Pertemuan

5 1 0
                                    

"ketika masa kecilmu tanpa bahagia
Ragamu akan semakin tersiksa dan tak berdaya
Denganmu kini aku merasa
Bahwa bahagia pasti sudah ada porsinya untuk manusia"

Di teras rumah megah. Terdapat gadis kecil sedang asyik bermain sendirian. Tak ada satupun teman yang ingin bermain bersamanya. Namun ada yang aneh dari sosok anak tersebut. Dia sangat spesial di mata pencipta namun rendah di mata manusia. Dialah Rossa Arselia. Gadis yang sejak dulu di vonis telah mengidap Kekurangan dalam pendengaran dan pembicaraan. Karena hal itu orang tuanya lebih sibuk di dunia kerja dibandingkan harus ikut berperan merawat Rossa.

"Non Rossa. Mau makan dulu?"tanya Mbok Siti, Asisten rumah tangga yang sudah hampir 10 tahun melayani keluarga Rossa.
Rossa yang tidak bisa mengerti apa yang di katakan mbok Siti hanya terdiam dan berpikir sejenak. Ia menatap arah jam yang menunjukan pukul 9 pagi. Waktu nya untuk dia makan pagi. Ia mengangguk dan menuju ke arah dapur sambil membawa boneka kesayangannya itu.

Rossa melahap roti berselai coklat dan segelas susu putih hangat yang tersedia di meja. Ia langsung bergegas naik ke kamarnya. Ia tidak sekolah melainkan homescholling. Orang tua nya sangat membatasi Rossa untuk berkeliaran keluar rumah. Mungkin untuk berkeliling kompleks perumahan boleh-boleh saja. Tapi untuk pergi ke Dunia luar orang tuanya belum cukup siap.

Rossa duduk di tepi ranjangnya dalam kamar kecilnya yang terletak di lantai atas rumahnya. Ia termenung dengan Album foto dalam dekapannya. Mengapa takdir membawanya seperti ini. Mengapa ia tidak bisa bahagia seperti anak-anak seumurannya diluar sana. Ia sendiri,kesepian tanpa seorang teman. Bahkan orang tuanya yang dulu perhatian kini sibuk dengan kesuksesan di dunia kerja mereka.

Air matanya mulai berlinang. Rasanya perih ketika kita harus menghabiskan waktu di dunia ini sendiri. Seperti tak ada satu orangpun yang peduli.

****

Di lain tempat. Seorang laki-laki sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Dengan seragam putih merah yang sudah dia kenakan. Tak lupa tas dan topi merah yang sudah dia siapkan sebelum pergi.

"Le. Ayo Ndang sarapan Ndang mangan engkok telat loh"
(Nak. Ayo cepetan sarapan cepetan makan nanti telat loh)
ucap seorang wanita berusia 30 tahun sambil membawa sepiring nasi goreng dan segelas air putih.

"Nggih. Buk" balas Rangga sambil menatap sepiring nasi goreng yang tampak lezat itu. Dia melahap tanpa menyisahkan sedikit pun. Selesai sarapan dia bergegas berangkat karena jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh. Ia mencium tangan ibunya dan langsung berangkat dengan sepedanya.

Sampai di sekolah. Hampir saja gerbang akan ditutup oleh satpam. Namun karena ada mobil guru yang ingin masuk akhirnya Rangga tidak dihitung terlambat. selamat batinnya.

Selesai memarkir sepeda. Dia langsung naik ke lantai atas.kelasnya. Di dalam kelas temannya sudah berbincang-bincang dengan berbagai topik. Guru belum datang mungkin sedang ada rapat dadakan. Ia duduk di bangkunya dan membaca materi yang akan guru sampaikan hari ini.

Rangga terkenal murid paling pintar dan rajin di sekolahnya. Mungkin karena didikan Alm. Ayahnya yang sangat disiplin sebelum dia meninggal. Rangga sangat kehilangan sosok itu. Apalagi ia harus menggantikan sosok ayahnya di mata dua saudara perempuannya nanti, menjaga ibunya yang kini juga sedang mengidap penyakit serius dan memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya itu.

*****

Kini waktunya pulang sekolah. Seperti biasa saat pulang. Rangga tidak langsung pulang kerumah. Melainkan berjualan di tepi taman di kompleks perumahan megah yang dekat dengan sekolahnya. Disana sangat ramai. Banyak anak-anak seumurnya sedang bermain disana bersama dengan pengasuhnya. Rangga menatap mereka dengan senyum simpul di wajahnya. Ia tak pernah iri dengan kenikmatan di luar sana. Dia sudah sangat bersyukur hidup bersama dengan keluarga kecilnya yang memberi banyak makna di hidupnya.

Dilain tempat kini Rossa sedang berjalan-jalan di taman kompleks rumahnya. untunglah Mbok Siti memberikan izin untuk ia bisa keluar dan pergi ke taman sore ini. Rossa sangat senang pergi ke taman. disana ia bisa melihat banyak bunga dan interior yang indah serta aroma makanan yang dijual di pinggir jalan. Namun ada satu aroma yang sangat dia suka. Yaitu kue leker yang disebut jaring laba-laba. Dia sangat hafal aroma itu. Aroma tepung,telur dan susu kental manis coklat tercium sampai ke ujung.

Dia mencari asal aroma itu dan berhenti didepan gerobak berwarna biru. Dia kaget ketika melihat penjual itu seorang anak laki-laki yang seumuran dengan dia. Dia tersenyum simpul dan mengeluarkan kertas di sakunya dan sebuah bulpen untuk menulis kalimat yang tidak bisa dia katakan.

Dia memberikan kertas itu kepada anak laki-laki itu. Karena tau maksud si anak perempuan ingin membeli kue nya itu. Rangga langsung membuat kue laba-laba dengan lihai. Sudah siap akhirnya kue laba-laba yang lezat itu. Rossa memberikan uang 5000 kepada penjual lalu langsung pergi. Rangga yang menyadari bahwa uangnya lebih dan harusnya kembali 2000 langsung mengejar gadis itu yang tidak jauh dari tempatnya.

"Ehh..Ini kembaliannya!!"teriak Rangga sambil mengejar gadis itu. Namun gadis itu tidak berbalik ke arahnya sedikitpun. Kini Rangga yang keheranan. Ada apa dengan gadis itu? Pikirnya.

JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang