"Kita yang bertemu."
*
*
*"Lagi ada acara apaan ya, Ge?" Perempuan itu menoleh, menatap kumpulan orang yang melingkar mengelilingi panggung di depan sebuah pusat perbelanjaan.
"Gak tau. Gak ngerti gue sama acara anak sekarang."
"Anak dulu macam lo, ya, mana ngerti sama pikiran anak jaman sekarang." Tawanya menyembur membuat Gege mencibir. Namun tangannya masih memegang erat lengan berjaket loreng itu sambil berjalan memasuki pusat perbelanjaan.
"Lo juga anak dulu, Fani!!"
"Kak Gege!" Panggilan itu menghentikan langkah kedua perempuan yang baru memasuki pusat perbelanjaan itu. Keduanya menoleh pada pintu masuk yang sebagian tertutup para kumpulan orang yang menatap panggung.
Seorang pria bercelana abu-abu dengan jaket Denim menghampiri keduanya.
"Kak Gege, kan?" Tanyanya dengan ibu jari menunjuk Gege.
"Eh, iya. Kamu? Kaya kenal, ya," ucapnya dengan cengiran.
"Dio, kak. Dio Andra."
"Oh, Dio... Sorry, Di. Aku lupa-lupa inget gitu muka kamu."
"Iya gak kenapa-napa, Kak. Kakak mau liat acara itu juga?" Ibu jari Dio kali ini menunjuk pada kerumunan orang yang melingkari panggung.
"Enggak. Kita lagi jalan-jalan aja, menikmati hari sabtu. Oh iya, kenalin ini sahabat aku, Fani."
"Dio, Kak." Perkenalan Dio.
"Fani. Emang itu acara apa sih?"
"Oh, itu kaya acara K-Pop gitu, tapi aku juga gak paham. Tadi diminta sepupu nganter dia aja ke sini."
"Oh." Jawab Gege dan Fani serempak.
"Sepupu kamu sekarang kemana?" Tanya Gege lagi.
"Dia kayanya di barisan paling depan. Aku kesel dari tadi kaya orang aneh celangak-celinguk doang."
"Udah makan, Di? Kita mau makan siang. Kamu mau gabung?" Tawar Fani.
"Boleh, kalau kalian gak keberatan. Dari pada di sini aku kaya anak ilang." Ketiganya tertawa sambil berlalu menuju eskalator.
****
"Ge..."
"Hm?"
"Lo deket sama anak SMA?"
"Hm?" Mata Gege teralih dari layar laptop yang menampilkan anime menatap Fani.
"Si Dio. Lo kayanya sama dia deket."
"Aneh, lo! Kita sering bales komen-komenan aja di grup. Makannya gak terlalu asing sih waktu ketemu dia, soalnya gue udah sering liat foto profilnya. Dia anaknya asik kok, kaya ke lo juga gitu kan. Jadi gampang akrab. Mana mungkin gue deket sama anak SMA. Baru kelas satu pula."
"Ya, kali gitu. Tapi, Ge, bener ya lo gak deket sama dia?! Lo tau sendiri umur lo berapa sekarang. 27 tahun, Ge. Kalo lo deket sama dia. Mau umur berapa lo nikah coba? Sekarang aja lo udah di suruh nikah mulu."
"Iya, Fani..."
****
"Saat itu, rasanya seperti mimpi bertemu denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Tunggu (TAMAT)
Cerita PendekKisah cinta beda usia. **** Saat hati memilih namun sulit mengungkap. Menyangkal tak mungkin hanya harus rela untuk beberapa saat. ****