino yang baru saja keluar dari ruangannya
"Iya ini saya lagi beres-beres dulu" jawab Zahra yang sedang sibuk merapikan Berkas-berkasnya
"Saya bantu yah biar cepat selesai" kemudian membantu menumpukan berkas-berkasnya yah dia sedang sibuk hari ini
"Kamu pulang sama siapa Ra" vino yang sudah selesai membantu Zahra
"Sendiri pak mungkin naik angkot pak" Zahra pun sudah selesai merapikan Berkas-berkasnya
"Bareng saya saja saya juga mau pulang" dengan tersenyum manis yang memperlihatkan kedua pipi lesungnya
"Apa gak ngerepotin pak" tanya Zahra
"Gak kok ayo" ajak Vino kemudian Zahra pun mengikuti dibelakangnya berjalan menuju mobilnya saat zahra ingin masuk pintu mobil belakang vino berbicara
"Duduk depan Ra saya bukan supir kamu" mau tidak mau Zahra menurutinya Karena tidak ingin berbuat masalah lagi
"Rumah kamu dimana" suasana hening tidak pembicaraan diantara mereka tapi vino mencoba berbicara agar tidak hening lagi suasananya
"Di jalan suka jaya nanti ada pagar warna hitam disitu rumah saya" sampai digerbang Zahra pun pamit untuk turun dari mobilnya dan masuk ke dalam rumahnya
"Makasih pak hati-hati dijalan assalamu'alaikum" ucap salam Zahra
"Wa'alaikumussalam" jawab salam vino dan Zahra pun memasuki rumahnya didalam sudah ada keluarganya yang sedang berkumpul di ruang keluarga
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam" Zahra menghampiri keluarganya dan bersalaman
"Kamu udah pulang cepat sekali biasanya kerja kantor itu pulang malam sayang" bundanya yang sedang menonton TV bersama keluarganya
"Hehe iya Bun tadi sudah selesai pekerjaannya jadi dibolehin pulang deh oh iya nanti malam aku diajak temanku jalan-jalan katanya"
"Perempuan atau laki-laki" tanya ayahnya yang sedang minum kopi sambil menonton TV nya
"Laki-laki yah" Zahra menundukkan kepalanya dia takut gak dibolehin oleh ayahnya padahal dia sudah ada janji dengan Raka
"Ayah gak izinin kamu pergi bersama lelaki" ayahnya tidak mengijinkan jika anaknya bersama lelaki lain yang bukan mahramnya
"Tapi yah aku sudah ada janji bos aku juga bawa anaknya kok" bujuk Zahra
"Anaknya? Bunda gak mau yah kalo kamu dekat dengan bos kamu apa lagi dia sudah punya anak pasti dia sudah punya istri jangan jadi perusak rumah tangga orang Ra bunda gak pernah ngajarin kamu seperti itu" nasihat bundanya kepada anaknya
"Gak kok aku sama sahabat bos aku juga kok" rayu Zahra agar diizinkan oleh kedua orang tuanya
"Ok ayah izinin tapi dia harus jemput kamu disini Kalo gak yaudah gak usah pergi sama dia" jawab ayah pasrah menuruti keinginan anaknya
"Makasih ayah" Zahra pun memeluk ayahnya dan pergi ke kamarnya untuk siap-siap nanti malam tiba-tiba saja hp nya berbunyi ada sebuah pesan dari orang yang tidak ia kenal

CEO My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang