Jawaban (End)

16 1 5
                                    

"Dan kenyataannya semesta memilih matahari sebagai porosnya, bukan kamu. Yang kamu inginkan tidak selalu bisa menjadi kenyatan. Yang kamu butuhkan adalah penerimaan."

Jakarta, 2024

Hari ini Acha mendapatkan jawaban atas doanya, dengan perasaan yang sangat sulit ia ungkapkan, dia mencoba tersenyum sambil menggenggam tangan Riana, sahabatnya semasa kuliah sekaligus teman kerjanya di kantor.

"Saudara Latif Ramadhan bin Zainuddin saya nikahkan engkau dengan Farasya Sabrina binti Yusuf Hidayatullah dengan maskawin emas 72 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai"

"Saya terima nikahnya Farasya Sabrina binti Yusuf Hidayatullah dengan maskawin tersebut tunai"

Acha menunduk dan air matanya mengalir tanpa bisa ia kendalikan. Ya, momen ini tiba, hal yang pernah Acha bayangkan terjadi kini terjadi.
"Tidak aku tidak boleh menangis, Senyum Acha, ga seharusnya kamu menangis di hari ini" Gumam Acha dalam hati.

"Senyum Cha senyum, mana Latasha Arditama yang ceria, pecicilan dan hobi ketawa? Kamu bisa kamu kuat Cha" Bisik Riana sambil menggenggam tangan Acha saat Acha mulai menunduk.

"Iye anjir, gue ga nangis woy" balas Acha yang kemudian membuang napas kasar. Ia berusaha tetap tegar dan tersenyum di acara bahagia teman sekantornya ini.

Ya, takdir memang suka sekali bermain dengan Acha, setelah sekian lama tak bertemu ia dipertemukam lagi dengan Latif, mereka bekerja di kantor yang sama dengan divisi berbeda, Acha sempat berfikir bahwa ini adalah jawaban doanya. Pertemuan kembali dengan Latif mungkin akan menjadi akhir bahagia keduanya. Tapi ternyata tidak. Latif duduk disana tidak dengan Acha, Latif tidak menyebut nama Acha.

Tapi bukan kah doanya terwujud? Dia dipertemukan lagi dengan Latif, walapun dengan rasa yang tak ia harapkan.

END

Heliocentrism [Completed]Where stories live. Discover now