"Aduhh! Kok ngga dapet dapet bonekanya?!" Kesal Listi.
"Ngga ada bakat ya gini" Suara itu mengejutkan Listi. Ditatapnya dengan kesal si berandal berwajah sangar.
"Apa sih?!"
"Sini, mau dicapitin ngga?" Tawar Yusuf.
Listi hanya mengangguk pasrah, lalu menunjuk sebuah boneka babi, "Gue mau yang itu!"
"Oke!"
Tangan Yusuf mulai memainkan alat kontrol itu, capitan itu turun tepat diatas boneka babi, And gotcha! He got the doll!
"Woah! Daebak!"
"Hebatkan gue?" Bangga yusuf dan langsung memberikan bonekanya kepada listi.
"Heleh paling kebetulan" jawab Listi meremehkan Yusuf karena ia tak mau kalah.
"Ngeremehin banget sih, padahal udah jelas jelas gue yang dapetin" Dumel Yusuf agak tak terima.
"Serah lu, gue mau main yang lain" ucap Listi meninggalkan Yusuf. Melenggang tanpa dosa tak mengucapkan terimakasih.
Yusuf menggeleng gelengkan kepalanya, "Emang ya, cewe itu maha benar" Yusuf berkacak pinggang, tak paham dengan perempuan.
"Eh, lu gak main?" Suara itu mengejutkan Dilya yang sedang sibuk bermain ponselnya.
Dilya membalikkan badannya "Eh lu, kaga gue mager"
Remaja itu duduk disamping Dilya,"Serius amat maen hp nya"
Ilman, remaja itu ikut melihat Dilya yang sedang men-scroll beranda Instagramnya.
"Lu suka skincare?"
Dilya mengangguk tak menghiraukan Ilman, "Oh, gue dikacangin nih ceritanya?" Tanya Ilman mencari perhatian Dilya.
Dilya membuang nafasnya kasar, lalu menatap Ilman. "Kenapa lu ngga main, Man?"
Ilman menggelengkan kepalanya, "Udah"
"Kenapa ngga main lagi?"
"Oh, jadi sekarang ceritanya ngusir?"
Oh my gosh! Tabahkan hati Dilya, tuhan. Ucap batin Dilya. Sepertinya mengalihkan pembicaraan cukup bagus. "Sorry yang tadi"
"Hah?"
"Yang bayar makanan,"
"Oh, ngga papa anggap aja sedekah"
"Sedekah? Wtf?! Maksud lu?"
"HAHA, lo lucu"
"Ish gaje. Total tadi makanannya berapa?"
"Cuman 500 jutaan"
"WHAT?! Cuman lu bilang?!"
Ilman menganggukan kepalanya,"Ngga bakal bikin gue miskin kok"
"Iya iya, yang duit nya bany-"
Sebenernya duit gue juga banyak, tapi mending buat beli skincare ama traveling. Ujar batin Dilya.
"WOII!! Lu lagi ngapain beduaan?!" Teriakan itu mengagetkan mereka berdua dari belakang.
"Ish Fahri! Kaget gue" Ilman pun menjitak kepala Fahri.
"Haha sorry," Lalu Fahri dengan polosnya langsung duduk di tengah tengah Dilya dan Ilman.
Canggung.
Tiba-tiba suasana yang paling di benci Fahri datang tatkala ia duduk diantara kedua remaja itu.
"Ck!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Us
Teen FictionKetika kisah persahabatan diuji dengan hadirnya cinta. Apa harus dipertahankan? Atau direlakan? Memang sangat sulit jika kita merelakan cinta yang kita miliki. Tapi, jika cinta itu untuk sahabat kita sendiri apakah kita bisa saling menerima? Aka...