Rangga

0 0 0
                                    

Setelah bertahun-tahun terlewati. Kini Rangga sudah melewati masa SD, dan SMP yang seru. Hanya sebuah angan ia bisa duduk di bangku SMA sekarang. Namun tekad dan iman yang kuat membawanya ke SMA negeri dengan beasiswa. Karena ekonomi keluarga yang sedang kritis tidak membuatnya terlalu optimis untuk bisa duduk melanjutkan Masa pendidikannya tapi karena Allah Maha Besar ia dapat melanjutkan Masa belajarnya sampai tahap ini.

*****

"Rangga mau berangkat sekolah dulu yah buk." Ujar Rangga sambil mencium punggung tangan ibunya itu. Kini Rangga memiliki motor sederhana yang ia beli dari hasil tabungannya saat ia berjualan. Agar memudahkan akses perjalanannya. Dan untuk kendaraan saat berjualan. Tapi kekhawatiran Rangga kini telah usai, ia sudah memiliki toko sendiri di pinggir rumahnya. Bukanlah toko besar hanya sebuah toko kecil yang ia dirikan untuk ibunya.

Kini Rangga hanya berfokus untuk sekolah dan membanggakan ibu serta dua adiknya. Rasya yang kini duduk di bangku SMP kelas dua juga mendapatkan beberapa penghargaan di bidang non akademik seperti lomba panahan dan lainnya. Sementara adiknya Rafa yang masih duduk di bangku sekolah dasar juga sangat pandai dalam Matematika. Kini Rangga memikul banyak tanggung jawab dan misi yang harus dia selesaikan.

"Rangga Lo kok melamun aja sih?"tanya Firman
Ketua Club Basket di sekolah Rafa. Dia baik,pintar dan juga atlet favorit di sekolah. Bahkan bisa dibilang termasuk idola bagi para kaum wanita.
"Gue gak melamun. Cuma lagi mikirin keluarga gue aja"balasnya datar.

Ia tak begitu tertarik dengan kehebohan yang terjadi di luar kelasnya itu. Yang ia lakukan hanya diam dan tak berbuat apa-apa. Mungkin hanya sekedar ke kantin,perpustakaan lalu kembali ke kelas. Jika sempat ia akan ke studio melihat Sahabatnya Clara bermain piano disana. Clara Ardellia-gadis sederhana yang hidup sendiri di Kost-kost an yang berada di tengah kota. Yang Rangga tau Clara sangat mandiri dan berbakat. Mereka berkenalan saat masa MPLS SMA dulu. Karena satu gugus yang sama membuatnya mereka memiliki banyak kecocokan satu sama lain.

"Kenalin nama gue Clara Ardellia"ucap Clara sambil menyulurkan tangannya kearah Rangga.
"Gue Rangga"balas Rangga cuek.
Awalnya banyak yang menyangka bahwa Rangga cuek. Tapi hanya Clara lah yang mengerti sifat asli Rangga yang kadang humoris dan terlalu banyak tingkah jika kumpul berdua. Clara sangat menyukainya mungkin lebih tepatnya Clara naksir pada Rangga sejak awal mereka kenal. Namun siapa yang mempercayai cinta pandangan pertama. Rangga pasti tidak akan percaya begitu saja. Untuk itu Clara selalu mengubur dalam-dalam rasa itu dan menyimpannya didalam hati saja. Biarlah seperti ini, untuk apa berharap lebih jika nanti ada salah satu yang tersakiti.pikirnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang