"Hyunjin."
"Apa panggil-panggil?"
"Kalau semisal aku melaporkan seseorang ke polisi, apakah aku juga akan terdampak memiliki catatan kriminal?"
Hyunjin memicing curiga pada Beomgyu.
"Maksudnya bagaimana? Kau mau melaporkan siapa memangnya?"
"Orang jahat," jawab Beomgyu. Matanya menatap lurus pada Taehyun yang sedang memunguti sampah yang berceceran di area camp nya.
Hyunjin sendiri tak mengerti dengan maksud Beomgyu itu.
"Kalau kau punya bukti yang kuat, tentu saja kau tidak akan menjadi tersangka."
"Begitukah? Aku hanya butuh bukti saja kan untuk melaporkan orang itu?"
"Iya. Memang kenapa sih?"
Beomgyu tersenyum. "Bukan apa-apa, thanks bro."
Pemuda itu pun beranjak. Dengan langkah riang dia menghampiri Taehyun, membantu yang lebih muda mengumpulkan sampah bekas semalam.
"Hei, tidurmu nyenyak semalam? Aku kaget melihatmu datang larut malam begitu," katanya basa-basi.
Taehyun mengangguk. "Langit semalam cantik, aku tidak mau melewatkannya jadi aku tidur larut malam."
Liar🤞🏻
"Oh begitu? Kenapa tidak mengajakku sih? Aku juga tidak bisa tidur semalam."
"Aku ingin melihatnya sendiri, kenapa harus bagi-bagi denganmu?"
Beomgyu tertawa. Dia memasukkan sampah yang dikumpulkannya ke kantong yang dibawa Taehyun, dan iseng mengusak rambut Taehyun.
"Dasar pelit."
"Biar wlee!"
Beomgyu hanya terkekeh melihatnya. Taehyun, bocah ini pembohong ulung. Sama sekali tidak menunjukkan kegugupan saat mengatakan kebohongan, seperti sudah kebiasaan.
Melihat langit malam yang cantik? Bullshit! Matanya bahkan ditutup, dia tak bisa melihat apa pun yang terjadi pada tubuhnya semalam. Saking kuatnya ikatan itu, sampai-sampai membekas di pelipisnya. Matanya bengkak, merah, sembap, parah. Bagaimana caranya bocah itu membayangkan langit malam yang cantik saat tubuhnya digempur oleh dua orang pedofilia?
Beomgyu ingin melindungi anak ini, sungguh. Tapi di satu sisi dia merasa tidak berhak. Ia sudah menggunakan Taehyun dalam fantasinya, sebagai pemuas nafsu.
Bagaimana mungkin dia bisa melindungi Taehyun dari orang lain, kalau di dalam fantasinya saja dia tidak mampu melindungi Taehyun dari dirinya sendiri?
Malamnya, Taehyun datang ke tenda Beomgyu untuk tidur. Masih lebih awal dari kemarin, jam tidur siswa pada umumnya.
Pemuda itu memakai piyama putih bermotif garis-garis warna abu. Dia langsung berbaring di sebelah Beomgyu. Tidak langsung tidur, tidak juga main hp dulu. Hanya melamun entah membayangkan apa. Posisinya membelakangi Beomgyu.
"Hyung."
"Hm? Kupikir sudah tidur."
"Peluk aku."
"Tidak bisa tidur?"
"Aku butuh kehangatan, plis."
Beomgyu pun menyimpan ponselnya. Lalu dia memeluk yang lebih muda dari belakang.
Hidungnya terbenam di tengkuk Taehyun, membaui aroma pemuda itu sampai paru-parunya sesak. Tangannya bergerak mengikuti lekuk tubuh Taehyun. Kakinya menindih kaki Taehyun seolah pemuda itu adalah guling, dan pinggulnya refleks terdorong ke depan, tepat mengenai belahan gundukan milik Taehyun.
"Sudah merasa cukup hangat, Taehyun?"
Taehyun menggeleng. "Mau lebih."
Dia meraih satu tangan Beomgyu yang tadinya disimpan di pinggulnya, lalu memasukkannya ke dalam baju. Sengaja menuntunnya menyentuh nipplenya yang sudah tegang.
"Aku menginginkanmu, Hyung."
Beomgyu pun mengelus nipple kecil itu. Memilinnya gemas, dan menekan dadanya hingga yang lebih muda meloloskan desahan manja.
Ia suka reaksi itu.
Lalu tangannya yang satu lagi bergerak masuk ke dalam celana, memuaskan si jantan kecil yang ternyata sudah tegang. Memberinya hand job dengan tangannya yang besar dan kekar, sampai isinya hampir meledak.
Tapi ia tak membiarkan itu terjadi. Karena dia ingin, memuaskan si kecilnya secara oral juga. Di baliknya tubuh yang lebih muda untuk telentang. Mengangkat bajunya sampai ke atas dada, dan menurunkan celananya sampai lutut.
Look, he's so fcking sexc.
"Buka mulutmu, Sayang," bisiknya yang langsung dilakukan oleh Taehyun. Ia pun segera membungkam mulut itu dengan piyama Taehyun, biar bajunya tidak menutupi badannya.
Dengan begitu dia bisa leluasa meraup nipple yang lebih muda. Berlagak seolah sedang menyusu. Kiri kanan bergantian. Kedua tangannya memegang kedua tangan lawan mainnya, biar diam di tempat.
Setelah puas main di sana, dia turun ke arah selatan, memasukkan jantan kecil itu ke dalam mulutnya yang hangat. Bukankah tadi ia minta kehangatan?
Masih dengan saling menggenggam. Taehyun sudah berantakan. Dia tak hentinya meloloskan erangan manja sambil melihat bagaimana Beomgyu memuaskan dirinya.
Feel so good. Terlebih dengan kecupan bonus gigitan kecil di paha dalamnya. Seolah, si dominan sedang menunjukkan teritorinya.
Si dominan pun tak tahan ingin segera menandai submisifnya di dalam. Dia segera melepas pakaiannya sendiri, dan melepas celana Taehyun.
Dia juga mengganti baju di mulut Taehyun dengan tangannya, mengecup seluruh wajah si submisif sambil menunggu jari-jarinya basah.
Setelah dirasa cukup, dia pun mengangkat satu kaki Taehyun ke bahunya, dan memasukkan jarinya ke dalam lubang belakang.
Sambil menyiapkan pemudanya, Beomgyu melakukan oral pada si jantan kecil supaya mendapatkan pelepasan pertamanya. Kasihan, sejak tadi sepertinya tersiksa karena tertahan.
Si submisif makin berantakan. Dia berinisiatif menggigit bajunya sendiri biar tidak mengeluarkan suara keras. Menggerakkan pinggulnya juga biar aksesnya jadi lebih mudah. Sampai akhirnya dia keluar juga. Si dominan lantas membersihkan cairan itu dengan tisu.
"Hyung boleh masuk?"
Taehyun mengangguk. Dia menurut saja ketika diminta untuk mengganti posisi menjadi menungging. Jari itu keluar, dan diganti dengan yang lebih besar dan panjang. Ia memekik keras, untungnya tertahan karena menggigit baju.
Si dominan tidak langsung bergerak. Diam dulu biar yang di bawah beradaptasi. Sambil memeluknya dari atas, saling berpegangan tangan.
"Are you okay, baby?"
Taehyun mengangguk patah-patah. Pelipisnya dikecup dulu sebelum tubuhnya digempur pelan-pelan.
Beda sensasinya. Beomgyu tidak memaksa. Punya belas kasih padanya, tidak menyakiti tubuhnya dengan tali tambang yang biasanya selalu mengikat kaki, tangan, dan lehernya. Pria itu hangat, memperlakukannya dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Tangannya tak pernah dilepas dari genggaman. Bebas mau lihat apa pun yang ada di sekitarnya. Mulutnya, kalau saja mereka tidak sedang camp, mungkin dia akan dengan leluasa menyerukan kenikmatan yang diberikan oleh dominannya, dan menyebut nama dominannya dengan percaya diri supaya orang lain tahu bahwa jiwa raga dan perasaannya hanya milik pria ini.
"Aku ingin mendengar suaramu memanggil namaku, Taehyun," kata yang lebih tua sambil menarik lembut baju dari gigitan Taehyun, lalu mendekatkan telinganya ke bibir si manis.
"Beomgyu hyung...."
Beomgyu tersenyum. Dia mengecup sayang pipi Taehyun.
"...aku mencintaimu...."
Si jantan dominan makin terbenam di lubang itu, mengeluarkan isinya dibantu oleh pijatan dinding lubang tersebut.
Sedangkan yang di atas sedang berbagi ciuman. Dengan si dominan yang tak hentinya membisikkan pujian pada submisifnya.
