Seragam putih abu-abu telah melekat sempurna di bandan ramping seorang gadis yang akrab disapa Audrey oleh teman-teman di sekolahnya. Roknya yang cukup minim sangat jelas memperlihatkan kaki putih nan jenjang yang di miliki gadis itu. Bajunya yang tidak terlalu kecil tetapi dapat memperlihatkan bentuk tubuhnya sempurna. Sedikit memoleskan bedan ke wajah putihnya dan Liptint berwarna peach favoritnya.
Menggunakan sepatu kets berwarna putih dan menenteng Jansport Ocean Ombre membuat gadis tersebut mantab untuk melalui harinya. Membiarkan rabut sebahunya terurai begitu saja tanpa ada sentuhan dari apapun.
"Guten Morgan", suara melengking Audrey menghiasi ruang makan keluarga kecilnya yang hanya terdir dari Gema ayah Audrey, anka ibundanya, dan juga Leo adik laki-lakinya. Gema dan Leo yang terlihat sedang asik bercengkrama sedangkan Anka yang masih belum selesai menurus pekerjannya di dapur.
Manurut keluarga ini hanya masakan Ankalah yang cocok dengan lidah mereka sehingga urusan masak-memasak harus Anka sendirlah yang turun tangan langsung dan menyerahkan tugas rumah lainnya kepada asisten rumah tangga mereka. Audrey melangkahkan kakinya menuju ruang makan dan memilih kursi di sebalah Leo sebagai singgah sanahnya.
Melahap roti selai kacang yang telah disiapkan Anka kepadanya. Audray adalah gadis manis yang kurang suka dengan makanan manis dan coklat adalah salah satu makanan yang dapat membuat tubuhnya menjadi merah dan gatal-gatal. Ya Audrey alergi dengan coklat.
Setelah menyelesaikan sarapan paginya yang cukup tenang sekalipun sering terjadi adu mulut antara dirinya dengan Leo, akhirnya Audrey dapat melajukan audi putih kesayangnya yang hapir 2 tahun telah menemaninya selama bersekolah di SMA Cendikia School.
Sekolah yang pernah mempercayai Gema menjadi ketua OSIS pada zamannya. Hal tersebut yang membuat Audrey kurang merasa nyaman ketika gadis tersebut melakukan hal-hal yang melanggar ketentuan sekolah. Yang mana artinya kabar kenakalannya tersebut akan langsung diketahui oleh Ayahnya yang notabenenya banyak di kenal oleh guru-guru di sekolahnya.
Walaupun tidak begitu pintar seperti Ayahnya, Audrey adalah salah satu siswa yang di pertimbangkan dalam hal turnamen cheerleader. Menjadi salah satu bagian dari ekskul yang sangat banyak di minati oleh kaum hawa dan jajaran gadis-gadis cantik di hampir semua sekolah menengah.
"Au"
"Audrey. Nama gue Audrey dan lo engga usah nyingkat-nyingkatin nama gue"
"Oke gue ulang. Audrey !"
"Apaan ?"
"Manggil doang elah"
Itulah Brigita Shasha. Gadis berkulit sawo matang yang akrab di panggil Gita. Teman perta yang dimiliki Audray saat pertama kali menginjakan kakinya di SMA Cindikia School. Bagi Audrey Gita adalah gadis yang sangat menyebalkan tetapi sangat memahami Audrey.
Tingkah lugu dan kemampuan berpikirnya yang lambat membuat siapa saja akan gemas ketika berbicara dengan Gita. Walaupun begitu Gita adalah gadis periang yang akan setia melindungi siapapun yang dia sayangi. Tidak tega melihat siapapun terluka tetapi akan sangat agresif saat melihat orang yang dia sayangi terluka.
Itulah alasan kenapa Audrey sangat beruntung mendapatkan teman sepertinya. Sifat nyebelin yang dimiliki oleh Gita seakan-akan tidak mempan untuk orang seperti Audrey.
Gadis periang itu juga baik dalam hal mendengarkan kisah-kisah SMP Audrey yang sempat membuat gadis itu menjadi terpuruk. Adelia Adara, gadis yang diyakini Gita adalah teman dekat dari Audreylia Geinah. Tidak banyak yang di ceritakan Audrey tentang sosok Adelia, tapi satu hal yang dapat di pastikan jika banyak luka yang tercipta dalam perteman 3 tahun mereka saat berada di bangku SMP.
YOU ARE READING
Starlight
Teen Fiction" Dan Lo adalah suatu hal paling susah gue temuin my Bull's Eye", Audreylia Geinah "Karena tempat gue bukan di langit dan sampai kapanpun gue engga akan pernah kelihatan di mata lo ", El Diego Aldebaran Saat semua rasa bercampur menjadi satu walaupu...