Sebenarnya, menjalani semua ini terasa berat untukmu. Bukan hanya jadwal kuliahmu yang semakin padat dari hari ke hari, tapi juga organisasi dan himpunan yang kamu ikuti. Kamu rasanya ingin berhenti saja, tapi teringat kalau kamu punya tanggung jawab di sana, kamu membatalkan niatmu.
Belum lagi akhir-akhir ini, sikapnya semakin mendingin. Entah karena kamu yang terlalu sibuk jadi tidak terlalu menanggapinya dengan serius, ataupun memang dia yang ingin bersikap seperti itu.
"Eunsol! Kamu memperhatikan tidak?" Tanya ketua himpunanmu, Seunghoon.
"Ya, Kak. Ada apa?" tanyamu setelah mengerjapkan matamu beberapa kali. Menarik kembali nyawamu yang sempat hilang karena kantuk yang menguasai.
"Baiklah semuanya, mari akhiri rapat hari ini. Kerja bagus semuanya!" Seunghoon menutup rapat yang baru satu jam kalian adakan.
"Eunsol kamu tetap di sini," baru kamu akan berjalan keluar, kamu dicegah oleh Seunghoon.
"Ada yang harus diomongin, Kak?" tanyamu sambil meletakan kembali tas ransel kecilmu.
"Proposal udah kelar?" tanyanya, kamu menggaruk tengkukmu yang tidak gatal.
"Eum, udah, tapi masih berantakan. Saya harus ngurus keuangan festival organisasi yang kemaren," kamu sedikit menundukan kepalamu dan mengalihkan pandangan.
"Saya bikin jabatan sekretaris ada dua, begitu juga dengan bendahara. Kamu jangan maksain diri aja. Kasih sebagian tugas ke sekretaris dua, ngerti?" perintahnya, kamu mengangguk saja.
"Ya sudah, kamu boleh pulang." Seunghoon mengakhirinya. Kamu menghela napas lega dan kemudian keluar dari ruangan rapat.
Baru saja akan berbelok menuju kantin karena kamu merasa sangat haus sekarang, kamu sudah dikejutkan oleh kehadirannya. Dilengkapi dengan tatapan dingin yang sudah biasa kamu terima.
"Udah?" tanyanya, kamu mengangguk kemudian ia berjalan meninggalkanmu, kamu yang bingung masih saja diam di tempat dan menghela napas. Kemudian kamu mengikuti langkahnya di belakang.
Kamu semakin kaget saat ia berbalik dan menggenggam tanganmu yang terbebas, sedikit menarikmu agar berjalan tetap di sampingnya. Kamu menatapnya tidak percaya dan ikut berjalan di sampingnya.
"Udah makan?" tanyanya. Sekali lagi kamu mengangguk sebagai jawaban. Ia menghentikan langkahnya, menghadap ke arahmu sepenuhnya.
"Aku nanya, dijawab, jangan Cuma angguk ato geleng," titahnya dengan nada yang dingin, kamu kemudian menunduk.
"Iya, aku udah makan tadi." Jawabmu supaya ia merasa puas dengan jawabannya.
"Hm," balasnya kemudian melanjutkan langkah kalian menuju parkiran. Sesaat kamu melupakan rasa hausmu yang tadi menggganggu.
"Eunsol!!" teriak seseorang dari kejauhan dan berlari ke arahmu. Itu Chanhee, partner jajanmu ketika sedang ngumpul bersama organisasi.
"Hm? Kenapa Chan?" tanyamu begitu ramah tidak sadar orang yang berdiri di sampingmu sudah merasa kepanasan dengan begitu ia mengeratkan genggaman tangannya dengan tanganmu.
"Daritadi dicariin Kak Sangyeon, lo kemana aja? Liat aja misscallednya pasti banyak," terka Chanhee.
"Hah? Masa?" tanyamu tidak percaya dan melepaskan tanganmu dari tautan yang tadi kalian buat. Tangamu mencari-cari ponselmu yang berada di dalam tas. Kamu tadi mengaktifkan mode pesawat pada ponselmu karena sedang menghadiri rapat.
"Lo abis dari base sama Kak Sangyeon?" tanyamu kepada Chanhee yang ditatap tidak nyaman oleh Yoonbin.
"Iya, makanya." Jawab Chanhee seperti ketakutan.
'cari Eunsol, bawa ke sini. Laporannya belom kelar' begitulah titah Sangyeon kepada Chanhee.
"Kak Yoonbin, kakak pulang duluan gapapa kan? Aku masih ada urusan ini. Yuk, Chan." Kemudian kamu bergegas ke arah base yang kamu maksud. Kamu berlari bersama Chanhee.
"Halo? Kak Sangyeon. Pacar gue jangan dibikin capek, baru kelar nugas ama rapat dari himpunan, lo tugasin macem-macem gue suruh tuh bocah keluar dari organisasi," dengan santainya Yoonbin menyampaikan itu dan Sangyeon menurutinya saja. Karena memang urusan dengan Eunsol tidak sulit namun sangat penting.
"Tenang aja, Bin. Dah ya," Sangyeon menutup panggilannya.
-
"Kak Yoonbin ga pulang dulu tadi?" tanyamu kepadanya.
"Pulang,"
"Terus kenapa balik lagi?"
"Aku tadi ga pulang dulu, sekarang kita pulang"
"O-oh,"
Kalian akhirnya berjalan menuju parkiran, tak lupa dengan menautkan tangan kalian satu sama lain.
Di dalam mobil, kamu memejamkan mata. Merasakan betapa melelahkannya kehidupan yang kamu jalani. Tak sadar air mata sudah menetes dari matamu.
"Eunsol," panggil Yoonbin. Kamu membuka mata dan air matamu semakin deras mengalir. Dengan kaget kamu menghapus jejak air mata itu sebelum menoleh ke arah Yoonbin.
"Ya Kak?" tanyamu begitu menoleh.
Kamu tersentak kaget. Ia menarikmu ke badannya, mengaitkan tangannya ke pundak kecilmu. Ia memelukmu, dengan hangat. Kamu tesenyum.
"Aku ada di sini, kalo capek cerita aja." Ucapnya, bukannya tenang, tangismu semakin menjadi-jadi. Kamu menangis di dadanya. Tangan mungilmu meremas kecil kemeja yang ia pakai. Sedangkan tangan Yoonbin bergerak mengusap-usap punggungmu dengan halus.
"Makasih, Kak."
----
aww, so sorry ini masi cacat bgt wkwkwkkw
makasii banyakk yg udh baca yaa
sebenernya aku pub ini, cuma buat ngebersiin draft aja hehehehe
lov u gys