✨ Welcome to the Kims - Part 2✨

128 11 1
                                    

Keluarga Kim masih sama seperti keluarga pada umumnya, kadang harmonis kadang berkonflik. Namanya juga manusia, bisa berbuat baik bisa berbuat buruk. Tergantung manusianya. Hari-hari yang dilalui oleh keluarga ini juga sama. Masih diisi oleh keramaian penghuninya. Bagaimana tidak, sepasang suami istri, Ayah Myungsoo dan Buna Naeun ini ditakdirkan harus menjaga lima malaikat sepanjang hidup mereka. tentu bukan perkara mudah, meskipun bukan juga sesuatu hal yang harus disesali. Ayah dan Buna sangat bersyukur telah dikaruniai lima malaikat yang tampan, cantik, dan baik. Lengkap dengan semua kekurangan dan kelebihan yang dimiliki masing-masing anak, Ayah dan Buna bekerja sekeras mungkin untuk membesarkan kelima anak mereka menjadi pribadi yang baik, berguna, dan bertanggung jawab.

Kakak Woo yang menjadi leader secara alami, tidak hanya karena terlahir sebagai anak pertama tapi juga karena kak Woo ini tidak ingin adik-adiknya menjadi orang yang tidak baik karena terjerumus pada ha-hal yang tidak semestinya. Meskipun galak dan cenderung ketus, sosoknya yang pekerja keras dan santun, selalu menjadi panutan bagi keempat adiknya. Menurut adik-adik, kak Woo is the real captain. Dia benar-benar pandai mengatur segala macam hal supaya terorganisir dan selalu memberikan yang terbaik untuk keluarganya.

Selain itu ada bang Yoyo, anak kedua dari 5 bersaudara ini benar-benar definisi badung tapi sholeh. Abang ini suka sekali buat ulah, bukan buat ulah seperti mabuk-mabukan, tawuran, atau geng motor. Bang Yoyo ini paling nggak suka kalau ada ketidak adilan disekitarnya. Walaupun cuek, diem-diem abang ini suka perhatian sama sekitarnya. Sering keluar masuk BK karena mukul pembully disekolahnya, bang Yo juga suka berantem sama preman resek dekat sekolah yang suka malak anak-anak. Menurutnya, kalau pakai mulut udah nggak mempan, mungkin taekwondo bisa. Abang ini sabuk hitam taekwondo lhoo...

Lanjut ke sikembar. Awal kehamilan ketiga Buna masih belum bisa ditebak apa si jabang bayi ini berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Sampai akhirnya baik Ayah dan Buna sepakat untuk tidak ingin mencari tahu sampai usia kehamilan menginjak 5 bulan. Kata Ayah, "Udah dok, kita nggak akan kepoin lagi. Cukup dokter aja yang tahu. Semua prosedur keamanan dan kesehatan tolong tetap beritahu kami tanpa harus memberitahu jenis kelamin anak kami". Ayah begitu tegas ketika mengatakan hal itu, buna cuma bisa nurut. Buat buna, selama adek bayi sehat dan buna juga, buna akan selalu bahagia dengan kehamilannya. Sampai akhirnya kehamilan bulan ke 5 datang. Keluarga sudah sangat antusias karena dua bulan lagi bayi bakalan ketemu sama mereka. Ayah dan Buna super kaget waktu mereka pergi buat kontrol ke Rumah Sakit.

"Selamat ya bapak dan ibu. Adik bayinya tidak hanya ada satu, tapi dua."

Ayah dan buna masih berusaha memproses informasi yang disampaikan oleh dokter. Tapi setelah ini mereka tersenyum bahagia dan ayah memeluk buna super erat. Pantas saja perut buna super besar. Si kembar KyuChae lahir berbeda 60 detik. Kyu keluar lebih dulu dan 60 detik setelahnya Chae menyusul. Si kembar tumbuh dengan sifat yang cukup bertolak belakang. Kyu cenderung pendiam dan pemalu, sedangkan Chae adalah anak yang ceria. Sungguh ayah dan buna sangat bahagia dengan kehadiran si kembar. Kata Buna, "Yah, kita dapat Jackpot hihihi".

Nahh last but not least. The Last One, the classy one. Kim Minju lahir tepat setahun setelah si kembar KyuChae. Salahkan ayah yang terlalu bersemangat hmmm. Dibanding dengan saudara-saudaranya yang lain. Sejak dulu, Minju kecil sudah berperilaku seperti ibu kedua bagi saudara-saudaranya. Dia yang akan selalu menurut apapun kata sang kakak, tapi dengan lugas menyampaikan rasa tidak setujunya dengan pendapat yang dia punya. Minju kecil terbiasa membantu buna menyiapkan sarapan atau sekedar mencuci atau menjemur baju. Orang sering salah dalam mengartikan sikapnya yang dingin. Dia hanya tidak terbiasa dengan keramaian walaupun dirumah selalu saja ramai hahaha

Terlepas dari lima bersaudara the Kims, tentu ada peran yang sangat besar dari Ayah dan Buna. Kedua orang inilah yang akan rela menyerahkan seluruh hidupnya demi sang anak. bagi Ayah dan Buna, anak-anak adalah pedang berharga yang harus dirawat dengan baik. Sampai saatnya tiba, pedang itu harus digunakan dengan cara yang terbaik, entah membantu orang, membantu keluarga, ataupun diri sendiri. Kebahagiaan dan keselamatan anak-anak adalah yang nomor satu bagai pasangan suami istri ini.

Ayah Kim yang menginjak usia 47 tahun, masih sangat bugar dan tampan diusinya yang nyaris setengah abad. Bertemu dan jatuh cinta dengan buna ketika sama-sama mengikuti kegiatan relawan untuk amal disalah satu panti asuhan yang sekarang menjadi tempat tetap bagi keluarga Kim untuk memberikan sumbangannya. Keduanya menjadi dekat dan jatuh cinta kemudian memutuskan untuk menikah setelah 2 tahun menjalin hubungan. Menikah diusia 25 tahun dan 23 tahun, tak lantas membuat keduanya terbilang siap. Pertengkaran-pertengkaran masih menjadi bumbu harmonis bagi keduanya. Baik Ayah dan Buna, keduanya sama-sama tidak bisa saling mendiami lebih dari sehari. Mungkin sudah kepalang bucin. Jadi setiap pertengkaran berakhir dengan pelukan hangat dan tawa karena lagi algi menertawakan pertengkaran yang menurut mereka bodoh.

Sosok Ayah Kim yang pekerja keras, lembut, dan tegas, membuat Buna belajar banyak. Tidak mudah walaupun terlahir dengan kekayaan yang berlimpah, kakek Kim tidak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk berleha-leha karena beranggapan warisan akan jatuh ketangan mereka. Butuh 8 tahun sampai akhirnya ayah Myungsoo dipercaya menjadi CEO di Soo Company. Selama kurun waktu 8 tahun, ayah Myungsoo bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan kakek Kim, sembari melakukan pekerjaan freelance sebagai fotografer.

Dilain sisi ada Buna. Wanita yang juga pekerja keras dan rajin. Bedanya, Buna ini sangat suka berbicara hahaha maksudnya bawel ops. Ayah Myungsoo hanya akan memberikan satu kali peringatan setelah itu akan bertindak. Beda dengan Buna yang akan berbicara panjang kali lebar kali tinggi sampai dirasa semuanya tersampaikan. Tenang saja, buna ini objektif kok, meskipun bawel, apa yang dikatakan buna selalu masih dalam konteks. Meski sesekali buna bisa meninggikan suaranya hingga menangis karena terus menerus mengomeli anak atau suaminya, buna tetap menunjukkan sisi positif dan negatif yang akan menjadi pertimbangan bagi suami dan anak-anaknya. Jadi buna itu bukan tong kosong nyaring bunyinya.

Keluarga Kim dengan keberagaman yang ada didalamnya, terus menerus dipaksa untuk menjalani hidup dalam relaitas yang ada. Jika salah, mintalah maaf. Jika benar, jangan tinggi hati. Menjadi orang baik memang sulit, tapi jika bersama semua akan baik-baik saja.

💌✨💌✨💌✨💌✨💌

Thank you for reading this and see you until the next chapter! 🌹

the Kims : Living the RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang