BAGIAN EMPAT

33 4 0
                                    

"jangan pernah menyerah,terkadang hidup itu butuh perjuangan."

_______________________________________

"Non bulan yang sabar ya,semua pasti ada waktunya buat non bulan bahagia,tuhan adil non"ucap bi sri mengutkan bulan,dia harus kuat,bulan harus kuat tidak boleh lemah.

Sambunagan dari part sebelumnya y:)

"Bulan cape bi.Kenapa dulu mama sama papa ngak ajak ulan aja buat pergi bareng sama mereka,kenapa mereka ninggalin bulan sendiri di sini?"tangis bulan pecah kemudian  dia menutup matanya tidak sadar tak kala mengingat kebersamaan yang indahh antara mamah dan papanya yang meningal karena kecelakaan.

~flashback on~

Jam di dingding menunjukan jam 05:45 wib.Waktu sibuk bagi alena wanda danira menyiapkan makanan dan menatanya di meja makan di bantu oleh bi sri,liatlah ibunda dari bulan danira bintang itu,Di umur yang sanggtlah tidak muda dia masih kelihatan seperti anak remaja berumur 18 tahun,cantik dan menawan.

"Bi bulan masih tidur?".tanya danila ke pada bi sri sambil menyiapkan
Susu yang sudah menjadi rutinitas bulan dan sang suami disetiap pagi.

"Sudah nyonya tapi neng bulan ngak keluar-keluar padahal bibi lumayan kenceng manggil nya"kekeh  bi sri,bi sri adalah asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja bersama keluarga danira ragata.

"Hahahaha bibi seperti tidak tahu watak bulan seperti apa saja,dia tidak akan banggun kalo bukan saya yang banggunnin"jawab alena dengan kekehannya dan melangkah meningalkan bi sri di meja makan

Dalam hati bi sri bersyukur memilik majikan yang baik hati dan yang sudah mengangap dirinya sebagai keluarga besarnya.

Langkah demi langkah alena menaiki tangga untuk menuju kamar tuan putri, siapa lagi kalo bukan bulan danira bintang anak satu-satunya dari alena amira danira istri dari varka bintang cendana.

Toktoktoktok alana mengetuk pintu berharap seseorang di dalam membukakan pintu.

"KAWASAN BERBAHAYA!"ucap geli alana membaca kata yang ada di depan pintu dengan kekehanya.

"Massa berbahaya,di kira ada harimau kali"kekeh alena   

"Bulan sayang ayo banggun,kita turun papah sudah menunggu di bawah untuk makan,kamu ga skolah?".teriak alena di

"Bentarmah bulan lagi rapihin baju dulu,mamah duluan aja nnati bulan menyusul"ucap bulan di dalam kamar yang kini sedang repot mencari dasinya yang entah dia taro di mana.

Kesal yang di tunggu tak kunjung keluar,alena lebih memilih masuk ke dalam kamar bulan Dia binggung sedang apa bulan di kamarnya".

"Bulan cepet papa udah nunggu di bawah"ucap alana alena.

"Bentarmah"jawab alan sambil mencari dasinya

Alena binggung melihat putrinya kesana kemari seperti sedang mencari sesuat

"Lan kamu cari apa sayang?"tanya alena dengan alis terangkat dan tanggan di lipat di perut,sudah kebiasan ibu-ibu kalo mau marahin anaknya pasti tanggan di lipat di atas perut,tapi semarah apapun alana   kepada bulan dia tetap lah seorang ibu yang tidak tega memarahi anaknya apalagi hanya karna dia terlambat untuk datang ke meja makan,sungguh dia tidak akan tega melakukan itu.

DUNIAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang