Umin melepas sarung yang ia pakai sesudah ia melaksanakan sholat Isya dan tadarus Qur'an. Kemudian sarung tersebut ia lipat dengan rapih dan ia masukan kedalam lemari. Tak lupa ia mengganti baju muslim koko nya dengan baju yang lebih santai. Umin berniat pergi keluar kamar dan mengecek keadaan teman-temannya yang lain.
Baru saja ia membuka pintu kamar, Umin berpapasan dengan Chen yang juga baru keluar dari kamarnya. Chen terlihat rapih seperti hendak pergi keluar.
"Mau kemana?" tanya Umin.
"Eh mas Umin, ini pada mau nongkrong semua di tempat biasa. Mas Umin mau ikut?"
Umin mengangguk, kemudian Umin kembali masuk kekamar untuk mengganti celana pendeknya dengan celana yang lebih panjang. Lalu ia dan Chen berjalan bersama menuju ruang tamu.
Diruang tamu sudah ada Suho, Chanyeol, Kai dan Baekhyun. Suho sibuk memberi wejangan untuk para member lainnya agar tetap menjaga sikap disana. Seharusnya wejangan ini buat Sehun, tapi Sehun nya malah gak ada. Dia lagi dibikinin susu sama Dio di dapur. Tapi gak ada salahnya juga kan Suho tetap memperingatkan yang lainnya.
Chen dan Umin ikut bergabung duduk dengan yang lainnya. Tak lama Sehun dan Dio kembali keruang tamu disusul dengan Lay yang baru selesai mandi. Mereka semua sudah siap untuk berangkat.
Baru beberapa langkah mereka berjalan, Kai tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Bang, ini kita perlu bawa alquran gak sih? Buat jaga-jaga kalo ada mba kunti kaya kemaren lagi."
"Gausah, kan mas Umin udah hapal ayat kursi." ucap Chanyeol.
"Tapi kemaren pas denger suaranya si mba setan, mas Umin larinya paling pertama."
Semuanya terdiam, Umin jadi malu. Gitu-gitu Umin orangnya parnoan. Makanya dia takut banget kalo udah diganggu gitu.
"Jadi selain mas Umin gak ada yang hapal ayat kursi?" tanya Suho, namun semuanya hanya diam.
"Yasin?" Suho kembali bertanya. Tapi semuanya menggeleng.
"Duh gawat. Chanyeol lo beneran gak hapal?" tanya Suho. Chanyeol menggeleng, kemudian mengangguk, lalu menggeleng lagi. Chanyeol tuh bukan gak hapal ayat kursi. Cuman gak lancar aja hapalannya.
"Sehun?" tanya Suho, semua atensi yang semula tertuju pada Chanyeol kini beralih menatap Sehun.
Sehun menggeleng, kemudian Kai tersenyum mengejek. "Jangankan ayat kursi bang, Sehun aja setiap sholat bacaan nya al-kautsar sama qul huwallahu doang."
"Udah-udah. Jadi gimana ini?" kata Chen menengahi.
"Ummm gini deh, nanti kalo emang kita di ganggu lagi, g-ggue aja yang bacain ayat kursi." kata Umin dengan sedikit ragu.
Iya ragu,
Kalo mba setannya malah nunjukin diri, ya berati Umin gak jadi bacain ayat kursi nya.
****
Kesembilan orang ini berjalan beriringan menuju tempat mereka nongkrong. Mereka lebih memilih berjalan kaki karena jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh dari kost mereka. Tak sampai sepuluh menit, mereka sudah sampai ditempat tongkrongan.Yaitu didepan rumah pak Rt Sodhiqin, tepat dipinggir jalan. Disanalah spot favorit mereka untuk nongkrong malam.
Banyak alasan kenapa mereka sukanya nongkrong dipinggir jalan kaya gini. Salah satunya yaitu ada angkringan kecil disebelah rumah pak Rt. Bukan, bukan masalah angkringannya. Tapi penjual angkringan nya seorang janda muda cantik nan aduhai sekali body nya.
Ini sih kesukaannya Chen sama Lay.
Buktinya, sekarang dua manusia itu langsung ngacir kearah angkringan itu buat caper sama mba penjual nya.
Benar-benar memang!