Chapter One

24 3 3
                                    

Satu Tahun Kemudian...

Di masa akhir SMA, tepatnya kelas 12 banyak di habiskan dengan waktu praktek dan ujian. Gilsha juga disibukkan dengan mulai mengurus surat - surat untuk kuliah ke luar negeri, ia sangat berminat untuk tidak kuliah di dalam negeri.

"Emang lo gak butuh surat rekomendasi dari sekolah?"
Ucap Lala, namanya Kayla cuman lebih enak di panggil Lala, gak keribetan gitu.

"Gue kan ambil swasta bukan negeri. Tapi gatau juga entar gue hubungin pihak kampusnya"
Gilsha masih menulis beberapa catatan Biologi, karena harus di kumpulkan sebelum pelajaran selanjutnya masuk.

"Disini terlalu pait ya Sha? sampe lo mau jauh - jauh"

Lala itu orangnya sensitive, gampang nangis sama hal - hal kecil yang menurut dia sedih dan terharu.
Dulu Lala shipper hubungan Gilsha dan Gavin, tapi setelah satu tahun Gavin mendiamkan Gilsha, Lala yang akan paling bacotin Gavin kalau tiba - tiba cowok itu lewat depan mereka.

Mungkin satu angkatan tau, dulu Gavin dan Gilsha selalu bareng bahkan Gavin sering mempertontonkan kejahilannya pada Gilsha di sekolah. Tepat setelah hari dimana Gavin mengantarkan Gilsha pulang, semuanya berubah, saat anak kelasnya nyorakin untuk Gavin dan Gilsha jadian, sejak saat itu Gavin mendiamkan Gilsha sampai sekarang.

"Gue gamau bahas itu La, lo tau sendiri kan bukan soal Gavin aja, keadaan keluarga gue gak kaya dulu"

Benar saja Lala menangis lalu memeluk Gilsha, untung saja kelas sepi karena masih jam istirahat.

"Kan masih ada keluarga gue Sha, masih ada Adryan juga yang pastinya masih butuh lo banget"

Gilsha tersenyum miris, dia juga tidak tega meninggalkan Adryan adik kandungnya, selain adik tiri yang sudah ada hasil dari perselingkuhan papah nya.

Satu tahun lalu orang tua Gilsha bercerai, karena papah nya mempunyai istri lain. Sejak saat itu mamah nya jadi selalu pulang tengah malam, sampai tidak ada waktu lagi untuk Gilsha dan Adryan.

"Kan gue bisa titipin Adryan sama lo, udah dong La nanti kalau liburan gue bakalan pulang kesini"

"Pokonya gue benci Gavin!"
Gilsha sudah tidak heran Lala mengumpat padahal Gavin baru saja lewat di depan mereka.

"Padahal kita lagi gak ngomongin dia La" ucap Gilsha sambil melepaskan pelukan Lala, ia memilih melanjutkan tugas catatan, tanpa peduli Gavin yang sudah duduk di belakang. Sedangkan Lala memilih bermain ponsel daripada mengerjakan tugas catatan.

***

Bel pulang sudah berbunyi tiga kali, barusan Lala pamit buru - buru karena ada janji menemani ibunya ke salon. Lala sempat mengajak Gilsha ikut, tapi Gilsha menolak takut malah iri melihat kedekatan Lala dengan ibunya, padahal dulu Gilsha juga seperti itu, pernah merasakan.

Gilsha berjalan menuju kelas 11 IPS 2, kelas Adryan mereka berdua memang hanya berbeda satu tahun.

"Sha gue lupa, hari ini latihan futsal sama kelas lo, mending ikut aja nonton doang gausah teriak - teriak"
Gilsha menghembuskan nafasnya kasar lagian siapa juga yang mau teriak ucap Gilsha dalam hati, Adryan pasti tau kalau Gilsha kesal.

"Yakan lupa Sha, jangan marah dong. lagian dirumah juga ngapain, kerjaan lo nonton drakor doang" Adryan selesai mengganti sapatunya dengan sepatu futsal, ia masih enggan berdiri hanya tetap duduk sambil melihat Gilsha yang kesal.

"Gue gasuka drakor ya, gausah ngarang"

Adryan tertawa, senang menggoda Gilsha yang sama sekali tidak menyukai drakor.

"Yaudah gaada pilihan lagi kan selain lo ikut sama gue"

"Tapi Sha, Gavin ikut maen. Gue juga baru tau dia bisa maen futsal, gue kira dia cuman bisa nyakitin lo doang" Kata Adryan sambil merangkul bahu Gilsha.

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang