Beomgyu menilai Taehyun sebagai bocah aneh. Kenapa tiba-tiba ingin tidur bersamanya? Maksudnya tidur dalam arti yang sebenarnya ya, bukan sex.
Beomgyu perhatikan juga, bocah ini seperti anti-sosial. Dia sama sekali tidak mau bersosialisasi dengan teman-teman sekolahnya. Malah lebih sering terlihat berurusan dengan guru.
Dia tidak mau peduli, sebenarnya. Tapi aneh.
Beomgyu tidak bisa tidur. Akhirnya dia memutuskan keluar dari tenda untuk merokok. Tepat pada saat yang sama, dia melihat Taehyun digandeng oleh pria dewasa, yakni gurunya. Masuk ke salah satu tenda yang paling menyendiri dari tenda lainnya dan ... entah apa yang mereka lakukan.
Beomgyu jadi penasaran. Dia mengurungkan niatnya merokok, dan lebih memilih untuk mengintip mereka.
Firasat Beomgyu tidak enak. Dia mencium aroma-aroma mencurigakan dari gerak-gerik mereka tadi.
Mahasiswa itu pun mengendap-endap dengan sangat hati-hati mendekati tenda tersebut. Ia mencari lubang kecil untuk mengintip apa yang sedang terjadi di dalam sana.
Oh, ada dua orang pria dewasa. Dan Taehyun di antara mereka. Beomgyu awalnya bingung dengan apa yang sedang mereka lakukan. Sampai akhirnya....
Beomgyu membungkam mulutnya sendiri. Ia ngeri melihat yang sedang terjadi di dalam sana. Bukankah itu termasuk kategori pemerkosaan?
Tubuh telanjang Taehyun diikat dengan posisi menungging, matanya ditutup dengan kain, dan mulutnya dipaksa membuka lebar untuk dimasuki. Begitupula dengan bagian belakangnya, yang mungkin membuat Taehyun seolah dibelah dua karena dimasuki benda yang begitu panjang dan besar.
Tangis tertahan Taehyun bisa dia dengar. Beomgyu tidak tega. Beomgyu tidak bisa lagi berlama-lama di sana. Dia dengan gemetaran mengambil ponselnya dari saku, dan mengabadikan pemandangan itu sebelum beranjak kembali ke tendanya.
Trauma.
Yang merangsang nafsu nya.
You can't blame him. He just a normal guy.
Dia bersembunyi di bawah selimut, menurunkan celananya hingga selutut, dan mulai memuaskan dirinya sendiri.
Imajinasinya bermain. Seolah-olah Taehyun lah yang memuaskannya. Pertama-tama dengan jari-jari lentiknya yang ujungnya selalu memerah saat kedinginan. Memijat miliknya dan mengurut dari atas ke bawah.
Lalu semakin penasaran, ia pun menggunakan mulutnya untuk mengeksplor benda itu. Memberikan jilatan anak kucing di bagian ujungnya, lalu lidah itu pun bergerak hingga ke atas. Menggunakan gigi depannya untuk menggigit bagian atas, lalu kembali turun lagi dan memasukkan seluruh bagian benda itu sampai yang paling ujung masuk ke tenggorokannya.
"Ah Taehyun...." geramnya penuh nikmat sambil mengangkat pinggulnya, berusaha membenamkan miliknya makin dalam di mulut itu.
Beomgyu menggila dengan fantasinya. Ia tak hentinya menghentakkan pinggulnya seolah menyetubuhi mulut lawan mainnya yang hanya ada dalam imajinasinya saja. Membayangkan wajah sayu Taehyun dengan mulut penuh dengan kejantanannya.
Dalam. Dalam. Dalam. Hingga lawan mainnya tersedak kehabisan napas. Baru setelah itu, cairannya ditembakkan.
Beomgyu segera membersihkannya dengan tisu. Lagi-lagi dengan membayangkan kalau tisu itu adalah lidah Taehyun.
"Ck, on lagi."
Tapi dia tidak ingin melakukannya lagi. Tidak membayangkan Taehyun maksudnya, bakal tidak ada habisnya kalau dia membayangkan Taehyun terus.
Bocah itu sudah malang nasibnya. Dia merasa brengsek kalau terus memuaskan dirinya dengan membayangkan Taehyun.
Baru saja dia selesai dengan urusannya, bocah itu datang ke tendanya. Sudah memakai baju lengkap. Hanya saja masih jelas sekali jejak-jejak kegiatan tadi. Matanya bengkak, sekujur lehernya banyak bekas kemerahan, dan jalannya pincang.
Anak itu langsung berbaring di tempat tidur Beomgyu, meringkuk seperti janin, memeluk lututnya sendiri.
Sama sekali tidak ada niatan untuk menyapa Beomgyu. Malah menangis.
Harusnya Beomgyu menenangkan. Tapi dia juga ikut merasa bersalah karena membayangkan Taehyun untuk kepuasan dirinya sendiri. Jadi, dia hanya menyelimuti Taehyun, lalu beranjak keluar mencari kesibukan sendiri.
Did he love him? I don't know.
