"Apa kau gila Xiao Zhan?" tanya seorang pria berkacamata dengan jubah dokter. Walau ia berbicara dengan menghentak meja, tak sedikitpun membuat Xiao Zhan takut.
"Hey, Yubin. Aku kesini agar kau mengobatinya bukan memarahiku. Keparat." balasnya tak kalah tajam.
Dengan helaan nafas lelah ia menatap Xiao Zhan binggung.
"Apa kau tau arti pelumas? Atau apa kau tau arti sebuah pemanasan Sex dan apa kau tahu arti Virgin atau perawan?"
Jelas nada Yubin sedikit marah dan kesal. Berharap laki-laki tampan ini punya otak.
Xiao Zhan menggangkat bahu tak peduli. masih dengan wajah tak menunjukan bersalah apapun. Saat di ujung dekat pintu. Ranjang pasien terisi tubuh Yibo yang tak sadarkan diri.
"Laki-laki yang kau jadikan pemuas nafsumu masih perawan perjaka atau virgin. Dalam artian ia belum pernah melakukan hal ini. Dan gilanya, kau melakukan tanpa pelumas dan tanpa pemanasan. Dia pingsan tolol" jelas Yubin panjang lebar. Membuat Xiao Zhan tergelak oleh kata perawan atau belum di sentuh siapapun. Bukan hinaanya yang memang selalu di ucapkan sahabatnya tanpa di saring.
Tapi, ia pelacur pastinya ia bermain--ah tidak Xiao Zhan baru sadar saat Xixchen bilang ia baru disina. Dalam artian ucapan Yubin benar apa adanya.
"mana ku tahu jika ia perawan, itu salahnya sendiri berkerja disana." elaknya mencoba membela diri. Tak mau di salahkan.
Yubin yang mendengar sifat kejam tak tertolong Xiao Zhan angkat tangan. Ia hanya menghela pasrah.
"terserah padamu. Aku ingatkan Yibo manusia. Walau ia pelacur katamu. Kau jangan seenaknya. Kau tak lihat itu darah di pantatnya masih merembes."
Xiao Zhan tersenyum miring.
"itu bukan urusanmu. Cepat obati dia. Karna aku ingin dia diobati bukan mendengar ceramahmu. Brengek."
Kalau saja Xiao Zhan bukanlah sahabat ia sejak kecil. Ia tak akan sudi melayaninya, apalagi tubuh malang yang tengah tak sadarkan diri disana. Benar-benar memprihatinkan.
"Saranku, jangan menyentuhnya dulu."
"kenapa?" tanya Xiao Zhan tak terima.
Yubin memijat pangkal hidungnya. Berbicara dengan Xiao Zhan benar-benar membuang tenaga.
"Supaya dia tak mati tolol, bagaimana bisa benda besar milikmu. Masuk kelubangnya kecil. Dengarkan ucapanku. Jangan banyak tanya." geramnya dengan gertakan gigi. Sedangkan laki-laki itu hanya menganguk tanpa dosa.
Yubin segera berdiri dari tempat duduknya. Lalu berjalan mendekati Yibo yang masih pingsan. Dikuti Xiao Zhan yang mengekor bingung.
"Mau apa?" tahan Xiao Zhan saat tangan Yubin hendak membuka celana Yibo.
Yubin terhenti, mengangkat kedua alisnya bingung. "Aku hanya ingin lihat seberapa besar luka itu."
Yubin menepis tangan Xiao Zhan lalu kembali menurunkan celan jeans warna hitam tersebut membuat Xiao Zhan dengan cekatan menghempaskan tangan Yubin.
"Jangan menyentunya. Dia milikku." akuinya tak terima, tak ada yang boleh menyentuh pria itu, selain dia.
Yubin menghela nafas, ia benar-benar di uji oleh sifat Xiao Zhan hingga ia angkat tangan menyerah, berbalik ke meja kerjanya mencatat sesuatu di kertas resep lalu menyodorkanya ke Xiao Zhan.
"Oleskan setiap hari dalam seminggu kepantatnya. Dan ingan jangan menyentuhnya dulu. Atau yang kau claim sebagai milikmu akan mati tak bernyawa." Jelas Yubin menyindir Xiao Zhan membuat pria itu mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] What If? √
FanfictionThanks kepada @dianeka371 atas covernya. Tittle: What If Genre: angst. Tahap Revisi #lianhua_awards Full NC 21+ Xiao Zhan atau sean adalah pria berhati kejam dengan kepribadian paling jahat sedunia di mata orang. Ya, Xiao Zhan mengakui kalau dia b...