Camping liburan musim panas.
Ide yang menarik bagi muda-mudi SMA. Tapi lain halnya bagi Taehyun.
"APA MENARIKNYA!"
Mending buat belajar, gitu katanya. Maklum bocah jenius. Saking jeniusnya dia sampai ingin sekolah berlangsung selama 24/7, jangan gila lah dek.
Tapi serius, Taehyun benci kegiatan outdoor seperti ini. Tidak penting sama sekali. Yang ada hanya menambah capek, membuang-buang uang, yang harusnya menambah teman, dia malah ingin jadi introvert saja.
SMA-nya melaksanakan camping di dekat hutan di Jeju. Dan satu area dengan grup camp dari sebuah universitas. Katanya sih mereka dari jurusan geografi, sedang melakukan penelitian di hutan itu.
Dan Taehyun memutuskan untuk gabung dengan mereka saja, lebih bermanfaat daripada hanya bernyanyi sambil duduk mengelilingi api unggun. Lebih tepatnya, Taehyun ogah ikutan main truth or dare.
Dia diam-diam kabur dari lingkaran, lalu iseng bergabung dengan seorang mahasiswa yang sedang main tanah.
"Hyung sedang apa?" tanyanya sksd.
Mahasiswa itu ya kaget dong. Lagi serius-seriusnya meneliti jenis tanah, tiba-tiba ada yang menegurnya.
"Eh? Kau siapa?"
"Hanya bocah SMA biasa."
Taehyun ikut-ikutan memegang tanah itu, tapi tangannya langsung digeplak. Alhasil dia menarik kembali tangannya dan cemberut.
"Jangan ikut-ikutan, bocah! Sana kembali ke teman-temanmu, aku sibuk."
"Sibuk apa sih? Dari tadi kulihat situ hanya main tanah."
"Main tanah gundulmu. Aku ini sedang meneliti jenis tanah, tau. Bocah lebih baik pergi, ganggu."
"Kalau begitu aku mau bantu."
"Tidak usah!"
"Usah!"
Pemuda itu menatap Taehyun aneh. "Kau itu siapa sih menyebalkan sekali."
"Aku Kang Taehyun, Hyung sendiri siapa?"
"Choi Beomgyu--eh kenapa malah kenalan? Sana kembali ke habitatmu, bocah!"
"Tidak mau!"
"Harus mau!"
"Kenapa ramai sekali ini? Beomgyu, kau ini kusuruh meneliti tanah bukannya malah pacaran dengan anak SMA!"
"Siapa yang sedang pacaran dengan bocah tengil ini, Hyunjin? Dia ini menggangguku!"
"Kalau bukan pacaran kenapa peluk-pelukan?"
Beomgyu yang baru menyadari kalau Taehyun sedang memeluknya, dia pun mendorong bocah itu tapi tidak mau lepas.
"Tidak mau! Dingin!"
"Tuh kan, pasti pacarmu."
"Astaga Hyunjin, bukan! Mana ada! Pergi sana kau juga!"
Hyunjin pun menunjukkan 👌sambil berkedip jahil sebelum beranjak pergi meninggalkan mereka berduaan. Beomgyu hanya bisa merotasikan matanya, jengah.
Pandangannya beralih pada bocah yang malah ngusel-ngusel di dadanya, seperti meong. Beomgyu sebenarnya masih kesal, tapi karena ini bocah lucu juga, dia jadi gemes.
"Hyung kenapa hangat sekali?"
"Ummm ... karena aku mamalia? Makhluk hidup berdarah panas?"
Taehyun terkekeh geli. Selera humornya Taehyun banget.
Beomgyu jadi ikut-ikutan tertawa.
"Kau kenapa tidak bergabung dengan teman-temanmu, hm? Sepertinya sedang seru tuh di sana, jadi iri," kata Beomgyu sambil melihat grup anak SMA yang sedang asyik bernyanyi bersama. Ekspresinya langsung kecut saat melihat kalau ternyata Hyunjin di sana, pedekate dengan anak gadis.
"Tidak suka. Mereka semua fake. Berlagak sok keren di depan orang yang mereka sukai," jawab Taehyun sambil memejamkan mata berbantalkan dada Beomgyu.
Beomgyu manggut-manggut setuju, sangat setuju sekali setelah melihat lagak sok keren Hyunjin di sana.
"Kau, tidak ada yang kau sukai di sana?"
Taehyun menggeleng. "Seleraku tinggi."
"Hah!"
"Dan hangat seperti Hyung."
"Kau suka sesama?"
Taehyun mengangguk. "Aku paling anti dengan pemikiran stereotip. Apa maksudnya laki-laki harus berotot? Apa maksudnya laki-laki tidak boleh menangis? Tidak boleh memakai make up? Tidak boleh mengenakan rok? Tidak boleh rambut panjang? Laki-laki tidak hanya harus melindungi kan? Tapi sesekali juga ingin dilindungi. Tidak hanya memanjakan, tapi juga ingin dimanja. Aku mau dimanja~ tapi kata orang-orang itu melanggar aturan. Aturan apa!!!"
"Sssttt, jangan teriak-teriak, nanti orang lain mengira aku menjahatimu."
Taehyun cemberut lagi. Dia makin dalam ngusel di dada Beomgyu.
Beomgyu sendiri kembali menekuni kegiatannya mengamati beragam jenis tanah yang ditemukan timnya sejak pagi tadi. Tidak mudah mengidentifikasikannya, mana gelap, tidak kelihatan, dan sedikit ribet karena ada makhluk yang menempelinya.
"Hyung, kau setenda dengan siapa?"
"Sendirian. Kenapa?"
"Aku boleh gabung bersamamu?"
Beomgyu pun menoleh. "Nanti gurumu akan mencarimu."
"Justru karena itu...."
Beomgyu menatapnya tak mengerti.
"Biarkan aku bersamamu, Hyung. Please...."