Masuknya Raihan

27 2 0
                                    


Depok, September 2016 tepatnya jam 06.35 aku berangkat ke sekokah dengan berjalan kaki, karena jarak dari rumah ku ke sekolah hanya 50 meter saja, aku berjalan menelusuri jl.Tipung ditemani dengan rintikan hujan yang membuat pagi ku menjadi lebih semangat.

Seperti biasa di perjalanan pikiranku selalu mengarah ke fatimah, entah kenapa setiap hari wajahnya selalu hadir di setiap pikiranku kosong, ya setidaknya sudah hampir 3 bulan ini.

Drengg.... Dreng.... Dreng... Teng...teng... teng!

Suara geberan motor RX-KING dari arah belakang, yang membuatku langsung menoleh 180 derajat ke arah pemilik motor tersebut.

Braakkkk

aku terjatuh ke semak-semak karena ditendang oleh pemilik motor tersebut.

"Woii Bangsat turun lu!" Ucapku kasar kepada pemilik motor tersebut.

Orang tersebut berhenti, lalu langsung menghampiri ku bersama ke 3 temannya, tatapan mereka semua mengandung kebencian yang sangat dalam kepadaku, kedua tangan mereka tak henti-hentinya mengepal sedari turun dari motor.

Aku memandangi mereka satu persatu dan kudapati salah satu diantara mereka yang sudah tidak asing dalam pandanganku, ya dia adalah Batak, musuh bebuyutan ku sejak aku mulai terjun ke dunia Tawuran.

"Apa! Berani lu sama gua!" Bentaknya keras sambil mengambil dahan kayu yang berada di pinggir jalan.

"Jagoan Kampung" ucapnya tersenyum sambil bertepuk tangan.

" Kemana aja lu!, Sekarang udah jarang gua liat lu tawuran lagi?! Sambungnya sambil mendekatkan dirinya ke arahku.

"Udah jadi anak mamah dia tak, hahahaha, liat aja itu seragamnya,Rambutnya Celananya, ahahah kayak si Ramdan anaknya pak RW!" Ucap salah satu temannya sambil tertawa sinis.

"Udah Bacotnya!" Ucapku dan langsung berusaha berdiri dari semak-semak.

"Hahaha! Sejak kapan gua pernah bilang takut sama lu?" Sambungku dan tertawa sinis mendengar ucapan yang keluar dari mulut Batak.

"Tak, udah hajar aja, mumpung gak ada Warga, lagian juga dia sendiri" ucap salah satu temannya.

"Sini Maju lu!" Ucapku singkat.

"Banyak Bacot lu anjing!" Tegasnya dan langsung berlari ke arahku membawa kayu yang dia masih pegang di tangan kanannya.

Brak... Brug... Brag... Brug

Tak lama kemudian akhirnya datang seorang Ibu-ibu paruh baya membawa segendol plastik besar yang berisikan Sayuran, ya dia adalah bibiku, namanya bi Sutiyem.

"Ehh udah-udah jangan berantem" lirihnya dan langsung menghampiri ku dan batak.

"Ehh udah-udah, iqbaallll udah dengerin bibi!" Lirih bibi sambil menangis.

Jujur saat itu suara bi Iyem sama sekali tidak terdengar di telingaku sehingga perkelahianku dengan batak masih terus berlanjut.

Braaakkkk

Bi iyem terjatuh karena dipukul oleh Batak yang tak sengaja mengenai kepala Bi iyem.

dengan reflek aku langsung menghampiri bi iyem yang sedari tadi mencoba menghentikan perkelahianku dengan batak.

Sedangkan batak seorang pelaku yang memukul bi iyem langsung kabur bersama ketiga temannya dan meninggalkan kami berdua.

"Woi...! Jangan kabur lu!" Ucapku teriak kepada mereka bertiga.

Love in SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang