Pertemuan

60 5 8
                                    

Mata coklatnya yang membiusku untuk terus menatapnya

- Bara phabia Irvanda

Basket adalah olahraga favourite Bara. Bahkan setiap hari dia bisa bermain basket selama 3 jam atau lebih. Sudah hobinya dari kecil memang.

"Woy Bara lo gak capek main terus?"

Teriakan temannya dihiraukan Bara, kembali bermain basket tanpa lelah. Saat dia melakukan shooting bolanya meleset keluar dan mengenai kepala seorang gadis yang baru saja melewati lapangan.

"Eh aduh" Gadis itu memejamkan mata, meringis kesakitan dan kepalanya sangat pusing sekali.

Bara yang melihatnya langsung menghampiri gadis itu.

"Lo nggak papa kan?" Tanya Bara kepada gadis di depannya itu.

Mendongakkan kepalanya namun matanya sempat terpana kepada laki laki Di depannya ini. Wajah yang tampan, bibir yang tebal, alis yang tebal juga rahang yang kokoh. Pantas mendapat julukan Pangeran.

"Eh lo gak papa kan?" Tanya Bara kembali saat dia tak mendapat respon dari gadis di depannya.

"Hah oh iya enggak papa kok" Sambil tersenyum menampilkan langsung pipi yang berada dikedua pipinya.

Bara yang melihatnya berdecak kagum, Mata coklat yang Indah, bibir mungil, lesung pipi yang menawan, lengkung sabit yang menarik. Sangat cantik

"Hey"

Bara tersadar dari lamunannya saat Ada Tangan Yang melambai Di depan wajahnya. Dia langsung melihat Mata coklat milik gadis tersebut.

Gadis itu menyodorkan bola basket yang sempat mengenai kepalanya tadi,"Ini Bola Kamu, lain Kali hati - hati ya. Aku pergi dulu"

Menyerahkan Bola basket tersebut lalu pergi dari hadapan Bara.

Bara masih melihat punggung gadis tersebut namun terputus saat gadis itu berbelok mungkin ke kelasnya.

"Dia benar benar cantik. Gue harus cari tau siapa dia"

***

Gadis itu berjalan menuju kelasnya XI IPA 1. Kelas unggulan? Mungkin iya. Melangkahkan kakinya dengan pasti sambil bersandung ria.

"Rara"

Gadis itu menoleh saat ada yang memanggil namanya. Namanya Rara? Lebih tepatnya Nizye Rara Shelvanoka.

"Kenapa Teresa?"

Gadis yang memiliki nama Teresa Putri Terre Menghampiri sahabatnya.

"Lo nggak lihat mading?"

Dahi Rara mengerut,"mading? Emang ada apa dimading?"

"Ada informasi mengenai lomba puisi. Lo nggak mau lihat?"

Mata Rara berbinar, dia sangat menyukai puisi bahkan dia sering menulis puisi,"Puisi? Aku mau ikut"

Surat kecil untuk Rara 💌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang