Part 13

6.9K 989 170
                                    


Hujan deras mengguyur kota Seoul sejak pagi, membuat siswa tercerdas SMA terelit disana memasang wajah kesal sejak berangkat dari rumah. Jaemin tidak suka basah dan suasana gelap yang dibawa oleh air hujan yang turun dari langit. Sebagai orang yang pertama datang, siswa itu melemparkan tatapan bencinya pada suasana di luar hingga suara pintu yang digeser membuatnya berpaling dari jendela.

"Selamat pagi, Injunie," sapa Jaemin, menunjukkan senyuman lima jari kepada sosok yang baru saja masuk ke kelas.

Renjun tercekat. Dia tidak siap bertemu Jaemin sekarang. Tapi mau bagaimana lagi? Mereka teman sekelas dan itu artinya tak ada kesempatan untuk tidak bertemu dengan Jaemin.

Renjun memejamkan matanya rapat-rapat, mengumpulkan keberanian untuk membalas sapaan Jaemin walau hatinya masih sangat terluka dengan kejadian kemarin. "Pagi, Jaemin," balas Renjun seperlunya, tanpa menatap Jaemin. Ia berusaha keras untuk memalingkan pandangannya.

Jujur saja, banyak pertanyaan ingin ia tanyakan pada Jaemin, seperti, darimana saja dia? Bagaimana keadaan punggungnya? Kenapa tak membalas pesan atau mengangkat telfon dari Renjun?

Pertanyaan-pertanyaan itu hanya berputar-putar di kepalanya saja. Seolah ada bisikan yang hinggap dalam otaknya untuk tak pernah menanyakan hal tersebut. Bisikan itu berkata bahwa Jaemin sudah bersama Jeongin, dia tidak ada waktu untuk mengurusimu.

Jaemin mengernyit. Ia bisa merasakan betapa dingin dan ogah-ogahan Renjun menjawab sapaannya. Saat Renjun sudah duduk di bangkunya, di depan jauh dari bangku Jaemin, siswa berambut pink itu bersiap berdiri untuk menghampiri Renjun tapi bel sekolah berbunyi dan derapan langkah kaki teman-teman sekelasnya mulai memasuki kelas, membuatnya tak jadi berjalan ke bangku Renjun.

"Whoaa, Jaeminaa!" Mark yang masuk paling terakhir mendapati sosok teman sekelasnya sudah berangkat sekolah lagi. Ia menepuk-nepuk bahu Jaemin. "Kau sudah benar-benar sembuh?" tanya Mark, mendudukkan pantatnya di bangkunya sendiri kemudian berbalik untuk mengobrol dengan Jaemin.

Jaemin membalas Mark dengan senyuman lebar. Selain Mark, beberapa siswa lain juga mengerumuninya, bertanya bagaimana keadaannya, sakit apa dan berbagai macam pertanyaan basic lain. Bahkan diantara teman-teman sekelasnya ada juga yang lancang bertanya tentang hubungan Jaemin dan Jeongin karena kemarin mereka terlihat sedang berkencan. "Kau berkencan dengan Jeongin ya?"

Pertanyaan itu terdengar cukup keras hingga membuat Haechan dan Renjun yang ada di bangku depan menoleh bersamaan ke bangku Jaemin. 'Oh, jadi Renjun melihatnya..' batin Jaemin yang langsung tahu kenapa hari ini Renjun begitu dingin padanya.

"Aku—"

"Selamat pagi, murid-murid."

Belum sempat menjawab, guru pelajaran pertama, matematika, sudah masuk, membuat beberapa murid yang mengerumuni Jaemin langsung kembali ke bangku masing-masing. Hal itu juga berlaku untuk Renjun dan Haechan yang langsung menghadap ke depan.

"Bapak akan bagikan nilai ulangan kalian minggu kemarin," ujar sang guru. Tangan kanannya membawa satu lembar jawab sedangkan yang kiri memeluk tumpukan lembar jawab lainnya. Jaemin sangat antusias dengan hasil ulangannya, karena pada hari itu kondisinya benar-benar sedang tidak baik. Ia tak yakin bisa dapat nilai sempurna.

"Yang mendapatkan nilai terbaik di kelas adalah..." Jaemin menunggu, jemarinya mengetuk-ngetuk meja karena tidak sabar. "Na Jaemin, dengan nilai 98." Jaemin langsung berdiri dari bangkunya, teman-teman yang lain memberi tepuk tangan. Mark bersiul memuji teman sekelasnya itu. "Good job, Na!"

Jaemin tersenyum, ia berjalan maju menerima lembar soalnya, sengaja lewat di samping bangku Renjun untuk memberikan sebuah kertas kecil bertuliskan: 'Maafkan aku, kujelaskan semuanya saat istirahat di atap sekolah,' yang sudah dilipat sedemikian rupa. Renjun sadar bahwa Jaemin melempar kertas kecil itu untuknya tapi anak itu tidak mau tau apa isinya. Ia hanya ingin fokus pada matematika dan mencoba tak memikirkan Jaemin untuk sehari saja.

The Student ✦ JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang