"Why is he so annoying?"
Tempat yang ramai, cahaya lampu yang redup, diikuti musik yang berdentum nyaring ada dua orang cowok yang menggunakan kemeja putih dengan lengan kemeja yang digulung sedang duduk di kursi suatu bar. "Woi bro, ngapain? Lu galau?" tanya seseorang cowok kepada Jacob sambil teriak untuk mengalahi suara musik yang ada disana. "Menurut lo?" teriak Jacob ke telinga cowok itu padahal mereka duduk sebelahan. "Paling lu galau masalah bisnis, pacar juga gak punya," teriak cowok itu balik sambil memegang gelas berkaki panjang berisi wiski. Terlihat sudut bibir Jacob tertarik ke atas sambil menggeleng mendengar jawaban teman karibnya itu, namanya Leondra.
Tidak jauh dari kursi Jacob, terlihat ada dua orang perempuan yang menggunakan blouse cantiknya sedang berbincang. "Hai Cill, gila makin cantik dan langsing lu," kata Devia sambil cipika-cipiki dengan Marcilla. "Ah! Lebay banget deh. Gimana kabar lu?" ungkap Marcilla kepada Devia sambil meletakkan bokongnya di kursi tinggi bar itu. "Baik-baik aja nih, gimana udah kangen Indonesia banget ya? selama ngilang 4 tahun dari Indonesia," kekeh Devia yang menggoda sahabat ciliknya itu. "Ya gitulah," Marcilla menaikkan salah satu alisnya dan melirik Devia. "Tapi lu langsung masuk mak gibah tahu waktu lu ke kantor polisi itu. Ngapain lu ke sana?" tanya Devia sambil memutarkan gelas berkaki tinggi yang berisi minuman berwarna merah itu. "What is mak gibah?," tanya Cilla terlihat bingung. "Mak gibah itu biasa akun gosip instagram gitu loh," kekeh Devia memberitahu Cilla. "Astaga, gue kirain apaan," jawab Marcilla sambil memutar bola matanya.
"Lah, itu bukannya Devia ya?" tanya Leondra sambil memperhatikan Devia yang sedang bicara bersama perempuan yang tidak asing baginya di bar itu. Jacob langsung mendongakkan kepalanya dan sedikit memutar kursi tinggi yang ia duduki itu ke kanan. "Lagi ngomong sama siapa dia? Kayak gak pernah liat gue itu cewek?" tanya Jacob kepada Leondra. "Bentar gua nginget dulu, itu kayaknya Marcilla Puwarto deh, mungkin dia udah pulang dari UK?" Leondra menatap Jacob seperti sedang bermain tebak-tebakkan. "Gue bahkan gak pernah dengar namanya," ujar Jacob. "Iya, kan lu emang ansos Jac! Dia emang tiba-tiba menghilang dari dunia selebritis tanah air sejak kuliah di UK juga, dia memutuskan untuk fokus ke pendidikannya setahu gua dan gak tersorot lagi, tapi lu pasti tahu papanya siapa," ujar Leonardo sambil mengangkat alisnya berbicara kepada Jacob. "Ah, dia anaknya om Wijaya Puwarto rupanya, pantes aja gua gak pernah liat dia ternyata dia di UK selama ini," ujar Jacob sambil menganggukkan kepala karena berhasil menebak gadis itu.
Tiba-tiba salah satu gadis yang baru saja mereka lihat itu melambaikan tangan dari jauh dan terlihat menghampiri mereka. "Hai Le, hai Jac!" sapa Devia dan segera duduk di samping Leondra diikuti Marcilla. "Kalian berdua aja?" tanya Devia sambil menatap Leondra dan Jacob bergantian. "Iya nih, hai Cill!" sapa Leondra sambil mengulurkan tangan ke arah Marcilla untuk berjabat tangan. "Hai Leondra! Gimana kabar lo? udah lama banget gak ketemu," tanya Marcilla kepada Leondra. Leondra merupakan sahabat Devia yang sering Devia ceritakan, maka dari itu Marcilla mengenal Leondra karena dulu beberapa kali diajak hangout bersama. "Baik nih," jawab Leondra sedikit terpukau melihat kecantikan Marcilla dengan makeup malam natural yang ia gunakan. Leondra sudah 4 tahun tidak bertemu Marcilla, dan media sosial Marcilla juga tidak ada yang aktif sejak ia melanjutkan studinya di UK.
Sambil melihat menebak ke arah Jacob, Marcilla mengulurkan tangan. Kalau ini gue gak pernah lihat sih, yakin, batin Marcilla. "Hai, Marcilla Puwarto," Marcilla mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan tersenyum kepada pria yang duduk di samping Leondra itu. "Hai, Jacob Vexian," sambil keduanya memperkenalkan diri, Jacob membalas jabatan tangan Marcilla dan melihat Marcilla datar. Datar banget sih nih cowok kayaknya bukan kalangan artis deh, kok namanya gak asing ya, batin Marcilla. Marcilla sibuk mengakrabkan diri kembali dengan teman-teman yang lama sekali tidak berjumpa itu kecuali Jacob yang hanya bersikap dingin hanya menjadi pendengar apa yang mereka obrolkan.
YOU ARE READING
CHAOS
General FictionBagaimana kita yang seakan hitam dan putih dapat saling berdampingan? Bagaimana kedua keluarga yang bagaikan air dan api dapat menyatu? Rumit memang. Terlalu banyak yang aku sesalkan akan pertemuan ini, namun akan jadi hal berharga selamanya bagi...