III

372 23 2
                                    

III

Ketukan keras di pintu membuat tidurku yang baru sebentar, terusik begitu saja. Aku tahu itu bukan ketiga orang yang sudah hilang kepercayaan padaku, mengingat mereka sangat tahu betul bahwa aku tidak akan bisa memejamkan mata lagi jika tidurku sudah terganggu. Kalau begitu, siapa yang datang? Sedangkan penghuni rumah berlantai dua milik Jo ini hanyalah kami bertiga.

Ketukan itu terdengar makin keras, hingga lebih seperti suara gaduh.
Aku mendengus kesal, kemudian memutuskan untuk turun dan mencari tahu siapa yang berani mengganggu tidur pendekku. Oke, tidur panjang terlalu mainstream jadi tidur pendek lebih pas untuk menggambarkan waktu istirahatku yang sudah dikurangi insomnia terlebih dahulu. 

Saat membuka pintu, aku langsung terlonjak ke belakang saat tiga pria berseragam polisi sudah berdiri di depan kamarku. Mereka memandangku garang dan waspada, seolah aku ini adalah penjahat kelas kakap yang sedang mereka coba untuk bekuk. Aku menarik-hembuskan napas, mencoba untuk tenang.

"Ada yang bisa kubantu?" tanyaku tenang, meski di dalam sana dadaku bergemuruh hebat.

"Anda Nona Annaliza Jenner, benar?" tanya polisi wanita di depanku dengan tatapan seolah-olah berniat membunuhku dengan laser matanya.

Aku mengangguk kaku, "Y-ya, benar. Ada yang bisa kubantu?"

"Kami mendapat perintah untuk membawa Nona guna memberikan keterangan terkait kasus pembunuhan dan penganiayaan yang terjadi beberapa bulan terakhir." Salah satu polisi pria angkat bicara, yang tentu saja langsung membuat bola mataku hampir copot.

Aku mundur beberapa langkah. Entah kenapa tiba-tiba di kepalaku terlintas wajah Ray, dan hatiku terus bergumam bahwa Ray yang menyuruh orang-orang ini datang. Aku benar-benar tidak menyangka Ray bisa melakukan hal ini padaku, padahal sejujurnya ucapanku kemarin sore hanyalah untuk menggertaknya saja.

Huh! Aku sangat menyesal telah menyimpan ketertarikan pada pria itu. Dan lagipula, di mana Jo dan Jean hingga kedua pria dan satu orang wanita ini bisa masuk rumah dengan mudahnya? Atau ... Jo dan Jean memang bersekongkol dengan Ray? Jadi ini artinya aku dikhianati oleh keluargaku sendiri? Benar-benar tidak bisa dipercaya!

"Un-untuk apa? Aku--aku tidak ada hubungannya dengan kasus itu." Sial, suaraku bergetar!

"Nona bisa menjelaskannya di kantor. Mari ikut kami," ucap sang polisi wanita.

"Tidak! Aku tidak mau ikut kalian. Sudah kubilang aku tidak ada hubungannya dengan kasus itu!"
Aku menggelengkan kepala dengan cepat sembari berucap panik.
Ketiga orang itu terus berjalan mendekat sementara aku terus mundur untuk menghindar. Salah satu tanganku meraih kenop pintu, berniat menutupnya sebelum orang-orang itu sampai di ambang pintu.

"Mari ikut kami, Nona Annaliza."

Tepat saat salah satu polisi pria menyelesaikan ucapannya, aku membanting pintu dan menguncinya dari dalam.

"Pergi!" teriakku panik.

"Jangan melawan hukum, Nona!"
Teriakannya itu terdengar diiringi gedoran keras, dan kenop pintu yang diputar-putar.

"Pergi!" teriakku lagi, sambil meraih ponsel dan mencari nomor telepon Jo.

Aku harus menghubunginya, memastikan bahwa kakakku tidak ada hubungannya dengan ini. Tapi sialnya Jo tidak bisa dihubungi, nomornya tidak aktif. Kucoba hubungi nomor Jean, namun lagi-lagi sama seperti Jo yang tidak bisa dihubungi.

"Nona Annaliza!" Polisi pria berteriak lebih keras dengan gedoran yang sama kerasnya.

"Pergi! Aku tidak mau ikut kalian!"
Aku berteriak lagi, kali ini suaraku makin bergetar. Kupandang dengan cemas pintu yang digedor-gedor dari luar.

Another MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang