"Ggaakk papa kok El" Hanya kata itu yang bisa Naina ucapkan. Setelah itu ia mengurai rengkuhan dari Felice dengan mimik wajah Yang ia buat Tersenyum.
"Btw selamat ya, cie yang mau nikah. Mau nyusul Erlang lo hahaha... Samawa deh El buat lo sama Lendra" Lanjut Naina dengan nada riang.emang di Sekolah mereka memperbolehkan untuk menikah, asal jangan sampai hamil terlebih dahulu sebelum lulus.
Felice tau, bahwa Naina tidak baik baik saja. Senyum nya bisa menipu semua orang, namun tidak dengan Felice.
"Oh ya selamat juga buat lo Len, jaga bener bener nih sahabat gua. Jangan sampai nangis ya" Sekarang Naina beralih ke arah Lendra dan menjabat tangan nya. Lendra hanya membalas ucapan Naina hanya tersenyum dan mengangguk.
"Ehmm yaudah kalo kaya gitu gua turun dulu ya, tadi gua cuma lewat kok. Yaudah ya guys Have fun" Pamit Naina, sebelum ia pergi ia mencium pipi Felice cepat dan langsung berlari keluar Roftrop.
Naina lari dan terus lari, entah kenapa hari ini buruk untuk nya, bahkan sangat buruk. Air mata yang sedari ia tahan akhirnya keluar juga, untung saja saat itu ia sudah berada dibilik kamar mandi. Disana ia menumpahkan seluruh kekecewaannya, kemarahannya, dan kelelahannya. Ternyata penantiannya selama ini hanya berujung pengkhianatan dari sahabatnya sendiri."Kenapa harus lo El, dari seluruh wanita didunia ini kenapa harus lo yang bakal jadi istri Lendra. Kenapa Tuhan gak adil sama gua, gua yang selama ini nungguin Lendra, gua yang selama ini berharap sama Lendra, tapi kenapa malah lo yang dapetin semua harapan gua atas Lendra El. Gua benci takdir yang seperti ini. Kenapa El. Arghhhh" Monolog Naina dengan air mata yang tak hentinya mengalir.
Ia butuh ketenangan saat ini, dan ia hanya bisa berdiam dikamar mandi sampai jam pulang tiba.
🌸🌸🌸
"Naina kemana ya? " Monolog Felice setelah ia sampai di dalam kelas, bahkan ia juga ikut membolos pelajaran sampai jam pulang. Itu karna Lendra memintanya untuk tetap bersama di Roftrop.
"Dara, lo tau Naina? " Ia langsung bertanya pada Dara, teman sekelasnya yang masih piket.
"Lah tadi kan dia pergi keluar beberapa menit setelah lo pergi sama Lendra. Gua kira lo lagi sama dia sampe bolos pelajaran gini" Sahut Dara.
"Haaa? Dia belom balik? " Heran Felice pelan.
Ada sedikit rasa Khawatir pada diri Felice mengenai Naina saat ini. Kemana Naina sekarang? Bahkan Sekolah hampir kosong dan ia belum kembali juga.
Tiba tiba Naina masuk kedalam kelas dengan mata yang sembab dan juga hidung yang memerah.
Naina langsung mengambil tas dan mulai beranjak dari dalam kelas. Ia tak menggubris pertanyaan dari Felice. Pikirannya kacau saat ini.
"Nay lo gak papa kan? " Untuk kesekian kalinya Felice bertanya pada Naina.
"Gak" Akhirnya Naina membalas ucapan Felice dengan nada yang sangat pelan.
"Lo serius gak papa? Tap...
" Cukup El!! Lo harusnya paham. Gak ada yang baik baik aja saat tau sahabat yang dipercaya mengkhianati nya, lo seharusnya tau seberapa kecewa gua sama lo karna hal ini. Gua benci harus ngomong kaya gini sama lo. Tapi jujur El! Gua kecewa sama lo" Ucapan Felice terpotong oleh teriakan Naina. Bahkan teman teman sekelas mereka yang sedang piket juga ikut terkejut karna teriakan Naina barusan.
"Lo gak tau apa yang gua rasain sekarang kan? Lo cuma tau kalo lo udah punya dia. Dia yang selama ini gua harapin, dan gua ceritain ke lo betapa gua berharap sama cowo itu. tapi apa El??! Lo khianatin gua. " Lanjut Naina.
"Tapi Nay, gua juga gak tau sebelumnya dan...
" Dan lo coba nutupin itu dari gua El! Mungkin kalo lo ngomong dari awal, gua gak akan se kecewa ini. Tapi nyatanya apa? Lo lebih milih diam, dan itu berarti lo siap buat nerima konsekuensinya " Itulah ucapan terakhir dari Naina sebelum ia pergi meninggalkan Felice.
🌸🌸🌸
Sekarang Naina berada di taman Sekolah. Hatinya belum benar-benar siap untuk bertemu mamanya, karna pasti mamanya akan Menginterogasi dirinya karna matanya yang sembab. Dan itu artinya ia harus jujur akan peristiwa ini.
"El, gua gak habis fikir kalau lo bisa khianatin gua kaya gini. Kalo lo dijodohin kenapa lo gak nolak aja? Dan kenapa lo malah nerima dia sebagai suami lo. Lo tega banget sama gua El... Gua benci banget sama lo! Gua benci!! "
Bressss...
Tak lama setelah itu, hujan mulai turun dengan lebatnya. Menambah kesan duka yang ketara bagi seorang Naina.
"Baguss!! Bahkan semesta pun tau kalau gua lagi terpuruk kaya gini. Hahaha lucu banget sih hidup lo gua! Luar biasa" Monolog Naina dibawah lebatnya hujan sore itu. Ia bahkan tak peduli bukunya akan basah atau apa. Yang terpenting sekarang adalah hatinya. Hatinya butuh penenang sekarang.
Huaaaa sad banget sih jadi lo Nai! Kasihan Thor jadinya.
Yaudah yuk jut lanjuttt