Untukmu,
Laki-laki yang hilang bersama musim semi.Boleh hari ini aku merindu? Merindu dengan bulan sabit yang selalu terukir indah di bibirmu, merindu dengan setiap kata yang keluar dari mulutmu, merindu dengan hadirmu di dekatku, dan merindu dengan suaramu yang terdengar begitu merdu di telingaku.
Sudah lama bukan aku tidak melihat dan mendengar itu?
Kamu tahu? Hari ini musim semi telah kembali, setelah sekian lama ia pergi.
Aku juga berharap kamu kembali, bersama musim semi tahun ini. Meskipun setelah hari itu aku tak lagi menyukai musim semi. Tetapi aku tidak munafik jika aku selalu menanti hari ini, untuk menunggu kehadiranmu yang entah kapan kembali.
Kamu ingat saat musim semi beberapa tahun yang lalu? Hari itu adalah hari ke-38 kita saling mengenal, sejak pertemuan singkat di halte bus.
Ketika itu aku dan kamu sedang menikmati musim semi bersama, berjalan di jalan yang dipenuhi daun kering, lalu kamu bilang jika kamu menyukai musim semi.
Karna menurutmu musim semi adalah lambang keikhlaskan, dan kamu bilang musim semi juga telah mengajarkanmu, bahwa ketika kita harus melepas hal yang berharga, kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih berharga pula.
Sama seperti ranting pohon ketika musim semi tiba, saat ia harus melepaskan daun yang selama ini menjadi bagian hidupnya. Ranting itu ikhlas, dengan keyakinan, bahwa setelah ini pasti ada daun baru yang akan menggantikannya.
Jujur aku kagum dan senang, mendengar manusia sejenis kamu, yang untuk bicara panjang saja sulit, tapi bisa mengeluarkan kalimat itu.
Sebelumnya aku hanya menyukai musim semi karna keindahannya dan tak pernah tahu bahwa ada makna yang tersimpan di baliknya.
Tetapi di hari itu pula semua kebahagianku lenyap dan tergantikan oleh kekecewaan yang kamu buat. Saat kamu bilang bahwa esok kamu harus pergi. Jujur saat itu aku sangat kecewa.
Sampai akhirnya esok hari pun tiba. Hari yang hadirnya tak pernah aku inginkan, hari dimana aku harus melepasmu di bandara, hari dimana kebahagiaanku benar-benar lenyap.
Saat itu kamu bilang, kamu memang akan pergi tapi untuk kembali lagi. Kamu juga bilang musim semi berikutnya kamu akan kembali. Bertahun-tahun aku percaya dengan kalimatmu itu. Tetapi sudah empat musim semi berlalu, kamu belum juga kembali untuk melepas rindu.
Setelah kamu pergi, dan janjimu tidak kamu tepati. Seketika banyak pertanyaan menghampiri. Apakah kamu masih mengingatku di sini? Masihkah kamu menjadi laki-laki pecinta musim semi? Tidakkah ingin kamu kembali? Dan dua pertanyaan yang ingin benar-benar kutau jawabannya, apa kamu masih menjadi penghuni bumi? Atau sudah pergi ke lain dimensi?
Jika saja aku di beri kesempatan untuk bertemu denganmu meski hanya sebentar. Aku hanya ingin bilang terima kasih, untuk 38 hari yang menyenangkan, dan untuk jawaban bahwa kamu takan kembali yang tak pernah kamu ungkapkan.
Ketika kamu membaca ini
Itu artinya kamu mengerti
Bahwa aku sedang menanti
Hadirmu yang telah lama pergiDari gadis bulan mei
Yang tak lagi menyukai musim semi
Untuk laki-laki bulan juni
Yang hadirnya selalu kunanti
YOU ARE READING
[1] Wi.Us 4 Seasons Writingfest: Spring Blossoms
Short StoryWi.Us 2nd Project 4 Seasons Writingfest merupakan rangkaian festival menulis One Shoot sebagai bagian dari big projek kedua dari Wi.Us Writing. Festival menulis ini akan berlangsung selama 4 musim dari bulan Maret sampai September 2020. Wi.Us Writi...