1

90 8 4
                                    

Mohon perhatian!!!
Maaf jika ada kesamaan nama tokoh. Karena sesungguhnya ketidaksengajaan itu bisa terjadi, SELAMAT MEMBACA:)

Senin!!! Hari yang dibenci semua murid SMA Merdeka 45. Apalagi yang dibenci kalau tidak? Upacara, seandainya dihilangkan dari kegiatan sekolah, pasti hari senin tidak akan semalas ini.
Seperti biasa, cewek dengan rambut digulung sembarangan turun dari mobil, bersama supir setianya.

"Nanti dijemput jam berapa non?"tanya supir itu

"Jam 4"jawabnya, lalu masuk kedalam gedung sekolah meninggalkan supirnya.

"Sakura!!"teriakan dari seseorang membuat langkahnya terhenti dan menoleh kebelakang.

"Kok udah berangkat?"tanya Sakura kepada lelaki yang berdiri disampingnya

"Biasanya kan emang jam segini gue berangkat"jawab lelaki bertubuh bugar itu

"Steven come on.. lo mau bohongin gue gitu?"

"iyaiya, jadi tadi gue bangun terlalu pagi, daripada diem dirumah mending berangkat sekolah aja"jelas lelaki bernama Steven

"udah sarapan?"tanya Steven

"nih gue makan roti"

"Besok jangan makan roti lagi"pinta Steven pada Sakura

"lah terus gue makan apa?batu? udah ah gue masuk kelas dulu bye!"

Steven meninggalkan kelas Sakura dan pergi menuju kelasnya. Benar dugaannya jika didalam kelas masih sepi, belum ada yang berangkat, ya karena ini masih jam 6. Terlalu pagi untuk berangkat sekolah.

                             **********

Sakura memasang headset ditelinga mungilnya, dia sebenarnya malas dengan pelajaran saat ini, Olahraga. Sakura sama sekali tidak mendengarkan ucapan ketua kelasnya yang sedang menjelaskan bahwa hari ini guru pelajaran Olahraga tidak dapat mengajar. Hal ini sontak membuat murid kelas XI Ipa 1 mersorak ria.

"Nay, kekantin yuk"ucap seorang cewek didepan Sakura

"Nayla Sakura Florensia!"teriak Anya, teman Sakura

"Apa?"

"Aigoo, mangkanya kalo gue ngomong dengerin dong!!"

"Iya nggak lagi deh, terus tadi lo bilang apa?"

"Gue laper.."rengek Anya

"Lah, kalo laper ya kekantin"

"Shit!gue tadi ngajak lo kekantin Nayla"

"Nama gue Sakura"

"hmm sama aja, udah ah yuk!"Anya langsung menarik tangan Sakura untuk menuju kekantin.

Saat dikantin seperti biasa sahabat Sakura, Steven memberikan sebotol yogurt rasa anggur kesukaan Sakura.

"Makasih"

"masama, lo kok masih pakai seragam olga?"tanya Steven pada Sakura

"Tadinya mau ganti dulu, tapi tuh ditarik kesini sama monyet"mata Sakura melirik kearah temannya, Anya.

"Ihh sapa yang monyet?!"saut Anya

"hahaha, udah gih makan. Gue mau balik ke kelas dulu, habis ini pelajaran malaikat maut"ucap Steven lalu neninggalkan Sakura dan Anya

"Nay, lo nggak ada rasa gitu ma Steven?"tanya Anya

"gue nggak suka cowok, lagian dia sahabat gue dari masih pakai popok"jawab Sakura tegas

"idihh.. jangan-jangan lo lesbi??"

Plakk

"sakit Nay"keluh Anya

"yah lo sih cari gara-gara ma gue, lagian kan udah gue kasih tau seribu satu kali, nama gue tuh Sakura"

"Nayla kan juga nama lo"

"Hmm.. tapi nama panggilan gue itu Saku.."saat hendak meneruskan bicaranya, mata Sakura berhenti pada satu arah pada lelaki berwajah datar yang ada dibelakang Anya.

"lah kok diem?kenapa?"Anya langsung memutarkan kepalanya kearah belakangnya.

"Tumben sekolah"ucap Anya

"Siapa?"tanya Sakura

"cowok belakang gue itu jarang banget sekolah, padahal dia pinter lo"jelas Anya

"Siapa?"tanya Sakura lagi

"ya ampun Nay, cowok belakang gue lah"

"kan banyak"

"noh cowok yang seragamnya nggak rapi"tunjuk Anya pada lelaki itu

"oh"

"percuma gue jelasin panjang lebar"

"Udah yuk makannya, bentar lagi masuk"ajak Sakura

Sebenarnya saat Sakura melihat lelaki itu, mata mereka bertatapan, lelaki itu menatapnya dengan tatapan sendu.

                                   ******

Seharusnya pada saat itu aku tidak melihatmu, mungkin rasa sakit ini tidak akan terjadi.

Nayla Sakura Florensia

SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang