Cukup lama harus berkutat dengan pemebalajaran hari ini, bunyi sekolah manjadi penghibur yang tiada duanya bagi masyarakat Cendikia terkhususnya para murid. Ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Audrey dan teman-temannya. Gadis tersebut memilih untuk segera kembali ke rumahnya.
Berjumpa dengan kasur kesayangnnya dan mengisi perutnya dengan makanan lezat yang telah di siapkan Anka untuk keluarga mereka. Mengabaikan tugas piket yang seharusnya di laksanakan sepulang sekolah. Dengan berat, Audrey melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah. Tak lupa berpamitan dengan teman-tamannya yang masih haha hihi dengan anak-anak lainnya. Entahlah, kejadian hari ini membuatnya lelah.
Parkiran sekolah telah rame di krumunin siswa siswi yang hendak meninggalkan area sekolah, hal inilah yang membuat Audrey harus terjebak dalam kemacetan internal dalam sekolahnya.
Kadang hal inilah yang membuat Audrey berpikir untuk tidak membawa Audi putihnya ini, hanya saja kendaraan umumlah yang akan menjadi temannya untuk beraktivitas ke sekolah. Leo yang diantar jemput oleh bis sekolah, Gema yang super sibuk dan Anka yang tidak bisa membawa kendaraan apapun. Mau tidak mau untuk hal ini Audrey harus bersikap lebih dewasa.
......
Bagi Audryelia Geinah berkumpul bersama dengan teman-temannya adalah hal yang penting, tetapi quality time pribadi juga merupakan hal yang tidak kalah penting.
Dia mempercayai bahwa setiap orang pasti membutuhkan waktu untuk diri mereka sendiri. Membutuhkan waktu untuk bersama orang lain.
Dan itulah yang coba untuk diterapka oleh Audrey saat ini. Menghabiskan waktu di kamarnya yang di dominasi dengan warna biru langit, aroma lavender sangat khas tercium dalam ruangan yang banyak di tempelin gambar-gambar abstrak yang mewakili hidupnya saat ini. Membutuhkan tempat yang dapat memberikan kehangatan dan tenaga kepada Audrey.
Tapi tidak disaat perutnya sedang merasa lapar. Cukup puas menghabiskan waktu di tempat tidurnya, gadis tersebut melangkahkan kaki jenjangnya menuruni tangga dan menuju lokasi yang bernama dapur.
Melihat sosok Anka yang sedang sibuk menyiapkan makan malam bagi kelurganya. Membuka pintu berbahan alumunim dan mengambil beberapa kebutuhan yang dapat mengisi kekosongan perutnya. Pilihannya jatuh kepada kripik kentang yang masih tersegel sempurna di dalam kemasan hijau, menuangkan segelas air lemon yang selalu disiapkan Anka setiap hari. Setalah merasa bahwa semunya telah cukup, gadis tersebut melanjutkan langkahnya menuju ruangan keluarga.
Terdapat TV yang biasa menemani keluarga tersebut ketika sedang menghabiskan waktu bersama. Menggonta-ganti chenel hingga berhenti pada tayangan series drama korea yang telah Ia tonton satu tahun lalu.
"Audreylia sekarang tolong bunda kembalikan piring tetang baru kita"
Pinta Anka kepada Audrey yang terlihat sangat jelas enggan untuk meninggalkan sofa nan empuk tersebut. Ingat kejadian tempo hari ? seorang wanita bersama putranya mendatangi kediaman rumah keluarga Gema dan memberikan sepiring cake mini.
Sekarang waktunya mereka untuk menjalankan kewajiban untuk mengambalikan piring yang bukan milik rumah ini. Tapi bukan Anka namanya jika akan langsung melaksanakan apa yang di suruh oleh Anka. Apalagi dia harus berjalan kaki.
Tiga empat kali permohonan itu keluar dari mulut Anka hingga akhirnya Audrey berdiri dari duduknya. Jangan Tanya dimana asisten rumah mereka berada, karena bagi Anka meminta Audrey untuk melakukan hal ini adalah salah satu caranya untuk mendidik anaknya untuk mengenal lingkungan rumah mereka.
"Bun, Audrey bawa mobil ya"
"Engga usah, bawa piringnya aja"
"Maksud Audrey, Audrey kendaraain mobil ya ?"
YOU ARE READING
Starlight
Novela Juvenil" Dan Lo adalah suatu hal paling susah gue temuin my Bull's Eye", Audreylia Geinah "Karena tempat gue bukan di langit dan sampai kapanpun gue engga akan pernah kelihatan di mata lo ", El Diego Aldebaran Saat semua rasa bercampur menjadi satu walaupu...