21

108 7 2
                                    

"Li, kau mau temani aku tidak?" tanyaku kepada Liam yang sedang fokus ke laptopnya di kamarku. Liam satu kamar dengan Louis dan aku satu kamar dengan Ele, tapi Ele sedang berkunjung ke kamar Louis. Malas melihat Louis dan Ele yang sedang memadu kasih, Liam pun pergi ke kamarku.

"kenapa kau tidak mengiyakan ajakan Ben tadi?" tanya Liam kepadaku sambil masih tetap fokus ke laptopnya.

"Li, aku ini malas jika pergi berdua dengannya. Kau kan tahu bagaimana Louis. Louis pasti menyuruh Ben untuk mengajakku berkeliling kota, hanya berdua, aku dan Ben saja. Sedangkan kau, Louis dan Ele akan stay di hotel. Aku tidak mau berdua dengannya Li. Dia ikut bersama kita ke sini saja aku sudah malas." ujarku kepada Liam.

"Alice, aku minta maaf ya. Tapi aku sedang tidak bisa. Aku harus menyelesaikan project Mr. Hans ini." ujar Liam.

"Li... Li... liburan masih saja memikirkan kuliah." ujarku menggerutu.

Karena Liam tidak bisa menemaniku, akhirnya aku memutuskan untuk pergi berkeliling kota seorang diri.

...

"Li, aku mau pergi ya. Aku pastikan empat jam lagi aku sudah tiba di hotel ini." ujarku kepada Liam sambil merapikan rambutku.

"kau mau kemana? Sama siapa?" tanya Liam.

"entahlah, jalan-jalan berkeliling kota mungkin. Aku akan pergi sendiri." jawabku.

"bagaimana jika Louis bertanya padaku? Aku harus bilang apa padanya?"

"bilang saja aku pergi ke kedai kopi, ke toko buku, atau melakukan kegiatan fotografi." ujarku sambil menunjukkan kameraku kepda Liam.

"tapi ia pasti akan marah padaku jika membiarkan kau pergi sendiri."

"Li, cukup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Li, cukup. Aku sudah besar. Aku tidak perlu ditemani jika ingin bepergian. Sudah ya, aku pergi dulu. Bye." ujarku sambil menutup pintu kamar.

...

Aku berjalan ke salah satu sudut di kota ini. Duduk di sebuah kursi taman sambil melihat pemandangan kota. Sesekali aku memotret pemandangan yang ada di sini dengan kameraku.

...

"Alice." ujar seorang laki-laki yang suaranya cukup familiar di telingaku. Aku pun menolehkan kepalaku ke arah sumber suara. Ternyata laki-laki tersebut adalah Aaron.

"tak kusangka kita bertemu di sini. Kau sedang apa?" tanya Aaron kepadaku.

"just chillin'. Menikmati pemandangan kota." jawabku singkat.

"boleh aku duduk?" tanyanya.

Aku tidak menjawabnya. Aku hanya menggeser posisi dudukku.

"kau dengan siapa di tempat ini?" tanyanya lagi.

"sendiri." jawabku.

"apa Harry menonton coachella juga?"

"tidak. Ia di Inggris."

My Protective Brothers 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang