"Seperti kilat di gerimis malam, kehadiranmu mengejutkan. Bagiku kilat membawa ketakutan, namun tidak denganmu, kehadiranmu memberikan kenyamanan"
Semarang, 2019
Pagi itu Acha bersemangat pergi ke kampus, selain karena dia bahagia mewakili kampus untuk POM Nasional dia juga bahagia karena semalam dia tiba tiba mendapat pesan dari ketua kontingen kampusnya yang berisi kata kata pemyemangat saat hatinya sedang lelah.
Di koridor kampus dia bertemu dengan Riani dan Tsabita teman dekatnya yang kebetulan juga sekelas dengannya pada matkul hari ini
"Iyaaaaan Bitaaaa, gila gila parah kacaw monangis Ya Allah kenapa gue gini aja seneng si ah!" Reflek Riana dan Tsabita memutar bola matanya jengah"Apa? Mas mas mana lagi yg bikin kamu baper? Kesel deh, kamu mah paling dikedipin satpam depan asal eye catching juga baper, iyiiin bipik sitpimnyi minis bingit" balas Riana dengan menirukan suara Acha yg cempreng.
"Astaga Iyaaaan ga gitu jugaa, kali ini mas mas teknik yang jadi ketua kontingen POM, uwu banget kaaaan? Tadi malem dia chat gitu, ngingetin agenda latihan dan karantina, sama kasih semangat"
"Ya Allah Acha, ya jelas dia ngingetin dan kasih semangat, orang dia penanggung jawab kaliaaan, semua juga di chat kali yakin gue" Kali ini Tsabita ikut kesal tingkah berlebihan teman anehnya tersebut.
"Ihh bodo males gue sama kalian, kelas aja yuk dah, liat aja gue yakin bakal menemukan ke uwu an lain nantinya, gue pamerin ke kalian besok hahaha"
"BODOAMAT" teriak Tsabita dan Riana bersamaan.
Acha yakin, hal mengejutkan dan membahagiakan akan terjadi kepadanya, entah dari ketua kontingen itu, atau dari teman lain yang mengikuti POM, ya kalaupun tidak terjadi setidaknya dia bisa cuci mata melihat anak Teknik yang menurutnya memiliki aura beda daripada laki laki di jurusan dan fakultasnya yang cenderung menyebalkan dan childish.
Siang hari saat technical meeting Acha bersemangat ingin bertemu dengan teman lain yang juga akan mengikuti POM. Acha sendiri mewakili kampusnya dalam cabang Olahraga Voli, meskipun tubuhnya pendek dan cenderung 'bantet' tapi skill Acha dalam permainan itu tak diragukan. Hari itu juga Acha tau bahwa dalam tim voli putra salah satu diantaranya adalah mahasiswa teknik yang dulu pernah ia lihat dan menjadi bahan gosip di masa ospek. Ya, dulu saat ospek memang angkatan Acha sering mengerjakan penugasan di area Student Center, yang mana pasti bertemu banyak mahasiswa dari fakultas dan jurusan lain.
"Alhamdulillah cuci mata" gumam Acha
"Iya Cha Alhamdulillah ya ga nyangka kita bisa sampai tahap ini" Ujar Putri teman se tim nya
"Hahh.. Ehh.. Oh iyaaa put Alhamdulillah"
Jawab Acha kaget
"Untung putri ga denger, malu lah ini aku hehe" batin Acha."Assalamu'alaikum temen temen, sebelumnya perkenalkan nama aku Latif dari Teknik Elektro 2015, pasti udah kenal kan ya hehe, aku mewakili cabang olah raga panahan pada POM ini, dan kali ini aku diamanahi oleh Pak Is selaku pembina kita untuk menjadi penghubung kontingen kita dengan beliau, jadi nanti aku yang bakal kasih info lebih detail ke kalian, juga kalau kalian sungkan bertanya ke pembina, bisa tanya ke aku, jika sekiranya aku ga bisa jawab aku akan tanya ke Pak Is. Mungkin dari info yang uda disampaikan dari pembina tadi ada yang kurang kalian pahami atau mau tanya sesuatu?"
"Beluum" jawab Acha spontan, kemudian dia melihat Acha sambil tersenyum dan menyatukan jari jempol dan telunjuknya.
"Eh" Acha kaget dan menutup mulutnya, mukanya memerah menahan malu, memang kebiasaan ceplas ceplos nya itu sulit dikendalikan. Ia kemudian menundukkan kepalanya saat Latif melihat ke arahnya, dan dibalas dengan senyum yang membuat Acha ingin guling guling.Kemudian pertanyaan pertanyaan muncul dari teman temannya, mulai dari barang apa yang wajib dibawa dan tidak perlu dibawa, teknis acaranya seperti apa dan lain sebagainya. Acha mencermati sambil mencatat, Ia tak mau salah membawa perlengkapan, atau buruknya membawa hal hal yang tidak penting dan hanya akan menyusahkannya.
YOU ARE READING
Heliocentrism [Completed]
Literatura FemininaDan kenyataannya semesta memilih matahari sebagai porosnya, bukan kamu. Yang kamu inginkan tidak selalu bisa menjadi kenyatan. Yang kamu butuhkan adalah penerimaan. Saat Acha bertemu Latif, lelaki yang menurutnya sempurna saat kuliah dengan terpenuh...