Hari sudah sore. Namun dua orang yang sejak tadi pergi ke Taman Istana itu belum juga kembali.
Grizelle, Lea dan Yonna menunggu keduanya. Pekarangan Istana yang luas itu hanya tersisa beberapa tenaga kebersihan dan pelayan.
Sudah satu jam Pearly dan Noah pergi. Bukan apa-apa, tetapi sekitar sepuluh menit yang lalu Ratu Airish menanyakan keberadaan Pearly pada Grizelle.
"Lalu kamu jawab apa?" tanya Lea penasaran.
"Aku memberitahunya kalau mereka sedang ke taman Istana sejak satu jam yang lalu. Kemudian aku tanya apa aku harus menyusulnya karena takut-takut ada hal yang penting, Ratu bilang tidak perlu."
Yonna tampak berfikir. "Kurasa Ratu sedang membiarkan Pearly untuk menenangkan pikirannya sesaat." Ia menghela nafas. "Sejujurnya, akupun sangat khawatir memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Apakah rencana Ratu dan Petinggi Istana akan berhasil?"
Lea berdecak. "Sial, Yonna, aku sudah berusaha keras untuk tidak khawatir tapi kau mengingatkanku akan hal itu. Percayakan semua pada mereka dan yakinlah semua akan baik-baik saja."
"Aku hanya merasa tidak bisa berdiam diri saja. Kehancuran di depan mata dan-"
"Berhenti!" Grizelle menginterupsi. "Yonna, jangan diteruskan. Kita semua tahu itu, tapi tolong ikuti saja semua yang ada dulu saat ini. Memang apa yang bisa kita lakukan? Kau ingin mencari Vivian dan merebut Odbrana? Kau tahu dimana dia? Mencari iblis itu sama saja cari mati,"
Lea menambahkan, "Yang harus kita lakukan saat ini hanyalah memulihkan diri dari luka peperangan, serta terus belajar dan melatih diri untuk lebih kuat. Sambil menunggu hasil Sledovanie dan perintah berikutnya, kurasa tidak ada yang bisa kita lakukan selain itu."
Yonna hanya bisa merengut pasrah. Belakangan ini memang pikiran dan perasaannya berkecamuk. Ia tahu bukan hanya dirinya tapi semua prajurit dan orang Istana juga merasakan hal yang sama. Tapi tetap saja ada kalanya kecemasannya tidak dapat ia kontrol.
Ditengah percakapan serius itu, Grizelle mendapatkan pemandangan yang membuatnya ingin geleng-geleng kepala. Ah, tapi tidak juga. Lihatlah kedua orang yang sedang kasmaran itu. Sebenarnya mereka hanya berjalan sambil bergandeng tangan. Satu hal yang tidak pernah absen, yaitu Pearly yang selalu tidak bisa menahan senyum lebarnya saat bersama Noah. Kekehan Grizelle mengundang tatapan tanya oleh kedua orang di sampingnya.
"Aish," Lea tersenyum lucu melihat pemandangan itu. "Noah benar-benar pandai dalam berekspresi, bukan? Ku yakin dalam hatinya ia berdebar dan bahagia."
Yonna tertawa kecil. "Yeah setidaknya ada pasangan kecil nan lucu ini yang dapat menghibur kita."
Grizelle dan Lea serempak menoleh dengan kening yang bertautan.
"Pasangan kecil katamu?" tanya Grizelle.
"Hei, kau hanya lebih tua satu tahun dari Pearly." timpal Lea.
"Malah dulu kau mengaku lebih muda darinya!"
"Dan bukankah Noah lebih tua darimu?"
Yonna menatap kedua temannya bergantian dengan mulut terbuka. Astaga, mengapa mereka terlalu ambil serius perkataannya?
Tepat saat itu perhatian mereka teralihkan oleh Pearly yang berlari ke arah mereka mendahului Noah.
"Hei, kalian menunggu kami?"
Grizelle mengangguk. "Tadi Ratu sempat mencarimu," jawabnya saat jarak Pearly sudah lebih dekat.
Seketika raut wajah Pearly berubah. Ia jadi merasa tidak enak dan tiba-tiba cemas. "Kenapa tidak panggil aku saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brawlers: Missio Undercover
FantasiOdbrana hilang. Membuat dua bangsa yang masih menyatu cemas dan khawatir. Tidak terkecuali Pearly. Bahkan penyebab utamanya adalah orang yang pernah hampir mati di tangannya. Mereka semua pun berusaha keras mencari benda itu dan mendapatkannya. Samp...