"Bun, Audrey berangkat sekarang ya, bye""Kamu sarapan dulu, Drey"
Tepat pukul 06.30 Audrey memilih meninggalkan kediamannya tanpa mengisi perutnya terlebih dahulu, hanya berpaminta kepada Anka yang terlihat sibuk sedang menyiapkan sarapan pagi.
Belum terlihat Gema maupun Leo di ruang makan. Sesuai dengan tekad yang telah Ia bulatkan, hari ini Ia akan memulai perjuangannya. Dan langkah pertama yang Ia lakukan adalah meminta El untuk berangkat sekolah bersamanya. Tepatnya Audrey ingin menumpang kendaraan El. Entah apa yang nantinya pria itu gunakan. Yang terpenting Audrey harus telah tiba di kediaman Aldebaran sebelum El meninggalakan dirinya.
Selamat . Terdapat 2 kendaran mewah yang terlihat masih terparkir di halaman kediaman Aldebaran. Mobil sport putih dan motor sport hitam. Kira-kira kendaraan mana yang akan di gunakan oleh El.
Pastinya El dan Diego tidak akan menggunakan satu kendaraan yang sama. Secara SMA Cendikia dan SMA Joanas memiliki arah yang berlawanan. Di tambah lagi kemacetan di Jakarta sering tidak bisa diprediksi, sehingga peluang El dan Diego untuk pergi ke sekolah berbarengan sangatlah tipis.
Ingin sekali Audrey melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, tapi gadis tersebut masih terlalu kaku dengan tetangga barunya. Mungkin memerlukan beberapa minggu lagi untuk membuat mereka saling akrab.
Tak lama berselang sosok yang sedari tadi Ia tunggu-tunggu akhirnya menunjukan batang hidungnya. Tapi tidak hanya satu melainkan dua. Masih dapat terdengar dengan jelas ketika dua pemuda itu berpamitan kepada orangtuanya.
Diego yang menyadari kehadiran Audrey di halaman keluarga Aldebaran seketika memasang wajah bertanya mengapa gadis tersebut ada di situ. Sedangkan El yang setia menenteng ransel hitamnya seperti tidak menyadari kehadiran Audrey. Pria itu terlihat sangat focus dengan kegiatannya yang sedang menyetel motor yang akan Ia gunakan. El mengendarai motor dan Diego yang mengendarai mobil.
Diego dapat menebak tujuan kedatangan Audrey ke rumah mereka sepagi ini. Tatapan gadis bermata coklat tersebut sedari tadi focus tertuju kepada saudaranya yang sama sekali tidak menyadari kehadirannya.
Ada rasa penasaran dengan apa yang akan di lakukan oleh Audrey. Diego penasaran apakah Audrey akan tetap berniat berangkat ke sekolah dengan El, atau gadis itu akan berubah pikiran. Pertama, El saja tidak menyadari kehadirannya. Kedua, Audrey menggunakan rok sekolah yang cukup pendek. Hal konyol ketika gadis itu masih tetap nekad untuk menaiki motor El. Itu pun jika El izinkan.
Diego tau jika El dan Audrey bersekolah di SMA yang sama. Masih teringat sangat jelas peristiwa kemarin sore ketika Audrey mengembalikan piring ke rumahnya.
"Gue bisa antar lo, dan setelah itu gue telat"
"Gue engga butuh tumpangan lo"
"Okay"
"Tapi jangan harap El akan.."
Belum sempat Diego menyelesaikan kalimatnya, Audrey telah melenggang meninggalkan tempatnya. Tanpa aba-aba gadis tersebut langsung menaiki motor yang siap untuk di kedarai El."Apaa-apaan lo"
Terkejut. El sangat terkejut dengan kehadiran gadis yang beberapa hari lalu berani mengganggu dirinya. El belum mengenal Audrey. Dan enggan untuk mengenalnya. Yang El tau, Audrey adalah gadis gila yang meminta El untuk menjadi pacaranya. El tidak menyangka akan berurusan dengan gadis bar-bar seperti Audrey.
"Kita hanya punya waktu 20 menit, gue engga mau di hukum karena telat"
"Lo turun"
"Masa lo tega ninggalin gue ?"
YOU ARE READING
Starlight
Teen Fiction" Dan Lo adalah suatu hal paling susah gue temuin my Bull's Eye", Audreylia Geinah "Karena tempat gue bukan di langit dan sampai kapanpun gue engga akan pernah kelihatan di mata lo ", El Diego Aldebaran Saat semua rasa bercampur menjadi satu walaupu...