Putus

231 27 11
                                    

"Halo, lang lo ada dimana?" tanya gadis yang bernama Thea saat ia menghubungi kekasih nya.

"Gw lagi di jalan, udah dulu ya, The"

"tapi Lang..." belum sempat Thea melanjutkan kalimatnya tiba - tiba saja Galang memutuskan sambungan telpon nya.

"Segitu sibuknya ya, sampe² beberapa hari ini ga ada kabar" ujar Thea entah pada siapa.

Thea membaringkan tubuh nya di atas kasur saat ini tepat pukul 10 malam. Ia sengaja menghubungi Galang malam² karena jika siang atau sore hari Galang selalu saja tidak mengangkat telpon Thea.

"Huh.....gw ga tau sampe kapan gw bisa bertahan sama sikap lo yang mulai berubah" Thea mulai memejamkan matanya untuk segera beralih ke dunia mimpi nya.
.
.
.

Matahari mulai terbit memancarkan ke indahan nya dan burung² tengah bernyanyi menghiasi pagi. namun ada seorang pria yang masih asik dengan dunia mimpi nya.

"Ya ampun, ini udah jam 6 masih aja belum bangun" ujar wanita setengah baya pada anak laki² nya.

Kemudian wanita itu mengambil air putih yang terletak di atas meja dan menuangnya ke wajah sang pemuda, hanya ini cara yang paling ampuh untuk membangunkan anak laki² nya itu.

"BANJIR.... BANJIR.... aduh HP gw, duit gw..... bisa kelelep gw kalo sampe banjir" Sang wanita hanya melihat tingkah sang anak yang tengah panik.

"Udah kebanjiran nya?" tanya wanita setengah baya itu pada sang anak.

"Mama? sejak kapan mama di situ?"

"Sejak kamu tidur, terus kamu panik kaya orang kesurupan"

"Hehehe....maaf ma, Galang kira banjir beneran" Galang menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan cengiran gaje nya.

"Kamu tahu sekarang jam berapa?"

Galang melihat jam dinding, saat ini menunjukkan pukul 6.15 pagi.

"Jam 6 lewat, Ma" ujar Galang yang terduduk di atas kasur nya.

"Terus??" tanya wanita itu sambil melihat ke arah anak nya.

"Terus apa, Ma?" tanya Galang dengan wajah yg polos.

"Ya ampun Lang, hari inikan kamu masuk sekolah masa kamu lupa" ujar wanita itu tak percaya.

1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik

Galang masih belum sadar bahwa ia terlambat mungkin karena ia baru saja bangun tidur.

"Gawat!!! Galang telat" beberapa detik kemudian ia baru menyadarinya dan berlari secepat kilat untuk bergegas mandi dan pergi ke sekolah.
.
.
.

Suana sekolah tampak ramai terlebih lagi kemarin libur panjang telah tiba. Thea berjalan memasuki gerbang sekolah dan memperhatikan sekeliling nya berharap bahwa ia bisa menemukan Galang. tapi hasilnya nihil Thea tidak menemukan Galang dimanapun.

'Galang dimana ya? apa mungkin dia ga sekolah?' batin Thea.

Kelas akan segera di mulai tapi Thea masih belum menemukan Galang.

"Selamat pagi anak - anak" ujar seorang guru yang sudah memasuki kelas dimana kelas akan segera di mulai.

"Pagi, Bu" ujar siswa dan siswi serempak.

"Baik anak² pelajaran kali ini akan di mulai, hari ini kita akan membahas tentang....."

"Maaf Bu, saya telat" ujar seorang pria yang baru saja sampai di kelas dan secara tidak langsung memotong kalimat gurunya.

"Dari mana saja kamu?"

"Di jalan macet, Bu"

"Ga ada alesan"

"Maaf Bu, tapikan saya cuman telat 10 menit bu"

"10 menit itu berharga Galang, waktu adalah uang kamu ga bisa membuang - buang waktu! sekarang kamu berdiri di lapangan dan hormat ke bendera"

"Tapi, Bu...." ucap Galang terpotong.

"Ga ada tapi²an atau kamu mau hukuman kamu bertambah"

Akhirnya Galang pasrah dan segera pergi ke lapangan untuk menjalani hukuman yang diberikan oleh gurunya. Thea hanya memandang lirih ke arah Galang.
.
.
.

*Kriiinnnngggggg*
Bel istirahat berbunyi semua orang berhamburan ke luar kelas untuk pergi ketempat tujuan nya, begitupun dengan Thea ia pergi untuk menemui Galang di lapangan.

"Nih Lang, buat lo" ujar Thea sambil memberikan sebotol air putih yang sebelum nya ia beli.

"Makasih" ujar Galang singkat sambil menerima air putih yang di berikan oleh Thea.

Thea dan Galang tengah duduk di bawah pohon rindang yang terletak di pinggir lapangan.

"Seminggu ini lo kemana aja? kenapa ga ada kabar?" tanya Thea memulai percakapan.

"Gw sibuk"

"Owh sibuk ya? gw ngerti kok.....tapi harusnya lo kasih kabar biar gw ga khawatir"

"Lo ga perlu khawatirin gw, gw bisa jaga diri" ujar Galang dan berdiri hendak pergi meninggalkan Thea, tapi Thea menahan tangan Galang

"Lo marah sama gw? kalo gw ada salah sama lo, gw minta maaf, tapi please jangan cuekin gw kaya gini" ujar Thea yang berdiri di hadapan Galang.

"Lo ga salah apa², cuman gw udah ga ada rasa sama lo lagi"

"Maksud lo?" tanya Thea tak percaya. kini hatinya mulai terasa sakit mendengar pengakuan Galang

"Gw mau kita putus!!"

"Lo serius, Lang" Thea tak bisa lagi menahan air mata nya, hatinya terasa begitu sakit.

"Maafin gw The, jujur gw udah cinta sama orang lain" ujar Galang menunduk.

"Salah gw apa Lang?" tanya Thea dengan air mata yang sudah membasahi pipi nya.

"lo ga salah apa² The. lo baik, cantik, penyabar....lo itu cewek yang sempurna, The"

"Trus kenapa lo mau kita putus? gw ga mau putus dari lo, gw sayang banget sama lo"

"Gw yakin lo bisa dapetin pengganti yang jauh lebih baik dari gw"

"Kalo gitu, gw bakalan bantu lo buat jadi pribadi yang jauh lebih baik, gw bakalan nerima lo apa adanya, gw bakalan nutupin kekurangan lo dan kita bakalan sama² belajar buat jadi yang lebih baik"

"Maaf gw ga bisa" ujar Galang dan pergi meninggalkan Thea

"Galaaaaannnnnggggg" Thea jatuh terduduk di tanah dengan air mata yang enggan untuk berhenti.

Apakah semudah itu memutuskan sebuah hubungan yang sudah lama di bangun hanya karena orang yang baru? hubungan yang di bangun dengan susah payah namun berakhir dengan mudah.
.
.
.
.
.

Tbc
Masih belajar dalam membuat sebuah karya, jadi maaf kalo cerita nya kurang memuaskan

Makasih yang udah mau baca cerita aku 😊

Akhir Dari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang