3

87 17 14
                                    

Sudah beberapa hari ini, Hoseok mendiami Taehyung. Tidak hanya mendiamin, dia juga menghindarinya. Yang Taehyung ingat, ia tidak berbuat hal yang salah pada Hoseok.

Taehyung yang mulai kesal, menahan Hoseok ketika pria itu hendak menghindarinya lagi.

"Hyung. Kita perlu bicara."

"Aku lelah Tae. Aku ingin istirahat."

"Hyung itu kenapa sebenarnya? Kalau aku berbuat salah, bilang. Jangan menghindariku."

"Kau akan tahu kenapa aku memghindarimu, Tae. Minggir." Hoseok pun meninggalkan Tae.

Setelah itu, Taehyung kembali ke kamarnya dan menuju meja komputernya. Menyalakannya. Dan menjelajah lagi ke dalam deep web.

Lagi-lagi ia membuka website itu. Dimana kali ini set background seperti berada di sebuah taman bermain terbengkalai. Dan sepertinya orang bertopeng itu masih menggunakan gadis yang sama dari beberapa bulan belakang.

Gadis itu hanya berpakaian dalam dan juga mata di tutup dengan lakban. Gadis itu pun juga madih terikat. Namun yang membedakan, jarak gadis ke layar semakin dekat. Hingga Taehyung dapat melihat detail sang gadis.

"Kenapa aku selalu berpikir, dia seperti gadis yang kukenal ya? Tapi tidak mungkin kan."

Kolom komentar mulai berjalan cepat. Begitu pun Taehyung yang ikut berkomentar untuk memberi perintah pada si gadis.

'Dandani dia seperti badut.'

'Tutupi wajahnya dengan G-string.'

'Aku ingin melihatnya babak belur.'

Setelah memberikan perintah itu, Taehyung merasa puas hingga menaikkan salah satu sudut bibirnya.
Saking fokusnya, ia tidak menyadari ada seseorang dari balik pintunya. Menatapnya dengan penuh amarah. Dan kemudian pergi menghilang dari balik pintu.

"Ah. Sepertinya rasa lelahku seharian bekerja sudah tersalurkan. Ayo kita lanjutkan." Ujarnya puas.

Tiba-tiba pintu di buka lebar. Taehyung terlonjak dan hampir merutuk. Siapa lagi kalau bukan Namjoon diikuti fii di belakangnya dengan pakaian kebesaran milik Namjoon. Buru-buru Taehyung mengganti layarnya dengan situs jual beli di sana.

"Bagaimana kabarmu, Tae?" Tanya Namjoon.

"U-umm. Baik, hyung."

"Mentalmu?"

"Luar biasa baik."

Namjoon dan fii duduk di sofa dekat meja dimana Taehyung duduk.

"Kau hanya membuka situs yang Joon oppa sarankan, kan?" Tanya Fii. Saat itu, mata Taehyung tak fokus untuk beberapa saat.

"Tae?"

"Ah, Noona. Tenang saja. Aku bermain aman."

Fii memimcingkan matanya penuh selidik. Tatapan Fii membuat Taehyung merasa tak nyaman.

"Baiklah aku percaya padamu, Tae. Jangan melakukan hal macam-macam dan menghilangkan kepercayaan kami." Ujar Namjoon kemudian.

Taehyung bernapas lega. Namjoon dan Fii akhirnya keluar kamar Tae setelah berbincang sebentar. Taehyung kembali pada layar. Tepatnya pada situs sebelumnya.

Taehyung bisa melihat, gadis itu tak sadarkan diri dengan banyak luka lebam diseluruh tubuhnya.

"Sudah selesai?" Taehyung kecewa. Ini karena ia terlalu asik mengobrol dengan Namjoon dan Fii.

Disisi lain. Dikamar yang gelap dan hanya ada cahaya dari layar laptop, seseorang mengetik sesuatu di laptopnya dengan lihai. Mata tajam dan merah itu terus menatap layar laptop sambil mengeratkan katupan giginya.

●◦──────●◦●──────◦●

Pagi itu, Taehyung sudah bersiap untuk pergi ke kantornya. Setelah siap, ia turun dan berjalan menuju ruang makan. Dimana, sudah ada Yoongi, Namjoon, dan Hoseok yang tengah menyantap makanannya masing-masing.

"Oh, Taehyung-ah. Apa tidurmu nyenyak?" Tanya Namjoon.

"Tentu saja, Hyung."

"Kau masih menjelajahi deep web, Tae?" Tanya Yoongi tanpa menatap Taehyung.

"Masih, Hyung."

"Oh. Kalau ada apa-apa jangan merengek, ya." Ujar Yoongi acuh membuat Taehyung memamerkan deretan gigi putihnya.

"Ah, Hoseok hyung, aku--"

"Aku sudah kenyang. Aku akan kembali ke kamar." Ucapan Hoseok membuat kedua temannya menatap ke arah Hoseok dan Taehyung bergantian. Taehyung hanya bisa membuang napas kasar.

"Kalian bertengkar?"

"Aku sendiri tidak tahu, Hyung. Hoseok hyung selalu menghindariku beberapa hari belakangan. Padahal aku merasa tidak pernah melakukan kesalahan padanya."

"Kau yakin? Kau sudah menanyainya?" Taehyung mengangguk pelan.

"Ya sudah, nanti biar aku yang berbicara dengannya. Kau pergilah. Sudah terlambatkan?" Taehyung mengecek jam tangannya dan segera pergi. 

Dari pintu kamar, terlihat Melissa yang baru saja bangun dan menuju ruang makan. Ia duduk sambil membuat roti selainya.

"Taehyung sudah berangkat?" Ujar Melissa sambil melahap rotinya. Yoongi berdiri dan menghampiri Melissa yang masih asik dengan rotinya. Kemudian ia memeluk Melissa dari belakang.

"Sudah. Baru saja. Kenapa kau baru bangun? Aku ingin sarapan dengan masakanmu." 

"Astaga jangan manja. Aku kesiangan juga karenamu tahu." Omel Melissa. Karena gemas, Yoongi mencium pipi dan berbisik ke telinga Melissa dan membuat gadis itu terdiam sesaat. "Kau mau melanjutkan yang semalam?"

●◦──────●◦●──────◦●

Diperjalanan, bunyi dering ponsel Taehyung terus menerus berbunyi. Dan ketika di angkat, tidak ada suara sama sekali. Taehyung yang sebal pun akhirnya mematikan ponselnya.

Dalam waktu kurang lebih empat puluh lima menit, akhirnya Taehyung tiba di kantornya. Segera ia turun dari mobilnya dan memberikan kunci mobilnya pada valley.

Saat melewati resepsionis, Ia melihat sebuah kotak misterius berukuran sedang di meja resepsionis.

"Tuan Kim, ada paket untuk anda." Ujar salah satu penjaga resepsionis itu. Taehyung pun kebingungan. Mau tidak mau, ia mengambil paket tersebut dan membawanya ke ruangannya.

Dengan tidak sabar, Taehyung mengambil cutter untuk membuka paket itu. Setelah terbuka, dengan sangat jelas, di dalam sana ada bungkusan berisi pisau lengkap dengan noda darah. Tak hanya itu, ia bisa melihat sebuah tas familiar di dalam sana dan juga secarik kertas. Tas milik Jiya. Bagaimana ia tidak tahu, tas itu adalah tas costum yang Taehyung pesan khusus untuk Jiya.

Taehyung mengambil secarik kertas itu dan terbelalak saat membaca isinya.

To: Dearest Kim Taehyung.

Hai, apa kabar? Baik-baik saja, kan? Ku harap begitu. Aku di Las Vegas kalau kau tak tahu. Kehidupanku disini baik-baik saja jangan khawatir. Aku bekerja di sebuah perusahaan fashion ternama. Kau tahu, disini gajinya jauh lebih tinggi di banding Korea. Orang-orang disini juga baik. Pokoknya jangan khawatir. 

Semoga surat ini sampai padamu, Sayang.

5 Februari 2019, Jiya Park.

●◦──────●TBC●──────◦●

Into The Deep WebTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang