"nad, udah siap belum tugas dari pak Eko?"tanya lyna setelah aku meletakan tubuh ku ke atas kursi.
Aku mengeluarkan buku latihan fisika dari dalam tas lalu membuka isinya yang sudah penuh dengan angka dan rumus. "Udah, mau nyontek kan?" Tanya ku to the poin membuat lyna mengangguk malu.
"Tau banget kalau gue mau nyontek"lyna mengambil buku latihan fisika milik ku lalu langsung menyalinnya.
Aku membiarkan teman sebangku ku itu menyalin habis tugas dari pak Eko. Bagi ku berbagi tugas jawaban itu masih bisa ia berikan kecuali pada saat ujian. Selagi masih di tolaransi, itu semua tidak masalah
Aku berbalik ke belakang dan mendapati kursi Erik yang masih kosong padahal tiga menit lagi pelajaran pertama di mulai
"Erik mana? Tumben lama datang ke sekolah"
"Oh, si Erik tadi pagi kabarin gue kalau dia ada tanding basket di Bandung"
Aku terkejut saat lyna mengatakan kalau Erik pergi ke Bandung dan aku belum tau berita penting itu "Ha?kapan? Kok gue baru tau"ucap ku dengan raut wajah kecewa
"Tadi pagi berangkat ke Bandung, gue aja baru dapat kabar dari miko anak sebelah"ujar lyna sambil terus menyalin jawaban
Aku mengambil ponsel lyna di atas meja dan langsung mencari kontak Erik di sana. Erik juga teman dekat ku selain lyna di kelas, biasanya saat dalam hal seperti ini Erik selalu memberi kabar kepada ku tetapi sekarang tidak dan itu membuat aku kesal
"Kenapa Lyn?" Suara berat khas Erik pertama kali ku dengar. Aku sengaja mengaktifkan speaker agar lyna juga dapat mendengar percakapan
"Erik! Lo pergi tapi nggak ngabarin gue, lo teman gue nggak sih?"ucap ku dengan nada kesal, sedangkan lyna hanya mengangguk setuju
"Ternyata lo nad, maaf deh maaf. Gue perginya juga buru-buru"
"Tapi setidaknya lo kabarin lo berangkat, gue sama lyna pasti bisa antar lo ke bandara"
"Ya elah nad, lo berdua udah kayak bodyguard aja hahaha"
"Kapan lo balik?" Kali ini lyna yang bertanya
"Mungkin empat hari ke depan gue udah balik, eh omong-omong tugas dari pak Eko belum gue kerjain. Mampus gue"
Lyna dan aku hanya tertawa mendengar Erik khawatir dengan tugas yang belum ia selesaikan dari pak Eko padahal cowok itu sedang berada di Bandung saat ini
"Itu sih derita lo, jaga kesehatan dan jangan suka latihan berlebihan"aku menurunkan oktaf suara lebih rendah dari sebelumnya.
"gue udah besar kali dan pasti udah bisa jaga kesehatan"
Erik itu sangat suka basket dan setiap Minggu selalu full time buat latihan. Terkadang aku juga khawatir dengan kesehatan Erik di sana, biasanya kalau Erik latihan aku selalu mengingatkan ini dan itu begitu juga lyna yang turut memberikan bekalnya untuk Erik latihan
"Rindu banget gue sama lo berdua"
"Geli gue dengernya. Dasar bocah"sahut lyna keras setelah Erik mengatakan rindu kepada kami berdua. Kalau Erik dalam keadaan nyata pasti sudah lyna habisi dengan cubitan
"Udah ya, gue mau tidur dan setelah itu gue mau jalan-jalan kota Bandung. Woy Lyn! Jangan ngiler makanan kalau gue kirim fotonya" ucap Erik semangat di ujung sana
"Gue nggak perduli!" Lyna menutup paksa sambungan teleponnya dan membiarkan aku tertawa di tempat.Erik sangat usil, tetapi lyna dan aku sangat sayang kepada Erik, bagi kami berdua Erik bukan sekedar teman tetapi peran Erik sangat penting bagi kehidupan aku dan lyna
"Permisi" panggil seseorang dari luar pintu.aku dan lyna langsung menoleh
"Nad, lo disuruh Arzo ke kelasnya"lanjut orang tersebut,namanya Dian anak atlet bulu tangkis di sekolah.
"Arzo again?" Aku membuang nafas kasar "ya udah,makasih buat informasinya" lanjut ku malas kemudian Dian langsung pergi dari kelas.
Aku menatap lyna seakan ingin meminta bantuan. Tetapi lyna hanya tertawa dan membiarkan ku berdiri dari duduk"Ingat ya nad,Arzo juga punya peran penting selama 4 bulan terakhir"
"Lo tau kan Lyn, Arzo itu licik. Dia manfaatin gue selama ini.."aku menurunkan bahu pasrah
"Terima aja, Arzo juga teman gue sama Erik kan?"lyna mendorong tubuh ku agar berjalan keluar. Dengan malas aku menuruti kemauan lyna sampai pada pintu kelas "Arzo baik kok selama ini, ya paling-paling sedikit cuek dan dingin tapi jangan ambil sisi negatifnya nad"
Aku mengacak-acak rambut dengan wajah kusut "tap---"
"Lo kasih flashdisk dan langsung balik ke kelas"ucap lyna tegas sebelum aku menyelesaikan kalimat ku
Kalau sudah begini, mau tak mau aku harus ke kelas Arzo dan memberikan flashdisk. Setidaknya itu harus aku lakukan sebelum Arzo yang meminta sendiri
"Sekarang gue harus ke kelas Arzo dan semuanya selesai"ujar ku pada diri sendiri lalu berjalan meninggalkan lyna yang masih berdiri dengan senyuman di sana. Sungguh demi apapun, aku sangat malas bertemu Arzo
------
Jangan lupa untuk
Vote and commentSalam hangat
--Ayi
KAMU SEDANG MEMBACA
Klasikal
Dla nastolatków"Ar,kenapa telpon gue?"ucap ku pertama kali saat ponsel sudah terhubung dengan ponsel Arzo "Lo tanya kenapa gue telpon?gila lo nad! Lo lupa kalau flashdisk persentasi gue ada di lo?" Aku menepuk kening kuat, aku lupa memberikan flashdisk Arzo hari i...